Wisata Alam Pantai Kelelawar di Kabupaten Kolaka

Siswanto Azis, telisik indonesia
Minggu, 15 Maret 2020
0 dilihat
Wisata Alam Pantai Kelelawar di Kabupaten Kolaka
Kelelawar yang mendiami Pantai Potura. Foto: Ist

" Selain dikenal sebagai daerah penghasil biji nikel dan kelapa sawit, Kabupaten Kolaka juga dikenal dengan beberapa destinasi wisata dengan panorama yang tak kalah menariknya dengan destinasi wisata yang ada di Pulau Jawa "

KOLAKA, TELISIK.ID - Kolaka adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Tenggara. Kabupaten Kolaka (induk) telah dua kali mengalami pemekaran, yakni Kabupaten Kolaka Utara dan Kabupaten Kolaka Timur yang telah disahkan pada akhir tahun 2012. 

Pasca pemekaran, Kabupaten Kolaka mencakup daratan dan kepulauan yang memiliki wilayah seluas 3.283,59 Km?2;, dan wilayah perairan (laut) diperkirakan seluas ± 15.000 Km?2;, Jumlah penduduk kabupaten ini 256.827 jiwa (2019).

Selain dikenal sebagai daerah penghasil biji nikel dan kelapa sawit, Kabupaten Kolaka juga dikenal dengan beberapa destinasi wisata dengan panorama yang tak kalah menariknya dengan destinasi wisata yang ada di Pulau Jawa. Salah satu destinasi wisata yang cukup banyak menarik para wisatawan adalah wisata Pantai Kelelawar yang terletak di Kelurahan Watubangga, Kecamatan Watubangga.

Pantai Potura namanya. Adalah destinasi wisata yang memiliki pemandangan laut yang sangat indah. Letaknya berada di jalan  poros yang menghubungkan antara Kabupaten Bombana dan Kabupaten Kolaka, sehingga sangat mudah untuk dijangkau baik dengan kendaraan roda dua maupun roda empat.

Jika dari Bandara Sangia Nibandera, jaraknya hanya sekira 15 kilometer atau sekira 75 kilometer dari ibu kota Kabupaten Kolaka, sehingga sangat mudah terjangkau oleh pengunjung.

Pantai Potura ini sangat menjanjikan, sebab selain pemandangannya yang indah, di sekitar pantai juga dihiasi sejumlah tanaman bunga-bungaan dan pepohonan seperti pinus. Jajaran pohon pinus ini memberi nuansa keteduhan serta keasrian. Tak kalah menariknya adalah suara ribuan kelelawar yang bergantungan di pohon pinus yang jumlahnya ribuan. Diperkirakan ribuan kelelawar ini sudah tinggal sejak puluhan tahun lamanya di pepohonan di pantai tersebut.

Hal lain yang unik dari kawanan kelelawar ini, jenisnya sama dengan jenis kelelawar chapin's yang biasanya hidup di hutan Afrika Tengah. Kelelawar ini mempunyai rambut, atau bulu dan mengeluarkan bau aneh.

"Takut juga orang usir, karena memang dasarnya tidak mengganggu tanaman masyarakat, kemudian mereka (kelelawar) itu hanya berdiam diri," kata Muhammad Suardi, salah satu tokoh pemuda di lingkungan Pantai Potura.

Uniknya lagi, kita dapat melihat hewan  ini terbang di siang hari. 

"Dulunya tidak begini, hanya pantai yang ditumbuhi pepohonan biasa. Beberapa tahun yang lalu, kami juga tidak tahu persisnya, mereka datang dan menghuni pantai ini sampai sekarang," kata Suardi.

Banyak mitos yang beredar, jika ada yang mengganggu atau bahkan mengusir bangsa chrioptera ini maka akan terjadi bencana besar.

Muhammad Suardi menceritakan bahwa pemburu sering memburu kelelawar ini untuk dijadikan bahan pengobatan asma, jantung, infeksi saluran pernafasan dan penyakit lainnya.

Aturan resmi pemerintah dalam hal perlindungan hewan mamalia ini memang belum ada, namun perangkat lurah, tokoh adat dan warga sekitar sepakat untuk melindungi obyek wisata tersebut. 

Reporter: Dul
Editor: Sumarlin

Artikel Terkait
Baca Juga