Jarang yang Tahu, Ternyata Ini Masjid Tertua Kendari Berdiri Sejak Tahun 1957
Ridho Syafarullah, telisik indonesia
Jumat, 15 April 2022
0 dilihat
Tampilan Masjid Raya Kendari yang menjadi masjid tertua di Kota Kendari, berdiri sejak Tahun 1957. Foto : Ridho Syafarullah/Telisik
" Masjid Raya Kendari yang bertempat di wilayah kota lama, Jati Mekar, Kecamatan Kendari, Kota Kendari diklaim sebagai masjid pertama di Kota Kendari "
KENDARI, TELISIK.ID - Masjid Raya Kendari yang bertempat di wilayah kota lama, Jati Mekar, Kecamatan Kendari, Kota Kendari diklaim sebagai masjid pertama di Kota Kendari.
Selaku Imam Masjid Raya Kendari, Yayat menuturkan, jika memang betul adanya jika masjid tersebut yang pertama berdiri di Kota Kendari.
"Iya benar, masjid ini yang pertama ada di Kota Kendari, namun kalau untuk sejarahnya saya kurang tau, karena saya mulai jadi imam di sini tahun 2014," tutur Yayat, Jumat (15/04/2022).
Penelusuran Telisik.id, terus berlanjut hingga akhirnya bertemu dengan sosok yang nampak sangat bersahaja bernama Drs H Al Muhajirin, ia selaku Ketua Pengelola Masjid Raya yang paham betul sejarah berdirinya Masjid Raya Kendari.
Al Muhajirin menjelaskan, masjid tertua tersebut rupanya memiliki sejarah yang cukup panjang. Ia berdiri sejak tahun 1957, awalnya masjid itu bertempat di dekat pelabuhan Nusantara.
Baca Juga: Pelataran Kantor Gubernur, Tempat Ngabuburit Ramah Dompet
"Namun masjid ini dipindahkan ke sini berdasarkan inisiatif para tetua terdahulu, karena memiliki lokasi yang cukup strategis menurut mereka, masjid ini juga pernah menjadi Masjid Provinsi Kota Kendari," jelas Al Muhajirin.
Al Muhajirin juga bercerita, jika strukur bangunan masjid kini sudah banyak yang berubah, hanya menara masjid yang tidak diubah, karena tetap menjaga cagar budaya pada masjid tersebut.
Baca Juga: Lalu Lintas Pasar Baru Macet Akibat Lampu Merah Padam
Ada yang menarik pada struktur bangunan menara masjid ini, yakni tidak memiliki tiang besi, namun masih tetap berdiri kokoh hingga saat ini.
Hingga kini Masjid Raya Kendari tetap eksis menjadi tempat beribadah bagi masyarakat setempat yang memeluk agama Islam. (B)
Reporter: Ridho Syafarullah
Editor: Kardin