Rusman dan Rajiun Saling Kritik Soal Pembangunan
Sunaryo, telisik indonesia
Kamis, 05 November 2020
0 dilihat
Paslon TERBAIK dan RAPI ketika debat paslon Bupati - Wakil Bupati Muna. Foto: Ist.
" Jadi saya anggap pembangunan tiga komponen itu gagal total dan tidak memberikan asas manfaat. "
MUNA, TELISIK.ID - Debat kandidat pasangan calon (Paslon) Bupati-Wakil Bupati Muna yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) berjalan seru, Kamis (5/11/2020).
Debat tersebut mempertemukan paslon nomor urut 1, LM Rusman Emba-Bachrun Labuta (TERBAIK) dengan paslon nomor urut 2, LM Rajiun Tumada-La Pili (RAPI).
Kedua paslon lebih dulu memaparkan visi-misi dan program yang isinya untuk membangun daerah dan menyejahterahkan masyarakat.
Paling menarik dalam debat itu, ketika segmen tanya jawab. Keduanya, saling kritik soal pembangunan infrastruktur dasar.
Rajiun mempertanyakan soal penimbunan laut di kawasan Motewe, pelebaran jalan di Warangga dan pembangunan water front city.
Baca juga: Paslon HALO Dianugerahi Tongkat Kepemimpinan Generasi Milenial Kaledupa
Menurut Rajiun, pembangunan tiga komponen itu sangat tidak bermanfaat bagi masyarakat dan terkesan menghambur-hamburkan uang daerah. Padahal, masih banyak program-program prioritas yang harus diselesaikan, misalnya pembangunan jalan, pelabuhan dan tambatan perahu di wilayah Muna Timur (Mutiara).
"Jadi saya anggap pembangunan tiga komponen itu gagal total dan tidak memberikan asas manfaat," kata Rajiun.
Menanggapi itu, Rusman secara gamblang menerangkan, pembangunan dilakukan berdasarkan hal yang urgent. Soal penimbunan Motewe misalnya, jangan dilihat timbunannya, tetapi ada bangunan monumental seperti gedung serba guna yang akan dibangun sekaligus dalam rangka perluasan kota.
Kemudian, pelebaran jalan Warangga dilakukan untuk meminimalisir kecelakaan lalu lintas akibat tingginya mobilitas kendaraan yang melewati jalan yang menghubungkan Muna, Muna Barat (Mubar) dan Buton Tengah (Buteng).
Lalu, water front city dibangun untuk menjadi aksesoris dalam mempercantik kota, sehingga menarik minat orang luar untuk berkunjung sesuai tagline Mai Te Wuna (Ayo ke Muna).
Baca juga: Nyatakan Sikap Maju Pilwali Kendari, Inarto Sosok Merangkul
"Pondasi pembangunan yang sudah diletakan itu semuanya telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sama sekali tidak ada yang melanggar aturan," beber Rusman.
Menyoal pembangunan infrastruktur di wilayah Mutiara, sebagian besar telah tersentuh sejak awal dia dilantik sebagai Bupati. Bahkan, saat ini, wilayah Mutiara oleh pemerintah pusat telah ditetapkan dalam RPJMN untuk pengembangannya.
Beda halnya dengan Mubar, diusia yang keenam, hingga saat ini belum juga memiliki gedung-gedung perkantoran. Anggaran dihabiskan hanya untuk mengulang-ulangi pembangunan ring road, tugu dan pintu gerbang.
"Bicara pembagunan yang tidak berpihak pada masyarakat, justru di Mubar. Anggaran dihabiskan hanya untuk membangun ring road," kritik Rusman.
Sementara itu, Rajiun mengaku dalam membangun Mubar itu sudah sesuai kebutuhan masyarakat. Dengan keterbatasan anggaran, maka yang diprioritaskan adalah pembangunan jalan, jembatan dan irigasi. (B)
Reporter: Sunaryo
Editor: Fitrah Nugraha