Jokowi dan Golkar

Efriza, telisik indonesia
Minggu, 05 Mei 2024
0 dilihat
Jokowi dan Golkar
Efriza, Dosen Ilmu Politik dan Owner Penerbitan. Foto: Ist.

" Tampaknya Presiden Jokowi masih menahan diri untuk memilih sebagai Kader Golkar dengan resmi bukan sekadar statement elit partai Golkar semata "

Oleh: Efriza

Dosen Ilmu Politik dan Owner Penerbitan

AIRLANGGA Hartarto, Ketua Umum Golkar menginformasikan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan anak sulungnya Gibran Rakabuming Raka sudah menjadi keluarga besar Golkar. Hanya saja tinggal menunggu formalitas saja.

Meski begitu, tampaknya Presiden Jokowi masih menahan diri untuk memilih sebagai Kader Golkar dengan resmi bukan sekadar statement elit partai Golkar semata. Jika ditelusuri memungkinkan kita dapat menyikapinya dari sisi internal dan eksternal yang dapat diterka dari Presiden Jokowi menunggu moment pengumuman dirinya bergabung dengan Golkar.

Faktor Eksternal Dipertimbangkan

Dari situasi eksternal mempengaruhi keputusan Jokowi katakan tidak terburu-buru menyatakan bergabung bersama Golkar. Lingkungan luar, yang tampaknya mempengaruhi adalah Jokowi diperkirakan masih melihat proses Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dalam Keputusan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) pada tanggal 24-26 Mei ini yang juga akan menentukan sikap PDIP untuk memilih bergabung atau memilih sebagai oposisi pemerintah.

Diyakini jika Jokowi resmi bergabung bersama ke Golkar, dikhawatirkan rencana bergabungnya PDIP ke Pemerintah malah batal. Jika PDIP batal bergabung dengan pemerintahan, maka dikhawatirkan akan membahayakan upaya rekonsiliasi yang sedang dilakukan oleh Prabowo sebagai calon presiden (capres) terpilih.

Baca Juga: Perkiraan Sikap Anies Baswedan Pasca Pilpres 2024

Bukan hanya sekadar rekonsiliasi yang dapat terganggu, tetapi juga rencana program berkelanjutan akan terganggu. Pemerintahan Jokowi berharap program-programnya akan dilanjutkan oleh Prabowo. Jika PDIP sebagai oposisi dapat diterka malah yang akan terjadi adalah sebaliknya yakni diganggu oleh PDIP. Ini dugaan yang disinyalir dari sisi lingkungan eksternal yang turut diperhitungkan oleh Jokowi dalam menafsirkan situasi politik.

Sisi Internal dan Pertimbangan Jokowi

Dari sisi internal yang dipertimbangkan oleh Jokowi, seperti ia masih melihat kesolidan Golkar. Kesolidan Golkar ini ditunggu oleh Jokowi dengan asumsi setelah ia mengirimkan sinyal sebagai kader Golkar, lalu respons kader-kader Golkar yang sedang ditunggunya.

Tidak bisa diabaikan oleh Jokowi bahwa Golkar terdiri dari banyak faksi. Jokowi diperkirakan khawatir kubu Airlangga memang menerima dirinya tetapi faksi-faksi lain di internal Golkar malah menolaknya.  

Jika itu yang terjadi maka Jokowi tidak bisa menjadi pemain inti di Golkar. Jika tidak dapat sebagai pelaku utama, dengan karir politik Jokowi yang sudah diakhir sebagai Presiden, maka ini menunjukkan kesia-siaan semata dirinya bergabung di Golkar.

Jokowi juga turut memikirkan ingin menyelesaikan berbagai program kerjanya yang dirancang bersama PDIP. Dua periode kepemimpinan Jokowi tentu saja tak bisa dilepaskan dari hubungan dirinya dengan PDIP sebagai partainya dan yang mengusung dirinya sebagai presiden selama dua periode.

Baca Juga: Mahkamah Konstitusi (MK) dan Sahabat Pengadilan

Ini menunjukkan Jokowi sebagai Presiden ingin menghormati PDIP dan juga mengamankan pemerintahannya, agar Jokowi bisa turun dengan terhormat tanpa terjadinya konflik berkepanjangan di antara Jokowi dan PDIP. Harus diakui sampai saat ini, hubungan Jokowi dan PDIP meski renggang, tetapi dari sisi Jokowi, ia masih menunjukkan sikap hormatnya untuk PDIP.  

Faktor terakhir adalah Jokowi tampaknya ingin melihat peluang Gibran yang merupakan anak sulungnya di Golkar. Ini menunjukkan bahwa Jokowi bukan saja ingin menjinakkan Golkar dan menjadi pemain inti di Golkar.

Tetapi juga sekaligus berharap bahwa kedatangan dirinya sebagai kader Golkar juga diharapkan memperoleh bonus dan sambutan istimewa dengan diperolehnya posisi yang baik bagi anak sulungnya Gibran Rakabuming Raka di Golkar, seperti bisa ikut maju mencalonkan diri sebagai ketua umum Golkar ke depannya. (*)

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Artikel Terkait
Baca Juga