Jeffrey Dahmer Diklaim Bukan Psikopat Walau Habisi Nyawa 17 Orang, Satu Hal Ini Jadi Pemicunya

Ibnu Sina Ali Hakim, telisik indonesia
Kamis, 27 Oktober 2022
0 dilihat
Jeffrey Dahmer Diklaim Bukan Psikopat Walau Habisi Nyawa 17 Orang, Satu Hal Ini Jadi Pemicunya
Sosok Jeffrey Dahmer, pembunuh berantai dan penjahat seksual, mendadak menjadi sorotan. Foto: Cdt.ch

" Sosok Jeffrey Dahmer, pembunuh berantai dan penjahat seksual, mendadak menjadi sorotan "

WASHINGTON, TELISIK.ID - Sosok Jeffrey Dahmer, pembunuh berantai dan penjahat seksual, mendadak menjadi sorotan.

Melansir Intisari.grid.id, ini semua karena kisah Jeffrey Dahmer diangkat dalam series Netflix berjudul "Monster: The Jeffrey Dahmer Story". Jeffrey Dahmer membunuh 17 pria antara tahun 1978 hingga 1991. Lalu dia bunuh oleh sesama narapidana pada 1994.

Sebelum meninggal, Jeffrey Dahmer dijatuhi 16 hukuman seumur hidup. Meski begitu, seorang ahli saraf berargumen bahwa pembunuh berantai AS yang terkenal Jeffrey Dahmer bukanlah seorang psikopat

Hal itu karena dia menunjukkan 'empati emosional dengan orang-orang'.

Baca Juga: Fakta Musnahnya Kaum Sodom Kini Ditemukan Ilmuan

Profesor James Fallon, 74, seorang psikiater di University of California , Irvine berpendapat bahwa perilaku Dahmer lebih cocok disebagai orang dengan gangguan kepribadian ambang (BPD).

Ini adalah suatu kondisi di mana seseorang kesusahan untuk mengatur emosi mereka dan punya kontrol impuls yang buruk. Fallon percaya si pembunuh menderita BPD karena masa kecilnya yang tidak stabil.

Banyak yang percaya bahwa Dahmer psikopat, namun psikopat adalah orang-orang yang kurang empati, manipulatif dan sering mengabaikan konsekuensi dari tindakan mereka.

'Jeffrey Dahmer bukan psikopat. Semua karakteristiknya mengarah ke BPD,' kata Fallon. 'Tidak pernah dikonfirmasi bahwa dia adalah seorang psikopat tetapi semua orang berasumsi demikian.

'Dia menunjukkan empati emosional dengan orang-orang dan banyak psikopat tidak memilikinya.' Fallon telah mempelajari pencitraan otak psikopat - terutama para pembunuh dan pembunuh berantai - sejak 1989.

Ia juga meneliti beberapa gangguan kepribadian lainnya, termasuk BPD. BPD ditandai dengan ketidakstabilan emosional yang ekstrem, perilaku impulsif, hubungan yang intens dan tidak stabil, serta pola berpikir yang mengganggu.

Dilansir dari Kompas.com pada Kamis (20/10/2022), Jeffrey Dahmer lahir dengan nama Jeffrey Lionel Dahmer pada 21 Mei 1960 di Wisconsin, Amerika Serikat (AS).

Dia merupakan anak pasangan Lionel dan Joce Dahmer. Sebenarnya, Jeffrey Dahmer adalah anak yang energik dan ceria. Namun semua berubah ketika dia melakukan operasi hernia ganda atau inguinal pada usia 4 tahun.

Sejak itu, Jeffrey Dahmer mulai menjadi anak yang pendiam. Perubahan sikap itu semakin menjadi ketika adik laki-lakinya lahir.

Ketika remaja, dia berulang kali pindah dan hal itu menyebabkan kediaman Jeffrey Dahmer semakin terlihat.

Masalah Jeffrey Dahmer mulai muncul ketika dia memiliki sedikit teman. Dia terkenal dengan tempramentalnya.

Soal dorongan untuk membunuh dan berhubungan seksual dengan mayat (nekrofilia), Dahmer mengklaim bahwa itu dimulai saat usianya 14 tahun.

Baca Juga: Negara Ini Punya Hukuman Unik Bagi Orang yang Jomblo di Umur 25 Tahun

Diperkirakan ketidakharmonisan pernikahan kedua orangtuanya hingga proses perceraian keduanya menjadi awal mulanya.

Dahmer pun mulai suka minum-minum dan suatu hari dia telah membunuh korban pertamanya. Ketika orangtuanya bercerai, Dahmer ikut ayahnya. Lalu ayahnya ingin dia masuk Angkatan Darat. Dahmer mengikutinya. Dia mendaftar pada akhir Desember 1978 dan dikirim ke Jerman.

Akan tetapi pada awal 1981, Angkatan Darat memulangkannya. Alasannya karena masalah minum-minum Dahmer.

Di saat yang sama, Jerman mulai menyelidiki soal serangkaian kasus pembunuhan yang mulai terjadi ketika Dahmer muncul. Akan tetapi tidak diketahui apakah ada korban saat dia bertugas di Angkatan Darat. (C)

Penulis: Ibnu Sina Ali Hakim

Editor: Kardin

Baca Juga