Kilas Balik Usamah Bin Zaid Dobrak Benteng Byzantium, Panglima Termuda Islam dan Pemuda Kesayangan Rasulullah

Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Sabtu, 08 Maret 2025
0 dilihat
Kilas Balik Usamah Bin Zaid Dobrak Benteng Byzantium, Panglima Termuda Islam dan Pemuda Kesayangan Rasulullah
Cuplikan film Usamah bin Zaid, panglima termuda Islam, memimpin ekspedisi besar melawan Romawi. Foto: Repro MBC via The National.

" Usamah bin Zaid adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad yang memiliki kedudukan istimewa di kalangan kaum Muslimin "

JAKARTA, TELISIK.ID - Usamah bin Zaid adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad yang memiliki kedudukan istimewa di kalangan kaum Muslimin.

Sejak kecil, ia dikenal sebagai sosok yang cerdas, pemberani, dan memiliki dedikasi tinggi terhadap Islam. Rasulullah sendiri memberikan julukan Hibb Rasulullah kepadanya, yang berarti jantung hati Rasulullah.

Tidak hanya itu, Usamah juga dikenal sebagai panglima perang termuda dalam sejarah Islam yang ditunjuk langsung oleh Rasulullah untuk memimpin ekspedisi melawan Kekaisaran Romawi.

Mengutip dari Kumparan, Sabtu (8/3/2025), Usamah lahir pada tahun ketujuh sebelum Hijriah dari pasangan Zaid bin Haritsah dan Ummu Aiman. Ayahnya, Zaid bin Haritsah, merupakan seorang panglima perang yang setia kepada Rasulullah dan sering memimpin pasukan dalam berbagai pertempuran.

Sedangkan ibunya, Ummu Aiman, pernah menjadi pengasuh Rasulullah sejak kecil. Latar belakang keluarganya yang dekat dengan Nabi membuat Usamah tumbuh dalam lingkungan yang penuh dengan nilai-nilai Islam dan keberanian.

Setelah Rasulullah menyelesaikan Haji Wada’, beliau memutuskan untuk menunjuk Usamah bin Zaid sebagai panglima perang dalam ekspedisi besar melawan Romawi. Keputusan ini mengejutkan banyak kaum Muslimin karena saat itu Usamah masih sangat muda, berusia sekitar 18 tahun.

Baca Juga: Begini Cara Salat Tarawih Sendiri di Rumah, Ini Niat dan Keutamaannya

Banyak sahabat yang mempertanyakan keputusan Rasulullah, mengingat masih banyak sahabat senior dari kalangan Muhajirin dan Anshar yang dianggap lebih berpengalaman.

Namun, Rasulullah dengan tegas menegaskan bahwa pemilihan Usamah bukan tanpa alasan. Beliau mengetahui bahwa Usamah memiliki keterampilan luar biasa dalam memimpin pasukan.

Dengan penuh keyakinan, Rasulullah meyakinkan para sahabat bahwa Usamah adalah pilihan terbaik untuk misi tersebut. Mendengar penjelasan Rasulullah, kaum Muslimin akhirnya menerima keputusan tersebut dan bersiap untuk berangkat ke medan perang.

Saat pasukan yang dipimpin Usamah bin Zaid bersiap untuk bergerak, kabar duka datang dari Madinah. Rasulullah wafat sebelum ekspedisi ini terlaksana, sehingga Usamah menghentikan pergerakan pasukan dan kembali ke Madinah.

Kepergian Rasulullah membuat kaum Muslimin berduka, namun mereka segera menggelar musyawarah untuk menentukan pemimpin baru. Melalui kesepakatan, Abu Bakar Ash-Shiddiq terpilih sebagai khalifah pertama setelah Rasulullah.

Setelah Abu Bakar menjadi khalifah, ia tetap melanjutkan keputusan Rasulullah untuk mengirim Usamah dan pasukannya berperang melawan Romawi.

Sebelum keberangkatan, Abu Bakar memberikan penghormatan kepada Usamah dengan cara mengantarnya berjalan kaki, sementara Usamah sendiri menunggang unta.

Sikap Abu Bakar ini membuat Usamah merasa tidak enak hati dan ia pun berkata kepada Abu Bakar, "Wahai Khalifah Rasulullah, lebih baik engkau yang naik unta, dan aku yang berjalan."

Namun, Abu Bakar menolak dan tetap mengantarnya berjalan kaki sebagai bentuk penghormatan kepada Rasulullah yang telah menunjuk Usamah sebagai panglima perang.

Sebelum berangkat, Abu Bakar memberikan nasihat penting kepada pasukan Usamah agar mereka tetap menjaga moral dan etika dalam perang. Ia berkata, "Wahai kaum Muslimin, berdirilah! Aku wasiatkan kepada kalian sepuluh hal. Janganlah kalian berkhianat, jangan mengambil ghanimah sebelum dibagi, jangan menipu, jangan memutilasi, serta jangan membunuh anak kecil atau orang lanjut usia, maupun perempuan."

Selain itu, Abu Bakar juga mengingatkan mereka untuk tidak merusak tanaman dan tidak membakar pohon kurma. Ia berkata, "Jangan pula kalian merusak dan membakar pohon kurma, janganlah kalian menyembelih hewan kecuali untuk dimakan. Kalian akan melewati suatu kaum yang berdiam di biara-biara, biarkan mereka. Perangi orang yang memerangi kalian dan berdamailah dengan orang yang berdamai dengan kalian."

Setelah menerima nasihat tersebut, pasukan Usamah bergerak menuju perbatasan Syam. Dengan strategi yang matang, Usamah berhasil memimpin pasukan Muslim dalam pertempuran melawan pasukan Romawi.

Baca Juga: Cek Waktu Malam Lailatul Qadar 2025, Ini Tanda dan Amalan Dianjurkan

Pertempuran berlangsung sengit, tetapi dengan keberanian dan kepemimpinan Usamah, pasukan Islam akhirnya meraih kemenangan gemilang dalam waktu 40 hari.

Kemenangan ini memberikan dampak besar bagi dunia Islam. Pasukan Romawi yang sebelumnya menguasai wilayah Syam, Palestina, dan Mesir, terpaksa mundur dari daerah tersebut.

Usamah bin Zaid yang awalnya diragukan akhirnya mendapatkan penghormatan tinggi dari para sahabat dan seluruh kaum Muslimin.

Usamah bin Zaid mengabdikan hidupnya untuk Islam hingga akhir hayatnya. Ia meninggal dunia pada tahun 53 Hijriah atau 673 Masehi. Selama hidupnya, ia dikenal sebagai sosok yang rendah hati, pemberani, dan selalu setia pada ajaran Rasulullah. (C)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

TAG:
Baca Juga