Tim kerja bidang Kependudukan Perwakilan BKKBN Sulawesi Tenggara melakukan “safari stunting” di 2 kabupaten di pulau Muna. Foto: Facebook BKKBN Sultra
" Anak mengalami stunting tidak hanya karena kekurangan gizi, tapi bisa disebabkan failitas lingkungan yang kotor. Jika hal ini terjadi, anak mudah terserang penyakit sehingga tumbuh kembangnya terganggu "
KENDARI, TELISIK.ID - Anak mengalami stunting tidak hanya karena kekurangan gizi, tapi bisa disebabkan failitas lingkungan yang kotor. Jika hal ini terjadi, anak mudah terserang penyakit sehingga tumbuh kembangnya terganggu.
Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Tenggara, Asmar. Menurutnya, kondisi lingkungan yang tidak bersih dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak, yang pada gilirannya dapat menyebabkan masalah stunting.
“Lingkungan yang kotor bisa membuat anak mudah terserang penyakit. Kalau sudah sering sakit, anak-anak akan kekurangan cairan sehingga mudah mengalami stunting,” katanya kepada Telisik.id, belum lama ini.
Lebih lanjut kata dia, mencegah stunting bukan hanya dengan memenuhi gizi yang baik untuk anak, tapi juga dengan menjaga kebersihan lingkungan di sekitar tempat tinggal. Menjaga kebersihan lingkungan ini di antaranya adalah membuat jamban yang bersih, menyediakan air bersih, dan menjaga kebersihan sanitasi.
“Masalah lingkungan ini harus dijaga, makanya semua masyarakat harus terlibat dalam pencegahan stunting ini,” ujar Asmar.
Sebagai tambahan, dikutip dari kemkes.go.id, anak-anak sangat rentan akan serangan penyakit, terutama kalau lingkungan sekitar mereka kotor. Faktor ini pula yang secara tak langsung meningkatkan peluang stunting.
Studi yang dilakukan di Harvard Chan School menyebutkan diare adalah faktor ketiga yang menyebabkan gangguan kesehatan tersebut. Sementara salah satu pemicu diare datang dari paparan kotoran yang masuk ke dalam tubuh manusia.
Penyakit diare sangat erat kaitannya dengan terjadinya kasus stunting. Kejadian diare berulang pada bayi dan balita dapat menyebabkan stunting.
Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia 2020, penyakit infeksi khususnya diare, menjadi penyumbang kematian pada kelompok anak usia 29 hari hingga 11 bulan. (B-Adv)