Perlunya Pemberian Stimulus Tingkatkan Ketahanan Pelaku Ekonomi
Erni Yanti, telisik indonesia
Rabu, 31 Mei 2023
0 dilihat
Tidak hanya berdagang buah, Winar Febriani mulai merintis bisnis kecantikan dengan mengikuti pelatihan dan mengumpulkan modal untuk membangun bisnisnya. Foto: Erni Yanti/Telisik
" Stimulus ini dapat berupa ide dan gagasan terhadap keberkelanjutan usaha para pelaku ekonomi "
KENDARI, TELISIK.ID - Pengembangan ekonomi kreatif dilakukan dengan memberikan stimulus. Stimulus ini dapat berupa ide dan gagasan terhadap keberkelanjutan usaha para pelaku ekonomi.
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UHO Kendari, Nasrul mengungkapkan, yang menjadi dasar ekonomi kreatif yakni pendistribusian barang ke konsumen dilakukan melalui sentuhan ide dan gagasan.
"Jadi mendistribusikan barang ke konsumen itu melalui sentuhan ide dan gagasan dan ini merupakan dasar dari ekonomi kreatif," ungkap Nasrul.
Dikatakan bahwa selama ini pelaku ekonomi kurang melibatkan ide dan pengetahuan, sehingga hampir dan rata-rata pelaku ekonomi yang ditemui tidak memiliki ritme yang menjadi arah perjalanan untuk menganalisa sumber-sumber keberhasilan.
Hal ini terjadi karena kurangnya pemberian stimulus dan pendampingan dari unsur perguruan tinggi atau komunitas yang bergerak di bidang pengembangan ekonomi.
Baca Juga: Perputaran Ekonomi Lebaran 2023 Diprediksi Capai Rp 240 Triliun
"Dengan memberikan insentif kepada pelaku ekonomi, tujuannya adalah sebagai stimulus," ungkapnya.
Salah satu aspek pengembangan ekonomi kreatif dilakukan melalui pelatihan secara teknis dengan tujuan merubah mindset berkelanjutan, karena pelaku ekonomi kreatif ini banyak dilakukan oleh UMKM (usaha mikro kecil menengah), sehingga diperlukan unsur pemerintah dan pendidikan yang terlibat.
"Yang menjadi ujung tombak dari pelaku ekonomi kreatif adalah pendidikan dan pemerintah," ungkapnya.
Sementara salah seorang anak muda pelaku UMKM pedagang buah di Jl. By Pass, Winar Febriani mengatakan, menjual buah membutuhkan pengetahuan dan pemahaman untuk menarik perhatian pelanggan.
Baca Juga: Tina Nur Alam Beri Pesan ke Peserta Bimtek Pelaku Ekonomi Kreatif
"Saya saja satu tahun pi menjual baru sa pahami jualanku. Karena walaupun kita menjual, membutuhkan pemahaman agar keinginan pembeli dapat tersampaikan dan kalau kita pahami apa yang kita jual, konsumen juga senang untuk membeli," beberWinar Febriani.
Perempuan 23 tahun ini tidak hanya berdagang buah, namun mulai merintis bisnis kecantikan dengan mengikuti pelatihan dan mengumpulkan modal untuk membangun bisnisnya.
"Saya senang make up, mau buka salon. Cuma kalau kita geluti begituan harus ada modal. Untuk sekarang saya make up dari teman ke teman, karena belajar make up kan mahal," tuturnya. (B)
Penulis: Erni Yanti
Editor: Haerani Hambali
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS