Kisah Haru Pasutri, Susah Payah Cicil Biaya Haji dari Hasil Berkebun Tapi Batal Berangkat

Ahmad Sadar, telisik indonesia
Minggu, 06 Juni 2021
0 dilihat
Kisah Haru Pasutri, Susah Payah Cicil Biaya Haji dari Hasil Berkebun Tapi Batal Berangkat
Pasangan suami istri (Pasutri) yang susah paya cicil biaya dari hasil kebun ternyata batal naik haji tahun ini. Foto: Repro Kompas.com

" Mereka mendaftar haji sejak tahun 2011 silam. Uang buat biaya haji dikumpulkan dari hasil kebun sawit maupun sayuran "

PEKANBARU, TELISIK.ID - Pasangan suami istri (Pasutri) Nurhiyas (58) dan Buhotim (70), kini hanya termenung setelah mendegar pembatalan haji tahun ini.

Apa lagi mereka telah lama menantikan momen tersebut hingga susah payah mencicil biaya haji dari hasil berkebun.

Nurhiyas dan suaminya Buhotim sebenarnya akan berangkat tahun 2020 lalu. Tetapi dibatalkan akibat adanya  pandemi COVID-19.

Pasutri yang berasal dari Desa Terantang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau itu mengaku sudah bersiap untuk berangkat haji. Segala sesuatu pun sudah dipersiapkan.

Tetapi ketika sang istri Nurhiyas sedang menonton telivisi di ruang tamu pada Rabu (2/6/2021) lalu, tiba-tiba ia melihat berita pemberangkatan haji 2021 dibatalkan.

Baca Juga: 370 Calon Jemaah Haji Asal Kolaka Dipastikan Batal Berangkat

"Saya lama termenung setelah lihat berita itu. Hati saya sedih. Tapi, saya ingat lagi kalau ini adalah kehendak Allah SWT, saya jadi lega lagi," tutur Nurhiyas seperti di lansir dari Kompas.com pada (6/6/2021).

Apa lagi kalah itu, Nurhiyas dan suaminya sudah melakukan manasik haji dan berdoa di rumahnya.

Namun, batal berangkat karena dampak COVID-19 yang melanda dunia.

"Tahun ini batal lagi berangkat, mungkin belum rezeki. Saya setiap salat selalu berdoa agar bisa sampai ke tanah suci. Semoga kami diberi umur panjang biar bisa berangkat tahun depan," ucap Nurhiyas.

Suami Nurhiyas, Buhotim mengaku menyicil biaya buat naik haji di salah satu bank syariah.

Baca Juga: Ustaz Abdul Somad Dirikan Rumah Quran Gratis, Ini Target Binaannya

Mereka mendaftar haji sejak tahun 2011 silam. Uang buat biaya haji dikumpulkan dari hasil kebun sawit maupun sayuran.

"Biayanya kami cicil dengan susah payah. Uangnya dari hasil panen sawit, jualan ubi, pisang, dan sayur juga ada. Lebih kurang lima tahun, alhamdulillah tahun 2020 bisa kami lunasi. Sudah siap mau berangkat haji, tapi batal gara-gara corona itu," kata Buhotim.

Kendati demikian, sebagai seorang muslim, ia mengaku tak menaruh rasa kecewa. Karena Buhotim percaya kalau sudah rezeki akan berangkat ke tanah suci Mekkah nantinya.

Sebelumnya, dilansir Tempo.co, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, telah mengumumkan pembatalan pemberangkatan haji 2021. (C)

Reporter: Ahmad Sadar

Editor: Fitrah Nugraha

Baca Juga