Viral, Sekolah Yayasan SMP dan SMA Ini Kekurangan Bangku, Siswa Rela Belajar dengan Alas Karpet
Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Sabtu, 20 Juli 2024
0 dilihat
Suasana saat siswa dan siswi yayasan Imam muaragembong, belajar dengan alas tikar. Foto: Screenshoot video
" Di tengah pemerintah menggaungkan penghapusan penjurusan mata pelajaran, kondisi di Yayasan SMP dan SMA Iman Muaragembong mengungkap kenyataan lain. Sekolah terletak di Kabupaten Bekasi ini masih kekurangan fasilitas dasar, sehingga siswa-siswinya harus rela belajar dengan beralaskan karpet "
BEKASI, TELISIK.ID - Di tengah pemerintah menggaungkan penghapusan penjurusan mata pelajaran, kondisi di Yayasan SMP dan SMA Iman Muaragembong mengungkap kenyataan lain. Sekolah terletak di Kabupaten Bekasi ini masih kekurangan fasilitas dasar, sehingga siswa-siswinya harus rela belajar dengan beralaskan karpet.
Sangat miris melihat kondisi sekolah Yayasan Iman yang berada di Kampung Gaga, RT 02/04, Desa Pantai Mekar, Kecamatan Muaragembong, Kabupaten Bekasi. Berdasarkan postingan Instagram dari akun @kabarnegri yang dilihat oleh Telisik.id pada Sabtu (20/7/2024), kondisi sekolah yang berdiri sejak 1998 ini sangat memprihatinkan.
Siswa-siswinya harus belajar di lantai beralaskan karpet dan tikar karena minimnya meja dan kursi. Salah satu alumni sekolah tersebut, yang kini menjadi guru, rela berjuang membagikan ilmunya kepada siswa-siswi SMP dan SMA Iman.
Baca Juga: HBA ke-64, Kejari Muna Tingkatkan Penegakan Supremasi Hukum
Tujuannya agar anak-anak Muaragembong dapat memperoleh pendidikan yang layak hingga tingkat SMA. Guru tersebut, yang bernama Indah, menuturkan bahwa sejak berdirinya sekolah Yayasan Iman, mereka terus berupaya menyediakan pendidikan gratis bagi siswa-siswi setempat.
"Awal mula berdirinya sekolah Menengah Atas, yaitu SMA Iman, ini di Muaragembong kami masih menyewa gedung di salah satu sekolah MI. Namun, setelah beberapa tahun, kami berhasil memiliki gedung sendiri. Di sini, tidak ada pungutan biaya sepeser pun. Kami terus berjuang demi generasi muda agar tidak putus sekolah dan memiliki pendidikan yang layak demi masa depan mereka, minimal hingga tingkat SMA," ucap Indah.
Indah juga mengisahkan tentang seorang siswa yang rela menempuh perjalanan jauh demi bersekolah. Siswa tersebut, bernama Martin, berasal dari wilayah Cabangbungin dan harus berangkat sekitar pukul 03.00 WIB. Martin berjalan kaki menuju sekolah, dan terkadang para guru menjemputnya untuk memastikan dia dapat mengikuti pelajaran.
"Martin adalah siswa kelas 10 yang rela jalan kaki demi bisa melanjutkan sekolah," ungkap Indah.
Baca Juga: Rangkaian HUT ke-10 Muna Barat Diawali Pembagian Bendera Merah Putih dan Jalan Sehat
Kepala sekolah Yayasan Iman, Ratija, mengungkapkan harapannya agar pemerintah daerah atau pusat serta dinas pendidikan dapat membantu mencari solusi atas keterbatasan yang mereka hadapi. Menurutnya, sebagian besar warga Muaragembong adalah nelayan dengan penghasilan di bawah rata-rata, sehingga bantuan pemerintah sangat diperlukan untuk memastikan anak-anak bisa mendapatkan pendidikan yang layak.
"Saya berharap pemerintah daerah atau pusat dan dinas pendidikan dapat mencari solusi dengan keterbatasan kami di sini. Demi anak-anak bisa sekolah dan mendapatkan pendidikan yang layak, karena mayoritas warga Muaragembong adalah nelayan dengan penghasilan di bawah rata-rata," kata Ratija.
Di media sosial, banyak netizen yang turut prihatin dengan kondisi sekolah Yayasan Iman. Salah satu akun, @alhafiz-zidane, menulis, "Pak Menteri, apakah Anda melihat anak-anak yang semangat sekolah tapi fasilitas terbatas? Di mana nurani, apa menunggu rakyat marah baru Anda sadar?," tulisannya dalam Komentar. (C)
Penulis: Ahmad Jaelani
Editor: Fitrah Nugraha
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS