Sosok Hassanal Bolkiah: Dijuluki Pemimpin Monarki Absolut Terakhir di Dunia, Negaranya Masuk Daftar Hitam AS

Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Rabu, 26 Juni 2024
0 dilihat
Sosok Hassanal Bolkiah: Dijuluki Pemimpin Monarki Absolut Terakhir di Dunia, Negaranya Masuk Daftar Hitam AS
Sultan Brunei Darussalam, Hassanal Bolkiah dan Ratu Saleha, dukuk menyapa warga. Foto: Repro AFP

" Nama Brunei Darussalam mencuat, setelah negara tersebut dimasukkan oleh Amerika Serikat (AS) dalam daftar hitam terkait perdagangan manusia "

BANDAR SERI BEGAWAN, TELISIK.ID - Nama Brunei Darussalam mencuat, setelah negara tersebut dimasukkan oleh Amerika Serikat (AS) dalam daftar hitam terkait perdagangan manusia.

Di balik berita tersebut, sosok Hassanal Bolkiah, Sultan Brunei, dikenal sebagai salah satu pemimpin monarki terkaya saat ini.

Dalam Laporan Tahunan Departemen Luar Negeri AS yang dimuat AFP, diketahui bahwa negara Islam ini masuk dalam kategori tingkat 3. Ini berarti Brunei dianggap tidak berbuat cukup dalam melawan perdagangan manusia.

Konsekuensi dari temuan ini adalah kemungkinan dikenakannya sanksi atau pengurangan bantuan dari AS.

Melansir CNBC Indonesia, Rabu (26/6/2024), temuan AS mengenai kurangnya tindakan terhadap perdagangan manusia kontras dengan kekayaan melimpah Brunei Darussalam.

Baca Juga: Sosok Anggota DPRD Kota Kendari La Ode Ali Akbar Dikenal Kritis Kawal Aspirasi Masyarakat

Brunei dikenal sebagai wilayah yang kaya akan minyak, sebuah fakta yang berkontribusi besar terhadap kemakmuran negara ini. Eksplorasi minyak di kawasan Brunei Darussalam dimulai pada tahun 1928 oleh perusahaan Inggris, Shell.

Transformasi Brunei dari negara dagang menjadi negara minyak yang kaya dan makmur dimulai pada masa kepemimpinan Hassanal Bolkiah. Ia menjadi sultan menggantikan ayahnya, Sultan Omar Ali Saifuddien III, pada tahun 1967.

Di bawah kepemimpinannya, Brunei memanfaatkan produksi minyak yang melimpah sebagai fondasi ekonomi. Salah satu rekor tertinggi produksi minyak Brunei terjadi pada tahun 1980, di mana produksi minyak Brunei mencapai 82 juta barel per tahun.

Dengan besarnya produksi migas, bukan hanya keluarga kesultanan yang makmur. Kekayaan ini memungkinkan pembangunan istana yang megah dan kesejahteraan yang melimpah bagi rakyat Brunei.

Kemakmuran ini tidak hanya dinikmati oleh keluarga kesultanan. Berkat pendapatan dari migas, Brunei mampu membebaskan warganya dari pajak penghasilan, memberikan pendidikan gratis, dan subsidi bahan pangan.

Namun, seiring waktu, sektor migas tidak lagi menjadi andalan utama Brunei karena harga minyak yang tidak stabil dan penurunan produksi tahunan. Untuk mengatasi tantangan ini, Sultan Bolkiah mulai mendiversifikasi bisnis Brunei.

Salah satu langkah yang diambil adalah investasi di luar negeri melalui Brunei Investment Agency (BIA) sejak tahun 1990-an. BIA memiliki investasi di berbagai negara seperti AS, Australia, dan Eropa.

Salah satu aset BIA adalah kepemilikan hotel-hotel mewah di kota-kota besar seperti Los Angeles, London, dan Paris. Sultan Hassanal Bolkiah juga tercatat pernah berbisnis dengan Siti Hardijanti Rukmana alias Tutut, putri Presiden Soeharto.

Menurut George Junus Aditjondro dalam "Korupsi Kepresidenan" (2006), Tutut terlibat dalam proyek pembangunan di Brunei pada awal 1990-an.

Sultan Brunei juga terlibat dalam proyek pembangunan tol di Jakarta melalui perusahaan Citra Marga Nusaphala Persada milik Tutut. Brunei berinvestasi sebesar US$ 70 juta pada tahun 1997 untuk proyek ini.

Berkat berbagai investasi tersebut, pendapatan pribadi anggota keluarga kesultanan Brunei meningkat drastis.

Adik Sultan, Jefri Bolkiah, memiliki lebih dari 2.300 mobil bermerek Ferrari, Rolls Royce, dan Bentley, serta delapan pesawat pribadi dan satu helikopter. Anak Jefri, Faiq Bolkiah, bahkan pernah dinobatkan sebagai pesepakbola terkaya, melampaui Cristiano Ronaldo.

Kekayaan juga dinikmati oleh Sultan Hassanal Bolkiah. South China Morning Post mencatat bahwa kekayaan Sultan mencapai US$ 28 miliar atau sekitar Rp 435 triliun. Selain itu, ia memiliki sekitar 6.000 unit mobil, termasuk Rolls-Royce berlapis emas.

Semua kekayaan ini menempatkan Sultan Hassanal Bolkiah sebagai salah satu raja terkaya di dunia, berada di urutan kedua sebagai raja terkaya di Asia Tenggara. Sultan Hassanal Bolkiah, yang nama lengkapnya adalah Hassanal Bolkiah Mu'izzaddin Wad'daulah ibni Omar Ali Saifuddien Sa'adul Khairi Waddien, lahir pada 15 Juli 1946.

Baca Juga: Abu Hasan Sosok Potensial Bakal Calon Bupati Buton Utara dari Partai Golkar

Melansir wikipedia.org, Sultan Hassanal Bolkiah merupakan salah satu penguasa monarki absolut terakhir di dunia. Ia merupakan putra tertua dari Sultan Omar Ali Saifuddien III dan Raja Isteri Pengiran Anak Damit.

Setelah ayahnya turun takhta pada 5 Oktober 1967, Hassanal Bolkiah naik takhta dan menjadi Sultan Brunei ke-29.

Sejak kemerdekaan Brunei dari Britania Raya pada tahun 1984, ia juga menjabat sebagai Perdana Menteri Brunei. Selain itu, ia menjabat sebagai Menteri Luar Negeri sejak 2015 dan Menteri Keuangan sejak 1997.

Kepemimpinannya yang panjang dan kekayaan yang melimpah membuat Hassanal Bolkiah menjadi sosok yang menarik perhatian dunia.

Kekayaan dan kekuasaan yang dimiliki Sultan Hassanal Bolkiah memperlihatkan kontras yang tajam dengan masalah perdagangan manusia yang kini menimpa negaranya. (C)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Fitrah Nugraha

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baca Juga