Pemkab Konawe Andalkan Pertanian dan TKL di Masa Pandemi

Muhamad Surya Putra, telisik indonesia
Jumat, 30 Oktober 2020
0 dilihat
Pemkab Konawe Andalkan Pertanian dan TKL di Masa Pandemi
Wabup Konawe, Gusli Topan Sabara (berbaju putih) saat menanam Sagu di Deplot Sagu Konawe. Foto: Ist.

" Agar kebutuhan pangan kita dan pasar kita tetap terjaga dan bisa meminimalisir dampak COVID-19 di daerah kita. "

KONAWE, TELISIK.ID - Seiring semakin merebaknya pandemi COVID-19 yang masih melanda seluruh pelosok negeri khususnya Indonesia. Hampir semua provinsi ikut merasakan imbasnya, baik segi sosial, agama, hingga ekonomi.

Dari segi ekonomi misalnya, ini mengakibatkan pengangguran dan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terjadi di berbagai daerah terdampak. Namun hal tersebut tidak terjadi di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Pasalnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Konawe terus berupaya mempertahankan tren ekonomi agar tidak merosot ke angka minus.

Wakil Bupati Konawe, Gusli Topan Sabara menjelaskan, mengoptimalkan adanya mega industri di Kecamatan Morosi dan sumber daya alam yang subur menjadi peluang besar bagi Pemkab mempertahankan ekonomi di tengah pandemi COVID-19 dan juga dapat menekan angka pengangguran di wilayah Konawe.

"Jika melihat tren ekonomi di pusat minus 2, di provinsi juga minus. Konawe Alhamdulillah masih plus. Karena kita bertumpu pada kekuatan pangan kita sebagai kekuatan lokal Konawe yang telah dilaksanakan oleh para leluhur secara turun temurun dan kita kawinkan dengan sektor investasi di mega industri yang ada di Morosi," ungkapnya (30/10/2020).

Mantan Ketua DPRD Konawe ini melanjutkan, hingga kini terdapat 5.000 lapangan pekerjaan yang terbuka di mega industri yang terdapat di Morosi adalah hasil kerjasama Pemkab, pihak investor, dan arahan dari pemerintah pusat.

"Itu merupakan stimulan yang positif untuk Konawe, artinya di tengah COVID-19 yang mengakibatkan banyak pengangguran, PHK, ekonomi lesu di sektor tertentu, tetapi kita membuka banyak lapangan pekerjaan. Saat ini kurang lebih 3.500 tenaga kerja lokal (TKL) yang sudah kita salurkan, sehingga ini sangat membantu perputaran ekonomi untuk stimulan pasar kita di Kabupaten Konawe," ujar Gusli Topan Sabara.

Baca juga: Polres Konsel Kerahkan 610 Personel Amankan Pilkada

Meski begitu, pihaknya secara ketat terus menjaga dan memastikan para pekerja di mega industri Morosi terbebas dari COVID-19. Di antaranya ialah diwajibkannya rapid test dan swab tes PCR bagi calon TKL di industri tersebut.

"Kita sudah datangkan mobile swab yang akan terus standby di BLUD RS Konawe, harganya Rp 600 ribu, lebih terjangkau di banding tempat lain yang jutaan. Hasilnya hari itu juga kita tahu siapa yang positif dan negatif sehingga bisa langsung ditangani. Dengan begitu kita bisa mengantisipasi adanya klaster COVID-19 di mega industri kita," ungkapnya.

Sebelumnya Bupati Konawe, Kery Saiful Konggoasa meminta tambahan Mobile Lab PCR kerjasama dengan PT Bio Farma (Persero), untuk beroperasi di wilayah Konawe.

 

Bupati Konawe, Kery Saiful Konggoasa saat mengunjungi Posko COVID-19. Foto: Ist.

 

Yang saat ini wilayah Kabupaten Konawe hampir keseluruhan terpapar COVID-19, hanya menyisakan 30 persen daerah yang tidak terpapar sama sekali alias zona hijau.

Ini guna menunjang menunjang proses pemeriksaan atau deteksi dini COVID-19 terhadap calon TKL yang akan bekerja di dua perusahaan tambang di Kecamatan Morosi.

"Saya minta tambahan mobil lagi, karena Mobile Lab PCR kita yang ada saat ini sudah beberapa kabupaten yang meminta untuk pinjam, tapi saya bilang jangan dulu karena kita juga butuh," katanya.

Selain itu, Pemkab konawe juga melakukan stimulan dengan memaksimalkan tiga sektor andalan yang dimiliki yakni pertanian, peternakan, dan perikanan.

Baca juga: PKS Jatim Serukan Masyarakat Boikot Produk Perancis

"Agar kebutuhan pangan kita dan pasar kita tetap terjaga dan bisa meminimalisir dampak COVID-19 di daerah kita," tambahnya.

Di antara langkah konkretnya, lanjutnya, pada sektor pertanian, pihaknya dalam waktu dekat ini akan memanggil para kepala desa untuk bersinergi mengoptimalkan dana desa dengan membentuk konsorsium Bumdes untuk menangani masalah pupuk, baik subsidi maupun non subsidi.

Hal tersebut guna menjaga kelancaran produksi dan produktivitas areal pertanian di Kabupaten Konawe tetap terjaga.

"Di sektor peternakan tetap kita fokuskan, sapi-sapi betina produktif kita lakukan inseminasi agar tetap berproduksi. Di sektror perikanan, Insya Allah, kita fokus bagikan bibit benih ikan agar para petambak-petambak kita juga bisa berproduksi walaupun dalam masa pandemi ini," imbuhnya.

 

Sekda Konawe, Ferdinan Sapan. Foto: Ist.

 

Hal senada juga disampaikan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Konawe, Ferdinan Sapan mengatakan, saat hampir sektor ekonomi semua lumpuh justru kegiatan pertanian kita masih tetap berjalan normal. Masih ada yang panen, irigasi juga masih tetap berjalan. Sehingga kebutuhan pangan Konawe masih tetap aman.

Bahkan bisa mengirim ke daerah lain. Berbeda kalau sektor lain kita prioritaskan, misalnya infrastruktur. Belum tentu bisa menyelamatkan kita dalam situasi pandemi seperti ini.

Olehnya itu, Pemkab masih tetap mempertahankan kegiatan ekonomi pertanian ini. Misalnya, dengan mengkhususkan anggaran yang bersumber dana insentif daerah (bukan DAU) untuk membiayai fasilitas pendukung pertanian yang dibutuhkan petani saat ini.

"Kalau dilihat dari situasi ini selama pandemi angka pertumbuhan ekonomi pasti akan turun dari 9,02 persen. Seperti kegiatan pertanian yang dari dulu menjadi andalan masyarakat di Konawe," tutupnya. (Adv) (A)

Reporter: Muh. Surya Putra

Editor: Kardin

TAG:
Artikel Terkait
Baca Juga