Ukraina Sebut Rusia Bakal Kalah Perang 48 Jam Lagi, Ini Alasannya
Fitrah Nugraha, telisik indonesia
Rabu, 09 Maret 2022
0 dilihat
Tentara Ukraina di perbatasan. Foto: Repro Net
" Menurut Vasyl, dalam waktu 3-4 hari sumber daya industri pertahanan Rusia akan habis. Stok rudal dan senjata mutakhir pun habis "
KIEV, TELISIK.ID - Aksi Rusia yang melakukan invasi ke Ukraina beberapa hari terakhir menjadi perhatian masyarakat dunia. Bahkan disebut-sebut akan menjadi pemicu pecahnya perang dunia ketiga.
Pasalnya, sejak Rusia melakukan invasi ke Ukraina, sudah banyak memakan korban jiwa dari kedua belah pihak, baik tentara maupun rakyat sipil.
Melansir okezone.com, meski serangan Rusia bertubi-tubi sejak beberapa hari ini, Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin mengklaim Ukraina akan memperoleh kemenangan dalam 48 jam lagi.
Vasyl Hamianin mengatakan, Rusia harus membayar mahal invasi yang dilakukan ke Ukraina. Setidaknya USD 20 miliar per hari merupakan harga yang harus dibayar Rusia akibat perang di Ukraina.
Ia pun mensinyalir bahwa Rusia mulai melemah dalam upaya invasinya yang dilakukan kepada Ukraina.
Baca Juga: Mengenal Sosok Vladimir Putin, Presiden Rusia yang Kini Menyerang Ukraina
“Rusia di tengah kebingungan karena rencana sebelumnya untuk memenangi perang dengan Ukraina paling lama tiga hari. Nyatanya, tentara Rusia tidak menguasai satu pun kota besar di Ukraina selama 12 hari perang berlangsung,” katanya, Selasa (8/3/2022).
Menurut Vasyl, dalam waktu 3-4 hari sumber daya industri pertahanan Rusia akan habis. Stok rudal dan senjata mutakhir pun habis. Sementara untuk produksi disetop karena kekurangan komponen dari Eropa dan negara-negara maju.
Rusia, kata dia, kekurangan suku cadang, komponen dan sumber daya alam. Rusia memiliki dana tetapi senjata dan sumber daya industri tidak lagi ada.
“Satu-satunya harapan Rusia ingin Ukraina menyerah. Namun, Ukraina akan bertahan dan kemenangan Ukraina sudah dalam hitungan jam. Yang penting bertahan kisaran 36-48 jam lagi,” ungkap Vasyl.
Baca Juga: Zelenskiy Sebut NATO Lemah hingga Marahi Amerika: Anda Ingin Ukraina Dibunuh Pelan-Pelan
Dia menambahkan, perang tak berperikemanusiaan cepat atau lambat pasti akan berakhir. Lebih cepat lebih baik.
Karena itu, saat ini adalah waktu yang tepat untuk setiap negara mengambil tindakan nyata. Setidaknya, menyatakan posisi secara tegas. “Jangan diam,” tutupnya.
Sebelumnya, mengutip Suara.com - jaringan Telisik.id, sejak Rusia melakukan invasi sepekan lalu, lebih dari satu juta orang sudah meninggalkan Ukraina.
Dari jumlah tersebut Badan Pengungsi PBB UNHCR menyebut, jumlah pengungsian di Ukraina menjadi yang terbesar sejauh ini di abad ke-21.
Angka yang dikeluarkan badan PBB tersebut berarti lebih dari 2 persen warga Ukraina sudah meninggalkan tempat kediaman mereka dalam tujuh hari terakhir. (C)
Reporter: Fitrah Nugraha
Editor: Haerani Hambali