Menerka Rencana Pertemuan Prabowo dan Megawati

Efriza, telisik indonesia
Senin, 08 April 2024
0 dilihat
Menerka Rencana Pertemuan Prabowo dan Megawati
Efriza, Dosen Ilmu Politik di Beberapa Kampus dan Owner Penerbitan. Foto: Ist.

" Prabowo mengakui sudah berupaya untuk bertemuan dengan Ketua Umum PDIP Megawati setelah memilih wali kota Solo Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden (cawapres) pendamping "

Oleh: Efriza

Dosen Ilmu Politik di Beberapa Kampus dan Owner Penerbitan

RENCANA Pertemuan Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres) kemungkinan besar terpilih harus diakui adalah hal yang baik Pasca Pilpres 2024. Diyakini pertemuan ini akan terjadi sebelum dan/atau di momen syawal, pertemuan ini juga amat besar terwujud karena Prabowo dan Megawati memang saling menghormati satu sama lain, dan ada fakta sejarah romantisme politik bersama mereka di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2004 lalu.

Prabowo dengan Gerindra meski menjadi rival di Pilpres, hanya saja Megawati selaku Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tampaknya tidak punya kekecewaan dan sakit hati terhadap Prabowo. Tulisan ini ingin membahas dinamika Pasca Pilpres 2024 ini.

Rencana Pertemuan Prabowo dan Megawati

Prabowo tampak sekali ingin menemui Megawati. Prabowo mengakui sudah berupaya untuk bertemuan dengan Ketua Umum PDIP Megawati setelah memilih wali kota Solo Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden (cawapres) pendamping.

Prabowo sekarang ini ingin bertemuan dengan Megawati diyakini juga karena Prabowo sebagai capres terpilih memang ingin membangun komunikasi politik. Prabowo tampaknya ingin mengajak dan membujuk PDIP agar mendukung pemerintahan. Tetapi tampaknya diyakini memungkinkan keduanya bertemu terjadi komunikasi politik yang saling menghargai, namun sepertinya tidak untuk bekerjasama di pemerintahan sebab diyakini PDIP memilih untuk menjadi oposisi.

Bagi Megawati jika diterka sepertinya ia meyakini bahwa Prabowo memang punya itikad baik, rasa hormat, dan kesantunan terhadap dirinya. Prabowo dan Megawati memang keduanya juga pernah kerjasama di Pilpres, sikap saling menghormati antar keduanya yang tak bisa diabaikan. Sehingga kedua ketua umum partai politik besar ini memungkinkan bisa bertemu dan memungkinkan waktunya bisa dilakukan lebih cepat.

Andai pun pertemuan ini tidak cepat terealisasi waktunya, sepertinya karena Megawati ingin menunjukkan semangat beroposisi yang akan dipilih oleh PDIP. Sehingga langkah menunda pertemuan ini memungkinkan diambil hanya dalam posisi berbeda dalam persepsi memandang pemerintahan ke depan. Tetapi diyakini mereka tetap bersama dalam persepsi saling menghormati satu dengan yang lainnya.

Oposisi Diyakini Masih Tetap Ada  

Peluang tanpa oposisi tak terlalu besar bisa diwujudkan, padahal itu yang diharapkan oleh Prabowo maupun mitra koalisi pemerintahannya. Sebab memungkinkan PDIP yang kecewa sama Presiden Joko Widodo (Jokowi), lebih memilih tetap sebagai oposisi pemerintah.  

Sampai saat ini masih banyak elite-elite PDIP seperti Hasto Kristiyanto selaku Sekretaris Jenderal (Sekjen) masih bersuara negatif dan menyerang pribadi Jokowi, Gibran, maupun keluarga Jokowi. Walaupun Puan Maharani selaku Ketua Dewan Perwakilan Pusat (DPP) PDIP melakukan pertemuan silaturahmi dengan Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran.

Ini menunjukkan Puan Maharani lebih memilih bersikap rasional agar memungkinkan bisa tetap punya peluang bergabung di Pemerintahan. Puan Maharani mengingatkan figur ayahnya Taufik Kiemas yang tetap dapat bekerjasama dengan rivalnya Megawati Soekarnoputri kala itu yakni Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).  

Baca Juga: PPP Terlempar dari Senayan

Meski begitu, peluang Capres Terpilih Prabowo untuk mengajak PDIP di pemerintahan masih sangat kecil. Upaya ini memang memungkinkan jika dari rencana pertemuan Megawati dan Prabowo, berujung kepada pernyataan sikap PDIP mendukung pemerintahan, yang dinyatakan secara langsung oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Sebab, pernyataan Ketua Umum PDIP Megawati maka akan diikuti oleh sikap seluruh kader karena sifat partai ini yang personalistik.

Hanya saja tampaknya PDIP setelah mengalami kemerosotan 2,6 persen pada Pileg 2024. Dengan perbandingan dari 19,33 persen pada Pemilihan Umum Legislatif (Pileg) 2019 merosot menjadi sebesar 16,72 persen pada Pileg 2024 ini. PDIP lebih memilih menjadi oposisi agar memudahkan kembali menggaet simpatik masyarakat.

PDIP juga masih memikirkan berbalik badan dengan cepat untuk menjadi pendukung pemerintah, konsekuensinya bisa saja malah PDIP tetap kesulitan mendapatkan simpatik masyarakat, sebab periode akhir kedua Presiden Jokowi hal mana sikap PDIP masih memanas terhadap Pemerintah dan Presiden yang merupakan kadernya sendiri.

Sisi lain, oposisi juga masih berpeluang karena Partai Keadilan Sejahtera (PKS) juga tak coba didekati oleh Prabowo. Sedangkan, PKS acap dianggap representatif dari Anies Baswedan. Artinya peluang oposisi masih ada di antara PKS dan PDIP. Bahkan, jangan lupakan pula bahwa sampai hari ini pun Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Nasdem belum juga menunjukkan merubah haluan sebagai pendukung pemerintahan.

Memungkinkan empat partai ini masih menunggu proses di MK dan juga sambal melihat dan mencermati dari pendekatan yang dilakukan oleh Prabowo terhadap partai-partai tersebut. Hal yang pasti adalah jika keinginan oposisi ditiadakan, konsekuensinya adalah bagi-bagi kursi pemerintahan harus ada perhitungan yang adil untuk partai-partai koalisi pemerintahan dan juga partai-partai yang berada di luar pemerintahan kemudian bergabung sebagai Partai Politik Koalisi Pendukung Pemerintahan.

Jadi faktor diyakini bahwa keinginan untuk tanpa oposisi tidak dapat terwujud. Malah memungkinkan minimal satu tahun pemerintahan berjalan bahwa yang memungkinkan bisa saja oposisi pemerintahan masih lebih kuat, jika PKB dan Partai Nasdem diantara keduanya gagal merubah sikapnya dengan memilih untuk bergabung di pemerintahan.  

Dampak Rencana Pertemuan Prabowo dan Megawati

Jika pertemuan ini dilakukan lebih cepat maka tentu saja akan menyejukkan suasana politik di Indonesia yang saat ini masih memanas utamanya di Mahkamah Konstitusi (MK) atas gugatan sengketa Pemilihan Umum (Pemilu) yang diajukan oleh kubu 01 Anies-Imin dan kubu 03 Ganjar-Mahfud terhadap pasangan kubu 02 Prabowo-Gibran.

Baca Juga: PSI dan Peluang Kaesang Calon Gubernur DKI Jakarta

Pertemuan ini juga menunjukkan jika lebih cepat terwujud, bahwa PDIP bisa menerima jika keputusan MK menyatakan menolak permohonan dari kedua kubu, dengan kata lain gugatan yang dilayangkan, gagal. Ini artinya, pertemuan itu telah menghadirkan hubungan Prabowo dan Megawati yang kembali merajut kehangatan dari permasalahan yang terjadi di Pilpres 2024 ini.

Hanya saja, diyakini PDIP tetap kecewa dan menunjukkan kekesalannya terhadap Jokowi, Gibran dan Keluarga dari Jokowi, karena tanpa Jokowi tak mungkin Prabowo bisa memenangkan Pilpres.  Ini menunjukkan kekecewaan Megawati bisa saja tidak besar kepada Prabowo Subianto yang memang berpasangan dengan Gibran Rakabuming Raka.

Meski begitu, kekecewaan PDIP lambat-laun akan memudar, jika terajutnya hubungan yang baik antara Megawati dan Prabowo. Sebab keduanya merupakan masing-masing ketua umum partai besar. Diyakini dalam pertemuan itu bahwa Prabowo memungkinkan banyak berbicara tentang kondisi politik kekinian, Prabowo juga meminta nasehat dari Megawati, dan menunjukkan sikap gentle sebagai lelaki sekaligus yang menghormati sahabatnya Megawati.

Hanya saja, meski masih memungkinkan Prabowo mengajak PDIP bersama di pemerintahan. Tetapi kemungkinan besarnya akan ditolak oleh PDIP, karena akan memilih bersikap sebagai oposisi. Namun diyakini Prabowo tetap menghormati dan juga menunjukkan bahwa pertemuan politik dan komunikasi politik ini berhasil menyejukkan dan mempererat hubungan di antara Prabowo dan Megawati.

Jadi sepertinya tidak akan terjadi seperti era Jokowi lalu, seperti kemungkinan boikot dalam pelantikan dari keterpilihan Prabowo. Terkait upaya memboikot pelantikan diyakini tak akan terjadi, karena keduanya sama-sama saling menghormati dan juga mengedepankan bangsa dan negara ini. (*)

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Artikel Terkait
Baca Juga