Ini Pesan Mahasiswa Kedokteran di Cina Asal Buton Selatan Tentang Virus Corona
Deni Djohan, telisik indonesia
Selasa, 28 Januari 2020
0 dilihat
La Ode Ali Musyafar, Mahasiswa Asal Buton Selatan, Sulawesi Tenggara (Sultra), yang saat ini sedang menjalani pendidikan Specialist Neurosurgery The Chongqing, China. Foto: Istimewa
" Pesan saya, jangan berinteraksi dulu dengan mayarakat yang keluar masuk China dalam kurun waktu sebulan terakhir dan belum melalui observation dan menunjukan gejala serupa. Kemudian untuk mereka yang hendak berpergian ke luar negeri atau penerbangan domestic yang melalui bandara international agar mengenakan masker. Dan terkhusus buat masyarakat yang punya rencana liburan atau mau ke China agar menunda dulu sampai situasi aman. Karena saat ini di China, bandara dan stasiun kereta paling bahaya. "
BAUBAU, TELISIK.ID - Mahasiswa Asal Buton Selatan, Sulawesi Tenggara (Sultra), yang saat ini sedang menjalani pendidikan Specialist Neurosurgery The Chongqing, China, La Ode Ali Musyafar, meminta agar warga Indonesia, khususnya Sulawesi Tenggara untuk waspada akan bahaya virus Corona yang sedang mewabah di Asia.
Baca Juga: Simpulan Para Ahli, Tumpahan Minyak CPO Akibatkan Pencemaran Lingkungan
"Pesan saya, jangan berinteraksi dulu dengan mayarakat yang keluar masuk China dalam kurun waktu sebulan terakhir dan belum melalui observation dan menunjukan gejala serupa. Kemudian untuk mereka yang hendak berpergian ke luar negeri atau penerbangan domestic yang melalui bandara international agar mengenakan masker. Dan terkhusus buat masyarakat yang punya rencana liburan atau mau ke China agar menunda dulu sampai situasi aman. Karena saat ini di China, bandara dan stasiun kereta paling bahaya," tutur La Ode Safar melalui sambungan Whattshapnya, Selasa (28/01/2020).
Juara olimpiade Kesehatan tingkat dunia tahun 2017 lalu itu menjelaskan, Novel coronavirus atau new coronavirus, adalah salah satu virus tipe baru dari coronavirus yang baru di temukan. Pada umumnya, para penderita yang terkena virus ini akan menyebabkan respiratory symptom.
Penyebaran virus ini sangat cepat. Dalam kurun waktu lebih dari satu bulan saja, virus ini sudah menyebar di semua kota di China.
"Temuan asal virus untuk update saat ini masih diperkirakan dari binatang buas karena sumbernya dari seafood market di Wuhan," ungkapnya.
Pria berdarah Batauga ini mengatakan, sejauh ini, belum ada Vaccine dan Treatmen pasti untuk penyembuhan virus ini. Para ilmuwan hingga kini juga masih terus melakukan penelitian.
"Pada umumnya yang meninggal adalah pasien yang sudah berumur dan punya riwayat penyakit respiratory," tambahnya.
Pria kelahiran 25 tahun lalu itu mengatakan, ada beberapa cara mencegah virus tersebut. Pertama, Pada saat keluar rumah harus menggunakan masker. Untuk masker yang digunakan hanya ada 2 macam yaitu surgical masker dan N95 masker. Kemudian sering mencuci tanggan. Ketiga, untuk makanan dagingnya harus yang matang dan upayakam menghindari makanan seperti barbeque. Keempat olahraga. Dengan olehraga ini bisa membantu meningkatkan daya tahan tubuh.
"Untuk di China, kami disarankan menghindari seseorang yang mempunyai gejala flu. Apabila batuk dan bersin, harap menggunakan etika batuk. Jika berada di dalam rumah atau ruangan upayakan membuka jendela untuk ventilasi udara," jelasnya.
Baca Juga: Bupati Konawe: Jalur Laut Morosi Rawan Masuknya Pembawa Virus Corona
Berdasarkan data yang ia ketahui, masyarakat kepulauan Buton yang berada di China secara terpisah berjumlah 10 orang. Mereka masing-masing, Chongqing tiga orang, Haikou lima orang dan Harbin dua orang.
Reporter: Deni Djohan
Editor: Sumarlin