Kasus Kekerasan Anak dan Perempuan di Busel Marak Terjadi

Waode Israwati, telisik indonesia
Rabu, 23 Maret 2022
0 dilihat
Kasus Kekerasan Anak dan Perempuan di Busel Marak Terjadi
Kantor Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Buton Selatan. Foto: Waode Israwati/Telisik

" Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Buton Selatan (Busel) masih marak terjadi "

BUTON SELATAN, TELISIK.ID - Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Buton Selatan (Busel) masih marak terjadi.

Faktor yang melatar belakangi terjadinya kekerasan ada bermacam-macam seperti faktor ekonomi, pergaulan, kurang pengawasan dan kurangnya perhatian dari orang tua.

Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak melalui Kepala UPTD PPA, Waode Siti Sahara mengatakan, dari Januari sampai Maret 2022, ada empat kasus yang update di Kementrian Perlindungan Perempuan dan Anak di pusat dan setiap setelah pendampingan serta data lengkap pihaknya akan laporkannya. Rabu (23/3/2022).

"Ada 5 data, tapi satunya masih dalam lidik, kalau sudah lengkap jadi 5 kasus untuk tiga bulan belakangan," ucapnya.

Sedangkan untuk tahun 2021 yang dilaporkan ke kementrian berjumlah 22 kasus dengan jumlah korbanya lumayan banyak. Karena ada satu kasus korbanya bisa 21 anak, sedangkan kasus yang lainnya kadang 1 dan 2 anak.

Baca Juga: Ayah di Kolut Diduga Cabuli Anak Sendiri

"Tahun kemarin juga ada kasus sodomi yang sempat viral Desa Tira Kecamatan Sampolawa, korban berjumlah 21 anak," ungkapnya.

Dia juga menambahkan untuk penyelesaian kasus Kami sambangi dulu ke rumah korban dan melakukan Asesmen agar ditanyakan korban maunya bagaimana, tapi kalau kasus kekerasan anak (pencabulan) akan diproses lebih lanjut oleh pihak kepolisian, untuk kasus kdrt yang masih bisa mediasi akan di bantu mediasi di Polsek setempat.

Baca Juga: Kakek di Kolut Cabuli Anak di Bawah Umur

"Yang masih bisa mediasi akan kami dampingi di polsek setempat dengan catatan buat surat pernyataan jika baru satu kali melakukan, tetapi kalau KDRT sampai diparangi istrinya itu akan diproses lanjut," tambahnya.

Sedangkan untuk sosialisasi mengenai dampak kekerasan terhadap anak maupun perempuan ke masyarakat pihaknya sudah  rencanakan.

"Akan dilengkapi dulu berkas dan kesiapannya kemudian turun lapangan," ujarnya. (C)

Reporter: Waode Israwati

Editor: Kardin

Baca Juga