Sebelum Mualaf, Pemuda Ini Berusaha Mandiri Demi Masuk Islam

Andi Irna Fitriani, telisik indonesia
Rabu, 27 Oktober 2021
0 dilihat
Sebelum Mualaf, Pemuda Ini Berusaha Mandiri Demi Masuk Islam
Alamuddin, pemuda yang memilih jadi mualaf. Foto: Ist.

" Saat menjadi mahasiswa semester 2, Allah SWT memberinya hidayah, hingga Alan kembali memeluk agama Islam. "

KENDARI, TELISIK.ID - Alamuddin atau sapaan akrabnya Alan, lahir di tengah keluarga muslim, namun saat menduduki kelas 6 SD, ia meninggalkan agama Islam.

Saat menjadi mahasiswa semester 2, Allah SWT memberinya hidayah, hingga Alan kembali memeluk agama Islam.

Pemuda kelahiran Kendari, 23 Maret 1998 tersebut, merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Ia mengungkapkan, kedua orang tua kandungnya adalah seorang muslim.

"Kalau saya sebenarnya bukan Kristen dari lahir, tapi broken home. Jadi orang tua kandungku itu muslim, tapi kan ibu dan bapak cerai dan akhirnya ibu menikah sama orang beragama lainnya. Kan kita empat bersaudara, diambillan dua orang yang paling bungsu untuk ikut ibu, posisinya waktu itu dua orang tertua ikut bapak dan dua orang anak terakhir ikut ibu," jelasnya.

Lebih lanjut, Alan menjelaskan, karena saat itu kondisinya sang Ibu menikah dengan orang non muslim, maka saat masih kelas 6 SD ia pun masuk agama lain.

"Memang dulu ajakan orang tua, masih anak-anak. Dari kelas 6 itu sampai kuliah semester 2, ada sekitar kurang lebih 7 tahunan. Seiring berjalannya waktu kan mulai kita belajar tentang agama," ujarnya.

Alan mengungkapkan, sejak masuk bangku SMA, ia mulai belajar membandingkan agama Islam.

"Jadi saya sebenarnya kalau masalah agama itu, semua agama baik tapi ini soal masalah Tuhan dan kepercayaan. Nanti setelah SMA baru diperdalam, tapi belum berani untuk mengucapkan kalimat syahadat karena posisinya SMA itukan benar-benar biaya hidup di tanggung sama orang tua," jelasnya.

Lebih lanjut, kata Alan, semenjak lulus SMA ia perlahan mulai hidup mandiri, lepas tanggungan, berusaha untuk membiayai diri sendiri.

"Jadi saya pelan-pelan hidup mandiri, itu tujuannya agar lebih mudah ketika saya memilih untuk mualaf. Pas saya mau mengucap yang saya kabari itu hanya kakak tertua saya, kalau orang tua saya tidak sampaikan, itu beliau tau sendiri bukan dari saya," ungkapnya.

Baca juga: Mistik: Bikin Merinding, Gadis Ini Diikuti Arwah Jahat saat Pulang Malam

Baca juga: Tak Direstui saat Putuskan Mualaf, Gadis Ini Gigih Yakinkan Orang Tua

"Ibu saya awalnya keberatan, tapi kembali lagi tadi, saya sudah berani, saya sudah wanti-wanti, sudah rencanakan memang dari awal, harus mandiri dulu, supaya orang tua juga walaupun tidak suka tapi tidak berhak melarang," tambahnya.

Kemudian, Alan juga mengatakan, pada saat semester 2 mendekati bulan puasa, ia melihat temannya hijrah dan saat itu keinginan untuk memeluk agama Islam semakin kuat.

"Ini temanku langsung berubah total, drastis sekali, kemudian kegelisahanku itu sudah mulai dari SMA karena saya kan Islam dari kecil terus masuk agama lain, saya itu jujur tidak nyaman," ujarnya.

Saat memeluk agama lamanya, Alan mengaku adalah umat yang taat untuk menjalankan ibadah tapi dalam hati selalu saja muncul keraguan.

"Setiap saya pergi ibadah, saya selalu kaya sembunyi, malu, seperti itu sampai SMA. Saya coba untuk percaya tapi tidak bisa, terus setelah masuk kuliah, baru belajar. Awalnya belajar dulu di YouTube tapi bersamaan memang pada saat itu teman saya hijrah. Jadi kan dia bisa jadi wadah saya untuk mengucapkan kalimat syahadat," jelasnya.

Pemuda yang saat ini berusia 23 tahun tersebut, telah menjadi mualaf kurang lebih 3 tahun.

"Waktu itu, saya kuliah semester 2, dan mendekati bulan puasa pada saat itu. Saya sudah berniat, satu hari sebelum puasa, sudah harus mengucap kalimat syahadat supaya bisa ikut puasa pertama," kata Alan.

Alan mengaku, setelah kembali memeluk agama Islam, ia merasa lebih nyaman karena sudah tidak ada keraguan lagi dalam dirinya.

"Intinya semenjak masuk Islam kayak semuanya terasa lebih berkah, kan muslim itu salat lima waktu. Misalkan nih, sebentar ini mau salat terus ada sesuatu godaan berbuat dosa, tapi karena kita ingat sebentar mau salat jadi tidak dilakukan. Jadi lebih terkontrol nyaman dan damai karena salat," jelasnya. (A)

Reporter: Andi Irna Fitriani

Editor: Fitrah Nugraha

Baca Juga