Lawan Budaya Barat, Jaker Berdiri di Konawe

Kardin, telisik indonesia
Minggu, 23 Agustus 2020
0 dilihat
Lawan Budaya Barat, Jaker Berdiri di Konawe
Para pegiat seni dan budaya dalam deklarasi Jaker Konawe. Foto: Ist.

" Budaya barat telah mengikis perlahan kebudayaan kita, cara berpikir kita dan perilaku kita terkadang tidak lagi mencerminkan kearifan lokal kita. "

KONAWE, TELISIK.ID - Para pegiat seni dan sastra di Kabupaten Konawe mendeklarasikan diri dalam Jaringan Kerja Kebudayaan Rakyat (Jaker).

Jaker sendiri merupakan kumpulan pekerja seni budaya yang bergerak di bidang daya cipta dan kreativitas.

Sebagaimana Jaker Nasional, minat utama jaringan ini juga adalah sastra, seni, filsafat, agama dan budaya, baik dalam bentuk pemikiran maupun karya.

Pendiri Jaker Konawe, Jumran menuturkan, pentingnya Jaker Konawe itu berdiri sama halnya dengan pentingnya sebuah pondasi rumah.

"Tanpa basic struktur yang kuat dan berkarakter, masyarakat kita, kebudayaan kita, kearifan lokal kita juga akan mudah tumbang oleh badai perubahan global dan kapitalisme," tegas Jumran dalam sambutan deklarasi, pada Jumat (21/8/2020) malam.

Menurutnya, kebudayaan bersama nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya mesti dipahami dan disikapi tidak hanya secara emosional, namun lebih pada soal bagaimana menjalankan peran intelektual dengan menarik benang merah revitalisasi untuk menghadapi tantangan perubahan zaman secara relevan.

Terlebih katanya, dalam rangka melawan industri budaya yang dipelopori imperialisme modern melalui kapitalismenya.

"Kian terkikisnya bahkan terancam hilangnya nilai-nilai kearifan lokal kita tidak bisa dipungkiri merupakan akibat dari dominasi budaya barat kapitalis dalam proses akulturasi budaya yang merupakan agenda besar imperialisme gaya baru lewat kapitalisme mutakhirnya," tukasnya.

Baca juga: Kampung Kuliner Kolut Sepi Pengunjung, Ini Alasannya

Senada dengan itu, Ketua Komunitas Masyarakat Adat Wonua Ndinudu, Ajemain Suruambo memaparkan, faktor-faktor eksternal dari kebudayaan itu yang sangat mempengaruhi perubahan perilaku dan cara berfikir generasi saat ini.

"Budaya barat telah mengikis perlahan kebudayaan kita, cara berpikir kita dan perilaku kita terkadang tidak lagi mencerminkan kearifan lokal kita," terangnya.

Selanjutnya kata Ajemain, pentingnya generasi penerus, khususnya yang ada di Kabupaten Konawe untuk terus melestarikan kebudayaan daerah dengan lebih kreatif.

"Kami selaku Komunitas Masyarakat Adat yang ada di Konawe ini sangat mengapresiasi kegiatan ini, jika inisiatif seperti yang dilaksanakan oleh Jaker ini tidak ada lagi, maka identitas kebudayaan dan kearifan lokal kita akan segera hilang," ujarnya.

Deklarasi yang dilaksanakan bersama pengurus OSIS MAN 1 Konawe ini juga dimeriahkan dengan pentas Sastra Tradisional Tolaki berupa pesan moral Moanggo serta sajak dan pantun yang tersirat dalam sastra Kinoho Tolaki.

Tidak kalah bakat seni dan sastra, pelajar MAN 1 Konawe pun juga menampilkan beberapa musikalisasi puisi dan lagu daerah Tolaki.

Puisi yang ditampilkan Jaker Konawe dan beberapa sastrawan muda Aktivis Mahasiswa UHO juga menambah semarak sekaligus keharuan.

Pasalnya, realita degradasi kebudayaan dan tragedi September Berdarah di Sulawesi Tenggara (Sultra) yang menelan korban jiwa beberapa waktu lalu itu disuguhkan dengan sangat menyayat perasaan para pendengar.

Reporter: Kardin

Editor: Haerani Hambali

Artikel Terkait
Baca Juga