Ritual Pakande Yoa Warnai Penutupan Kembali Lokasi Parimpari ke-6 di Wakatobi

Wa Ode Hesti, telisik indonesia
Minggu, 02 Februari 2025
0 dilihat
Ritual Pakande Yoa Warnai Penutupan Kembali Lokasi Parimpari ke-6 di Wakatobi
Prosesi penutupan lokasi Parimpari ke-6 dengan ritual Pakande Yoa. Foto: Dian

" Lembaga Komunitas Nelayan Wangi-Wangi (Komanangi) bersama Masyarakat Hukum Adat Kadie Kapota kembali menutup lokasi Parimpari ke-6 "

WAKATOBI, TELISIK.ID – Lembaga Komunitas Nelayan Wangi-Wangi (Komanangi) bersama Masyarakat Hukum Adat Kadie Kapota kembali menutup lokasi Parimpari ke-6.

Penutupan lokasi Parimpari ke-6 ditandai dengan ritual pakande yoa di Pulau Kapota, Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara, Minggu (2/2/2025).

Parimpari merupakan wilayah pengelolaan perikanan yang dikelola dengan kearifan lokal oleh masyarakat adat Kadie Kapota. Penutupan lokasi ini mencakup wilayah dari Kolofofa hingga Bata di Pulau Kapota.

Baca Juga: Jejak Gajah Mada di Buton Selatan: Minum Air Hara Mpangi dan Hara Benua untuk Bertahan Hidup

Keputusan untuk menutup lokasi ini diambil setelah musyawarah adat yang digelar di Baruga, yang mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk keamanan, kebersihan, dan ketertiban lingkungan.

Ritual pakande yoa bertujuan untuk meminta berkah agar hasil laut tetap terjaga hingga waktu yang telah ditentukan, yaitu mulai Februari hingga Mei 2025.

“Penutupan ini akan dilakukan selama tiga bulan ke depan, dan lokasinya akan diawasi oleh pihak yang ditugaskan,” ungkap La Ode Lamu, Ketua Komanangi.

Lembaga Komanangi juga mengimbau kepada masyarakat untuk mematuhi kebijakan ini dan tidak melakukan aktivitas di area yang telah ditutup. Selama penutupan, wilayah tersebut akan dijaga oleh pengawas yang telah ditunjuk serta masyarakat Kapota pada umumnya.

Baca Juga: Update Jadwal KM Sinabung Februari 2025 Lewati Baubau-Banggai

“Selama tiga bulan penutupan, tidak ada aktivitas yang diperbolehkan. Sebaliknya, ketika dibuka, wilayah tersebut juga akan diawasi oleh pihak yang telah ditugaskan,” kata Hairuddin, tokoh Sara Kapota.

Sementara itu, Komanangi akan terus memantau situasi di lokasi yang ditutup serta melakukan evaluasi secara berkala. Masyarakat diharapkan dapat mendukung langkah ini demi kebaikan bersama dan untuk menjaga kelestarian lingkungan laut Wakatobi.

“Kami sangat mendukung keputusan ini dan semoga Parimpari ini dapat dilanjutkan untuk terus meningkatkan perekonomian masyarakat,” ucap warga Kapota, Tika. (A)

Penulis: Wa Ode Hesti

Editor: Mustaqim

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

TAG:
Baca Juga