Rice Field Trail, Tempat Wisata yang Mengandalkan Keindahan Sawah Petani Manggarai

Berto Davids, telisik indonesia
Senin, 10 April 2023
0 dilihat
Rice Field Trail, Tempat Wisata yang Mengandalkan Keindahan Sawah Petani Manggarai
Rice Field Trail di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Foto: Ist.

" Salah satu spot wisata di Kabupaten Manggarai Nusa Tenggara Timur yang sedang naik daun adalah rice field trail, paket wisata yang mengandalkan keindahan sawah di Kecamatan Wae Ri’i yang asri dan serba hijau "

MANGGARAI, TELISIK.ID - Salah satu spot wisata di Kabupaten Manggarai Nusa Tenggara Timur yang sedang naik daun  adalah rice field trail, paket wisata yang mengandalkan keindahan sawah di Kecamatan Wae Ri’i yang asri dan serba hijau.

Hampir seluruh permukiman penduduk di Kecamatan Wae Ri’i berada di bawah lembah. Bersatu dengan hamparan sawah. Sementara gunung api Mandusawu dan perbukitan lebat menjadi latar belakanganya. Indah bukan?

Melakoni trekking di Wae Ri’i bermula dari Lingko Tesem yang merupakan gerbang bagian barat untuk mengeksplor pemandangan alam di sana.

Baca Juga: Rumah Tua Tjong A Fie Objek Wisata Sejarah Paling Diminati di Medan

Berada di ketinggian 1200 mdpl, kawasan itu termasuk dalam 1899 hektare total luas kebun sawah Wae Ri’i. Hamparan sawah Lingko Tesem bak permadani hijau terbentang mengikuti lekuk alam.

Bunyi daun padi berdesir seirama angin yang menyapu ke segala arah. Menatap petak terasering bersafsaf mengingatkan kita betapa susahnya petani membuka sawah untuk menghidupi keluarga mereka.

Padi di Lingko Tesem tingginya sejajar itu karena waktu tanamnya serempak pada bulan Januari. Hijau padi dapat kita saksikan selama dua bulan, dan dua bulan kemudian padi itu menguning dan panen.

Menjajal jalan tanah dan berlumpur di Lingko Tesem tidak begitu menguras stamina karena jalur yang dipakai adalah jalan penghubung desa.

Secara keseluruhan rute rice field trail merupakan medan medium sepanjang 3 kilometer. Sementara empat kilometer sisanya masuk ke dalam wilayah Londang Desa Longko.

Katarina Dahul, salah seorang petani di sana mengaku senang karena pengunjung mulai berwisata lagi ke tempat itu setelah hampir dua tahun sepi imbas pandemi COVID-19

Tidak hanya menanam padi, ibu lima anak itu juga mengurusi lahan kecil yang ditanami tanaman hortikultura.

Bersama suaminya, Marsel, Katarina lebih sering menginap di pondok bambu yang dibangun di Lingko Tesem. Rumah mereka di kampung Tanggo Desa Ranaka dijaga sama anak-anak.

Katarina beruntung, karena berada di pinggir jalur trekking sehingga pondoknya sering dijadikan tempat istirahat atau rest area. Pekarangan pondok Katarina bersih. Di bawah pekarangan terdapat sebuah kolam berukuran 7×5 meter.

Kolam nila dan pekarangan yang bersih membuat pengunjung betah. Sejumlah wartawan yang berniat untuk mampir sebentar bisa duduk berlama-lama.

Baca Juga: Pantai Teleng Pacitan Tawarkan Keindahan Ombak untuk Berselancar

Keberadaan pondok milik Katarina, membuat aktivitas pengunjung bertambah, trekking, foto-foto atau memancing ikan.

Menyeruput kopi Flores racikan mama Rina serentak menghapus lelah. Kopi arabika dihidangkan dengan pangan lokal ubi rebus dan pisang.

Sungguh tak ada yang ingin menutup kisah manis sore itu. Namun apa daya matahari sudah hampir terbenam, semua bergegas kembali ke rumah. (B)

Penulis: Berto Davids

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baca Juga