Wajah Jadi Gampang Jerawatan Gegara Pakai Masker Selama Pandemi? Ini Solusinya...
Sasmiraza, telisik indonesia
Kamis, 22 Juli 2021
0 dilihat
Jerawat mulai bermunculan di wajah. Foto: Repro google.com
" Mengenakan masker menjadi salah satu keharusan saat beraktivitas di luar rumah selama masa pandemi COVID-19. "
KENDARI, TELISIK.ID - Mengenakan masker menjadi salah satu keharusan saat beraktivitas di luar rumah selama masa pandemi COVID-19.
Namun, pemakaian masker secara terus-menerus ternyata akan menimbulkan masalah pada kulit wajah.
Salah satunya ialah maskne (mask acne) atau jerawat, akibat terlalu lama memakai masker.
Dikutip dari Detik.com, Dokter spesialis kulit dan kelamin Dr dr I Gusti Nyoman Darmaputra, SpKK(K), FINSDV, FAADV dari DNI Skin Centre menjelaskan, maskne disebabkan pertumbuhan bakteri akibat kelembaban berlebih. Pemicunya tak lain air liur, keringat, minyak, dan debu.
"Masker yang jarang diganti dan tidak dicuci dapat menyebabkan maskne. Bagian dalam masker akan menjadi tempat percikan ludah akibat berbicara, batuk, bersin, tumpukan keringat, minyak wajah dan debu," terangnya.
"Sehingga hal ini akan menyebabkan kelembaban meningkat dan memudahkan tumbuhnya bakteri penyebab jerawat," lanjutnya.
Lantas, jenis masker seperti apa yang aman untuk wajah rentan berjerawat?
Menurut dr Darma, jenis masker tak memengaruhi kemudahan pertumbuhan jerawat. Selama durasi penggunaan tidak berlebih dan permukaan masker bersih, baik masker medis atau masker kain aman bagi kebersihan kulit wajah dari masalah jerawat.
Ia menambahkan, masker medis berbahan 3 lapis (layers) diyakini efektif menyerap cairan berukuran besar seperti air liur dari batuk atau bersin. Namun ia mengingatkan, lapisan ini tak menjamin proteksi pernapasan karena tak bisa melindungi pengguna dari partikel airborne.
Baca juga: Mengenali Hewan Kurban Kualitas Baik serta Sehat dan Cara Merawatnya
Baca juga: Dokter Boyke: Agar Cepat Hamil, Hitung Masa Subur dan Begituan Jam 9 Malam
"Karena memiliki lapisan filter ini, masker bedah efektif untuk menyaring droplet yang keluar dari pemakai ketika batuk atau bersin. Namun lapisan ini bukan merupakan barier proteksi pernapasan karena tidak bisa melindungi pemakai dari terhirupnya partikel airborne yang lebih kecil," jelasnya.
"Untuk masker bedah, bukan masalah di bahan yang menyebabkan jerawat tetapi yang terpenting adalah rutin mengganti masker dan tidak menggunakan lebih dari 10 jam," imbuh dr Darma.
Ia mengingatkan, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) merekomendasikan masker kain berbahan katun. Jenis masker ini pula aman digunakan berlapis dobel.
Dengan catatan, penggunaannya tak lebih dari 6 jam, serta rutin dicuci dan dijemur di bawah matahari.
Sementara itu, dilansir dari Kompas.com, untuk mengatasinya, jaga kelembaban kulit dan sesering mungkin mencuci muka. Gunakan pelembap dengan formula krim maupun lotion yang ringan.
Selain itu, pada siang hari, gunakan tabir surya, karena meski sebagian besar wajah ditutupi masker, tetap saja ada area yang terkena sinar matahari sehingga yang terbaik adalah menggunakan tabir surya dengan SPF yang cukup.
Untuk kulit yang kering penting untuk segera membersihkan kulit setelah melepaskan masker. Hal ini baik untuk menjaga kelembaban dan kebersihan kulit.
Selalu gunakan pelembab dengan formula yang lembut untuk menenangkan iritasi.
Jangan lupa juga untuk rutin mencuci masker kain dan pastikan juga mencuci tangan secara teratur dalam air mengalir agar bakteri dan virus langsung larut. (C)
Reporter: Sasmiraza
Editor: Fitrah Nugraha