Kenali Gejala Ringan COVID-19 yang tak Boleh Diabaikan
Siswanto Azis, telisik indonesia
Kamis, 14 Mei 2020
0 dilihat
Jubir Satgas COVID-19 Sultra, dr. Laode Rabiul Awal. Foto: Dul/Telisik
" Ada banyak kesalahpahaman tentang demam. Suhu harian kita rata-rata adalah 37 derajat celsisus, tetapi kita semua mengalami naik-turun suhu pada siang hari. "
KENDARI, TELISIK.ID - Penyebaran virus corona berjenis SARS-CoV2 terus mengalami peningkatan setiap harinya.
Berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19, jumlah kasus positif di Sulawesi Tenggara kini mencapai 167 kasus.
Penyebaran dan penambahan kasus positif COVID-19 di Sultra begitu cepat dengan berbagai macam klaster.
Masifnya penyebaran virus ini wajib diwaspadai oleh masyarakat dengan tidak menyepelekan atau meremehkan gejala ringan dari virus yang menyerang saluran pernapasan ini.
Juri Bicara Satgas COVID-19 Sulawesi Tenggara, dr. Laode Rabiul Awal menegaskan, daftar utama gejala akut pada saat ini cukup singkat dan dapat muncul dimana saja mulai hari kedua hingga 14 hari setelah terpapar virus.
Baca juga: Satu Pasien Baru Positif COVID-19 asal Kota Kendari Meninggal Dunia
Dokter Rabiul Awal mengungkapkan, apabila seseorang memiliki suhu tubuh setidaknya 37,7 derajat celsius atau lebih yang dialami anak-anak atau orang dewasa, itu baru disebut demam.
"Ada banyak kesalahpahaman tentang demam. Suhu harian kita rata-rata adalah 37 derajat celsisus, tetapi kita semua mengalami naik-turun suhu pada siang hari," ujarnya
Menurutnya, jika seseorang memiliki suhu badan 37,2 - 37,5 derajat celsius, maka itu bukan demam. Sementara itu, ketika sedang mengukur suhu, sebaiknya jangan mengandalkan suhu yang diambil pada pagi hari.
Sebaiknya mengukur suhu pada sore hari. Sebab, salah satu gejala demam yang umum yakni terjadi peningkatan suhu pada sore hari.
Baca juga: Ini Kronologi Empat Kasus Baru COVID-19 Konsel
Selain demam, batuk juga adalah gejala ringan yang tidak boleh diabaikan. Namun, batuk akibat terinfeksi COVID-19 berbeda dengan batuk pada umumnya. Batuk kering akibat terinfeksi COVID-19 terasa di dada.
Batuknya penderita virus corona bukan akibat rasa gatal di tenggorokan. Batuknya seperti menyusahkan, berada dari tulang dada atau strenum. Selain itu, Anda juga dapat mengetahui bahwa saluran bronkial Anda meradang atau iritasi.
Merasakan kesulitan bernapas menjadi gejala ketiga dari pasien COVID-19 yang harus diwaspadai. Sebab, gejala kesulitan bernapas ini dapat terjadi dengan sendirinya, tanpa disertai dengan batuk.
Baca juga: Putus Rantai COVID-19, Masyarakat Diminta Jujur dan Kooperatif
Jika dada menjadi ketat atau Anda merasa seolah-olah tidak bisa bernapas cukup dalam untuk mendapatkan napas yang baik, itu pertanda Anda harus mendapatkan tindakan yang serius.
"Jika ada sesak napas, segera hubungi penyedia layanan kesehatan," ujarnya.
Selain kesulitan bernapas atau sesak napas, CDC mencantumkan tanda-tanda peringatan darurat untuk COVID-19 sebagai rasa sakit yang terus-menerus yang dirasakan di dada.
Tanda lainnya yakni bibir atau wajah menjadi kebiru-biruan, yang menunjukkan kekurangan oksigen dan kebingungan mental mendadak.
Baca juga: Konsel Konfirmasi Empat Kasus Baru Positif COVID-19, Total Enam Kasus
Banyak gejala lain yang menyerupai flu, termasuk sakit kepala, masalah pencernaan, sakit tubuh dan kelelahan.
Terlepas dari semua itu, gejala-gejala lain yang dapat menyerupai pilek atau alergi yang muncul, seperti pilek, sakit tenggorokan dan bersin.
Ia mengungkapkan, kemungkinan besar Anda hanya terserang flu yang disertai dengan gejala awal munculnya demam dan batuk.
Salah satu gejala yang menunjukkan seseorang terinfeksi COVID-19 adalah jika muncul gejala sesak napas yang tidak kunjung membaik selama seminggu atau justru kondisi tersebut semakin memburuk.
Reporter: Dul
Editor: Rani