Wabah Flu Burung H5N1 Kembali Terdeteksi dan Muncul ke Permukaan

Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Kamis, 23 Mei 2024
0 dilihat
Wabah Flu Burung H5N1 Kembali Terdeteksi dan Muncul ke Permukaan
Wabah Flu Burung kembali merebah ke permukaan. Foto: Repro Istokcphoto

" Dalam sepekan terakhir, dunia kembali digemparkan dengan kemunculan kasus flu burung H5N1. Virus mematikan ini tak hanya menyerang unggas, tetapi kini juga menyebar ke sapi perah dan menginfeksi para peternak "

MICHIGAN, TELISIK.ID - Dalam sepekan terakhir, dunia kembali digemparkan dengan kemunculan kasus flu burung H5N1. Virus mematikan ini tak hanya menyerang unggas, tetapi kini juga menyebar ke sapi perah dan menginfeksi para peternak.

Beberapa negara telah merespons situasi ini dengan serius, mengingat potensi penyebarannya yang luas dan dampaknya yang signifikan. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat mengonfirmasi adanya infeksi flu burung pada manusia.

Kasus ini pertama kali terdeteksi pada sapi perah akhir Maret 2024 lalu dan sejak itu telah menyebar ke beberapa negara bagian.

Bersumer dari beritasatu.com, seorang pekerja peternakan sapi perah di Michigan menjadi korban terbaru, memperluas area penyebaran wabah ini. Namun, CDC menyatakan bahwa risiko penularan flu burung kepada masyarakat umum masih rendah.

Baca Juga: Pria Ini Kaget Dapat Tagihan Pajak Rp 560 Triliun

CDC juga menegaskan bahwa mereka belum menemukan bukti penularan flu burung dari manusia ke manusia. Sejak Maret, hampir 40 orang telah diuji, termasuk para pekerja peternakan di Michigan.

Sebelumnya, seorang pekerja susu di Texas juga dilaporkan terinfeksi pada April lalu. Michigan dan Texas termasuk di antara sembilan negara bagian yang melaporkan adanya flu burung pada peternakan sapi perah sejak akhir Maret.

Wabah ini lebih luas dari yang diketahui berdasarkan temuan Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA). Menurut FDA, sekitar 20 persen sampel susu eceran mengandung partikel H5N1.

CDC menyatakan bahwa kasus serupa mungkin akan terus muncul, mengingat tingginya tingkat virus dalam susu mentah dari sapi yang terinfeksi serta luasnya penyebaran di kalangan sapi perah.

Wakil Direktur CDC, Nirav Shah, mengatakan bahwa lembaganya menerima sampel dari pasien Michigan, Selasa (21/5/2024), dan mengonfirmasi hasil positif pada malam harinya.

CDC menyatakan bahwa penyelidikan baru saja dimulai, dan mereka sedang menyelidiki apakah pekerja tersebut mengenakan atau ditawari alat pelindung diri.

Melansir voaindonesia.com, seorang peternak di Michigan didiagnosis mengidap flu burung setelah menunjukkan gejala ringan pada mata. Hasil tes usap hidung menunjukkan hasil negatif, tetapi tes dari mata yang dilakukan pada Selasa (21/5/2024) menunjukkan hasil positif, mengindikasikan adanya infeksi mata.

Peternak tersebut mengalami gatal-gatal di matanya pada awal bulan ini, tetapi kondisinya tidak terlalu parah dan telah sembuh tanpa pengobatan khusus seperti oseltamivir, obat yang dianjurkan dalam penanganan flu burung.

Risiko penularan di kalangan manusia masih rendah, namun peternak yang berinteraksi langsung dengan hewan yang terinfeksi berada dalam risiko lebih tinggi.

Pejabat kesehatan menekankan pentingnya penggunaan alat pelindung diri, terutama untuk melindungi mata, bagi para pekerja di peternakan.

Sejak tahun 2020, virus flu burung telah menyebar ke lebih banyak spesies hewan, termasuk anjing, kucing, beruang, dan bahkan anjing laut serta lumba-lumba di berbagai negara.

Baca Juga: Intel Mosad Israel Dituding Punya Andil di Balik Tewasnya Ebrahim Raisi Pernah Tumbangkan Jendral Iran

Terdeteksinya virus ini pada hewan ternak di Amerika Serikat pada awal tahun ini memicu kekhawatiran mengenai keamanan pangan dan kemungkinan penyebaran penyakit ini ke manusia.

Hingga Rabu (22/5/2024), virus flu burung telah dipastikan tersebar di 51 peternakan sapi perah di sembilan negara bagian, menurut Departemen Pertanian AS. Sebanyak 15 dari peternakan tersebut berada di Michigan.

Pejabat kesehatan menolak untuk memberikan rincian jumlah orang yang terpapar dari sapi yang telah diuji atau dipantau.

Virus ini ditemukan dalam jumlah tinggi pada susu mentah sapi yang terinfeksi. Namun, pejabat pemerintah menyatakan bahwa produk pasteurisasi yang dijual di toko swalayan aman karena proses pemanasan yang dilakukan mampu membunuh virus tersebut. (C)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Fitrah Nugraha

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Artikel Terkait
Baca Juga