Siswa Sering Jadi Korban Kekerasan, Pola Pendidikan di Jawa Timur Layak Diubah
Try Wahyudi Ary Setyawan, telisik indonesia
Minggu, 05 Maret 2023
0 dilihat
Anggota Komisi E DPRD Jawa Timur Hasan Irsyad mengomentari aksi kekerasan siswa terhadap rekannya di Pasuruan gegara tak pernah aktif di group WA. Foto: Yudhie/Telisik
" Aksi kekerasan yang sering dialami siswa di lingkungan sekolah, mengundang keprihatinan publik "
SURABAYA, TELISIK.ID - Aksi kekerasan yang sering dialami siswa di lingkungan sekolah, mengundang keprihatinan publik. Dampaknya, muncul wacana untuk mengubah model pendidikan yang ada saat ini.
Anggota DPRD Jawa Timur, Hasan Irsyad lalu mengambil contoh aksi kekerasan yang viral terhadap siswa di Pasuruan beberapa hari belakangan ini.
"Seorang siswa digebuki teman-temannya di Pasuruan karena tak pernah komen di grup WhatsApp (WA). Ini sangat miris, aksi kekerasan dilakukan oleh siswa sendiri," jelas politisi Golkar ini, Minggu (5/3/2023).
Menurutnya, peristiwa tersebut sangat menyedihkan mengingat Kabupaten Pasuruan dikenal sebagai kota santri. Ditambah lagi, Pasuruan juga punya perda yang mewajibkan setiap siswa harus menempuh pendidikan madrasah diniyah bagi yang Muslim di samping pendidikan formal.
"Karena itu saya pikir segenap stakeholder baik pengambil kebijakan di daerah maupun stakeholder di pendidikan perlu mengevaluasi kembali model pendidikan yang sudah dilaksanakan," jelas pria asal Probolinggo ini.
Baca Juga: Menerawang Nasib Pendidikan dan Guru Honorer Tahun 2023
Penekanan implementasi pendidikan budi pekerti, lanjut anggota Komisi E DPRD Jawa Timur ini, harus menjadi prioritas. Karena problem terbesar anak didik hari ini adalah krisis akhlak dan krisis moral.
"Tentunya kekerasan seperti ini harus diusut tuntas dan diberikan sangsi tegas agar tidak terulang kembali dikemudian hari," tegasnya.
Diketahui, video yang memperlihatkan sejumlah pemuda mengeroyok seorang pelajar viral di media sosial. Dalam video itu, terlihat salah satu pelaku menendang dada dan wajah korban. Dalam video yang diunggah di media sosial, pemilik akun menulis keterangan bahwa penganiayaan terjadi karena korban tidak pernah aktif di grup aplikasi pesan instan WhatsApp.
Kasat Reskrim Polres Pasuruan, AKP Farouk Ashadi Haiti mengatakan, penganiayaan terjadi di area warung kopi di Dusun Brubuh, Desa Sukoreno, Kecamatan Prigen, Pasuruan, Kamis (2/3/2023).
Baca Juga: Tingkatkan Kualitas Melalui Pendidikan Guru Penggerak
"Pelaku berjumlah empat orang dan sudah diamankan. Korban pengeroyokan adalah N (15) siswa SMP Al Azhar Sekarjoho, Desa Sukoreno, Kecamatan Prigen," ungkap Farouk melalui pesan singkat, Sabtu (4/3/2023).
Farouk menyebut, para pelaku adalah T warga Desa Plintahan, Kecamatan Pandaan dan H warga Desa Lumbangrejo, Kecamatan Prigen. Sementara pelaku lainnya yang berperan merekam video itu adalah D asal Desa Sukoreno dan A Desa Sekarjoho.
"Motif penganiayaan itu disebabkan karena rasa sakit hati para pelaku kepada korban, lantaran korban tidak aktif dalam grup WhatsApp yang diketuai oleh T, dan tidak bersedia diajak kumpul," jelas Farouk. (B)
Penulis: Try Wahyudi Ari Setyawan
Editor: Haerani Hambali
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS