REI Sulawesi Tenggara Desak Pemerintah Naikkan Harga Rumah Subsidi Bebas PPN

Sumarlin, telisik indonesia
Senin, 10 April 2023
0 dilihat
REI Sulawesi Tenggara Desak Pemerintah Naikkan Harga Rumah Subsidi Bebas PPN
Developer perumahan subsidi di Sulawesi Tenggara saat ini sedang berhenti membangun, meskipun proyek mereka sudah selesai, karena menunggu keluarnya kebijakan pemerintah. Foto: Ist.

" Sudah empat tahun terakhir harga rumah subsidi masih stagnan berada di harga Rp 156,5 juta, membuat para developer menjerit, pasalnya harga bahan bangun sudah melambung tinggi "

KENDARI, TELISIK.ID - Sudah empat tahun terakhir harga rumah subsidi masih stagnan berada di harga Rp 156,5 juta, membuat para developer menjerit, pasalnya harga bahan bangun sudah melambung tinggi.

Real Estat Indonesia (REI) Sulawesi Tenggara, mendesak pemerintah agar segera menaikkan harga rumah subsidi agar mereka bisa melanjutkan usahanya.

Ketua DPD REI Sulawesi Tenggara, Basran menegaskan, harga rumah subsidi harus segera dinaikkan agar mereka bisa menyesuaikan dengan kenaikan harga bahan bangunan dan upah kerja. Karena jika tidak dinaikkan akan berdampak pada sekira 140 bidang usaha terkait pembangunan perumahan.

Baca Juga: DPRD Soroti Pengelolaan Anjungan Teluk Kendari

Dia mengakui, sejak awal tahun sudah ada wacana dari Kementerian PUPR untuk menaikkan harga rumah subsidi sebesar 5 persen, namun hingga kini belum ada kejelasan bebas Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari Kementerian Keuangan.

"Saat ini dari Kementerian Keuangan belum mengeluarkan juga Peraturan Menteri Keuangan terkait bebas PPN-nya, sehingga kenaikan harga ini hanya kita melihat sebagai impian saja belum menjadi kenyataan,  sekarang kami seluruh DPD REI yang ada di seluruh Indonesia bersuara supaya ada kenaikan," ungkapnya, Senin (10/4/2023).

Menurutnya, saat ini developer perumahan jadi dilema karena di satu sisi rumah subsidi sangat diminati, namun di sisi lain harganya tidak naik. Sementara jika mereka beralih ke developer rumah komersil, rumah jenis ini kurang diminati karena bunganya sekira 10-12 persen.

Jika pemerintah menaikan harga rumah subsidi minimal 5 persen, maka REI optimis akan menyebabkan efek berganda (multi player effect) terhadap 140 usaha bidang perumahan.

Saat ini sekira 171 perumahan pengembang perumahan anggota REI yang membangun perumahan subsidi untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), namun sekira 30 persen diantaranya berhenti sementara sambil menunggu kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga rumah subsidi.

Baca Juga: Sidang ASN Gugat Eks Wali Kota Kendari Sulkarnain Kadir Rp 20 Miliar Ditunda, Ini Alasannya

Hal senada diungkapkan Developer perumahan Griya Lalombaku, Danang Sutarko, jika kenaikan harga perumahan tidak segera terealisasi, dia yakin jumlah pengangguran semakin bertambah. Sebab para pekerja (tukang) akan kehilangan pekerjaan.

"Kami pahami bahwa langkah menyesuaikan harga jual rumah subsidi di tengah kondisi saat ini berpeluang menimbulkan inflasi. Namun, pertaruhannya adalah industri properti khususnya, rumah MBR bakal terganggu. Ini akan berimbas terhadap serapan tenaga kerja dan perekonomian daerah," ungkap Sekretaris DPD REI Sulawesi Tenggara itu.

Dia berharap tidak terjadi stagnasi dalam penyediaan rumah bersubsidi untuk MBR. Pasalnya, harga jual yang saat ini berlaku sudah tidak realistis. Apalagi, mayoritas pengembang rumah sederhana bersubsidi adalah pengusaha level Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang cashflow-nya sangat terbatas. (B)

Penulis: Sumarlin

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baca Juga