Kota Kendari Jadi Penderita DBD Tertinggi se-Sulawesi Tenggara, Capai 195 Kasus

Erni Yanti, telisik indonesia
Selasa, 16 Januari 2024
0 dilihat
Kota Kendari Jadi Penderita DBD Tertinggi se-Sulawesi Tenggara, Capai 195 Kasus
Kasus DBD di Kota Kendari tertinggi di Sulawesi Tenggara. Foto: Ariadi Mayoro/Telisik

" Penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) dialami di berbagai daerah di Sulawesi Tenggara, tertinggi yaitu Kota Kendari "

KENDARI, TELISIK.ID - Penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) dialami di berbagai daerah di Sulawesi Tenggara, tertinggi yaitu Kota Kendari.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulawesi Tenggara mencatat total 333 kasus DBD yang tersebar di 11 kabupaten/kota, per 15 Januari 2024. Namun, dari data itu, Dinkes Sultra tak mencatat angka kematian.

Kota Kendari menjadi daerah dengan angka pasien tertinggi yakni 195 kasus. Disusul 66 kasus di Kabupaten Konawe Selatan, 21 kejadian di Kolaka, Bombana 18 kasus, Konawe 12 pasien, Muna Barat 10 kasus.

Selanjutnya Baubau empat kasus, tiga kasus di Wakatobi, dua kasus di Buton Utara, Konawe Kepulauan dan Kabupaten Buton masing-masing satu kasus.

Baca Juga: Serahkan RPJPD 2025-2045 ke DPRD Kendari, Pemkot Target Kota Bersih dan Hijau

Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Tenggara, Usnia mengatakan, telah membagi tugas bersama Dinas Kesehatan kabupaten/kota dalam menangani kasus DBD tersebut.

“Di Kota Kendari kami sudah membagi tugas dengan melibatkan Dinkes Sulawesi Tenggara, Kota Kendari dan KKP dalam mengantisipasi terjadinya lonjakan DBD dengan melaksanakan fooging,” kata Usnia di Hotel Claro, pada Senin (15/1/2024).

Sementara itu, Pj Gubernur Sulawesi Tenggara, Andap Budhi Revianto juga turut mengunjungi satu persatu pasien anak yang menderita DBD, kemudian menanyakan keadaan pasien.

Ia berharap kasus DBD ini tidak meningkat terus, dengan melakukan langkah secara nyata untuk menyelamatkan keluarga dan masyarakat di Sulawesi Tenggara.

Baca Juga: BPBD Ungkap Pemicu Bencana Alam di Kota Kendari

"Ini endemik sampai dengan bulan Maret, olehnya itu di dalam keluarga harus ada satu orang yang bertugas untuk melakukan langkah-langkah melakukan 3M Plus di lingkungan rumah," imbuhnya.

Sebelumnya, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Kendari, Elfi mengatakan, penyebab maraknya kasus DBD dikarenakan peralihan musim kemarau ke penghujan, sehingga banyak area-area perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegepty.

Penyebab naiknya kasus DBD ini karena peralihan musim yang tadinya kemarau ke musim hujan. Jadi inilah yang membuat potensi tempat-tempat berkembangbiaknya nyamuk ini.

"Kalau musim hujan kan banyak genangan air, jadi tempat berkembang biaknya nyamuk ini. Yang penting ada genangan, menjadi tempat yang sangat favorit untuk nyamuk bertelur dan kemudian menjadi nyamuk dewasa. Inilah yang menjadi potensi ledakan kasus DBD,” ungkapnya pada Kamis (11/1/2024). (A)

Penulis: Erni Yanti

Editor: Fitrah Nugraha

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baca Juga