Sosok Ustaz Yahya Waloni Wafat usai Khutbah Jumat, Dikenal Eks Pendeta Garis Keras hingga Aktif Berdakwah Gaya Lugas
Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Jumat, 06 Juni 2025
0 dilihat
Ustaz Yahya Waloni wafat usai khutbah Jumat di Makassar. Foto: Repro MetrotvNews.
" Ustaz Yahya Waloni menghembuskan napas terakhir pada momen yang tak biasa. Ia wafat ketika sedang menjalankan peran sebagai khatib Jumat, tepatnya pada khutbah kedua yang disampaikannya di Masjid Darul Falah, Blok M, Minasa Upa, Makassar "

MAKASSAR, TELISIK.ID - Ustaz Yahya Waloni menghembuskan napas terakhir pada momen yang tak biasa. Ia wafat ketika sedang menjalankan peran sebagai khatib Jumat, tepatnya pada khutbah kedua yang disampaikannya di Masjid Darul Falah, Blok M, Minasa Upa, Makassar, Jumat (6/6/2025).
Sosoknya selama ini dikenal karena perjalanan spiritualnya yang tak lazim, dari seorang pendeta menjadi dai yang vokal dan blak-blakan.
Kabar wafatnya Ustaz Yahya Waloni menyebar cepat, terutama setelah muncul pernyataan dari pihak yang mengetahui peristiwa tersebut secara langsung.
"Innalillaahi Wa'inna Ilaihi Raajium, telah berpulang ke Rahmatullah Bpk ustaz H. Yahya Waloni hari ini Jumat 10 Zulhijjah pada saat beliau menjadi khatib di Masjid Darul Falah blok M, Minasa Upa," bunyi pesan, seperti dikutip dari suara.com jaringan telisik.id, Jumat (6/6/2025).
Baca Juga: Ikut Lelang Barang Sitaan KPK dari Perampok Uang Rakyat, Ini Syarat dan Caranya
Ia sempat menyampaikan khutbah pertama tanpa menunjukkan tanda-tanda sakit. Namun setelah duduk sejenak dan bangkit melanjutkan khutbah kedua, mendadak ia ambruk dan tak sadarkan diri.
"Khutbah pertama belum ada tanda-tanda, setelah berdiri khutbah kedua, sepatah kata tiba-tiba ambruk jatuh," tulis pesan tersebut lebih lanjut.
Yahya Waloni yang berusia 54 tahun itu segera dilarikan ke RS Bahagia. Sayangnya, nyawa sang penceramah tidak tertolong dan ia dinyatakan meninggal dunia dalam perjalanan.
Sosoknya dikenal karena karakter ceramah yang lugas dan penuh semangat, meskipun gaya itu juga kerap memicu kontroversi di ruang publik.
Yahya lahir di Manado, Sulawesi Utara pada 30 November 1970 dari keluarga Kristen yang taat. Sebelum masuk Islam, ia dikenal sebagai pendeta yang aktif dan bahkan pernah menjabat sebagai rektor di Sekolah Tinggi Theologia Calvinis Ebenhaezer di Sorong.
Ia memutuskan menjadi mualaf pada awal tahun 2000-an setelah melalui proses panjang pencarian spiritual.
Sejak menjadi mualaf, ia aktif berdakwah di berbagai tempat, dari masjid hingga acara televisi. Gaya ceramahnya yang tegas dan berani membuatnya mudah dikenal masyarakat luas.
Ia sering menyoroti isu sosial dan tidak segan menyampaikan kritik terhadap pemerintah maupun tokoh masyarakat melalui dakwahnya.
Meskipun demikian, perjalanan dakwah Yahya Waloni tidak lepas dari masalah hukum. Pada tahun 2021, ia sempat ditangkap karena dugaan ujaran kebencian berbasis SARA.
Kasus itu bermula dari ceramahnya yang menyebut kitab Injil sebagai kitab palsu. Ia ditangkap di rumahnya di kawasan Cibubur, Jakarta Timur, dan sempat menjalani proses persidangan.
Dalam salah satu sidang, ia menyampaikan permintaan maaf dan mengaku menyesal atas isi ceramahnya yang menimbulkan kontroversi.
Ia bahkan meminta majelis hakim agar konten ceramahnya yang menyebar di media sosial dapat dihapus. Momen tersebut menjadi titik refleksi dalam perjalanan dakwahnya yang keras dan sering disorot media.
Sebelum aktif dalam dunia ceramah, Yahya Waloni juga sempat menjadi dosen di Universitas Balikpapan (Uniba) hingga tahun 2006. Pengetahuannya yang luas, baik tentang Islam maupun Kekristenan, menjadikan ceramah-ceramahnya sering dijadikan rujukan, terutama bagi mereka yang tertarik dengan perbandingan agama.
Yahya juga dikenal di media sosial karena ceramahnya yang kerap viral. Sebagian netizen menyebutnya sebagai “Ustaz Pansos”, julukan yang dipopulerkan oleh aktivis media sosial Denny Siregar.
Meski begitu, ia tetap memiliki banyak pengikut yang menilai dirinya sebagai sosok ulama yang tegas dan berani.
Baca Juga: Skema Tanazul Batal Diterapkan dalam Ibadah Haji 2025, Ini Alasannya
Pesan terakhir Yahya Waloni dalam khutbah sebelum wafat adalah tentang pentingnya ketauhidan kepada Allah SWT.
Pesan itu disampaikan dengan penuh semangat meskipun ia terlihat lelah sebelum akhirnya jatuh tak sadarkan diri.
"Setelah berdiri khutbah kedua, sepatah kata tiba-tiba ambruk jatuh," demikian pesan yang diterima jamaah masjid saat itu.
Jenazah Ustaz Yahya Waloni kemudian diterbangkan dari Makassar ke Jakarta untuk dimakamkan sesuai dengan permintaan keluarga.
Kepergiannya meninggalkan duka bagi para pengikutnya serta menjadi refleksi atas perjalanan spiritual seorang mantan pendeta yang bertransformasi menjadi penceramah Islam yang dikenal luas. (C)
Penulis: Ahmad Jaelani
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS