2020, Situs Sejarah Lawata Didaftarkan ke BPCB Makassar
Muh. Risal H, telisik indonesia
Rabu, 04 Desember 2019
0 dilihat
Bangkai Helikopter milik Pasukan Kodam Siliwangi yang jatuh pada tahun 1964 saat operasi penumpasan DI/TII Kahar Muzakkar di Des
" Saya ingat sekali kejadiannya tahun 1954 saat itu saya masih duduk di SD. Jadi helikopternya ada dua, satu jatuh di pinggir laut ketika hendak mendarat, kebetulan pada saat itu air laut surut sehingga tidak ada korban dan satunya lagi meledak saat diisi bensol. Kata tentara waktu itu, mesin helikopternya lagi panas. "
KOLAKA UTARA, TELISIK.ID - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kolaka Utara (Kolut), melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kolut berencana mendaftarkan situs sejarah berupa dua buah bangkai helikopter milik pasukan Siliwangi 308 Bandung yang jatuh dan meledak di Desa Lawata, Kecamatan Pakue Utara, Kolut Saat operasi penumpasan pasukan pemberontak Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) pimpinan Kahar Muzakkar yang bermarkas di wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra).
Baca Juga: Sekda Pastikan, Seleksi Pejabat di Busel Jauh dari KKN
Menurut keterangan Yayat (65) salah seorang warga Desa Pakue, Kecamatan Pakue Utara, yang melihat langsung kejadian tersebut, helikopter yang mengangkut pasukan Kodam Siliwangi 308 tersebut jatuh di tepi pantai saat hendak melakukan pendaratan di Lapangan Lawata.
"Saya ingat sekali kejadiannya tahun 1954 saat itu saya masih duduk di SD. Jadi helikopternya ada dua, satu jatuh di pinggir laut ketika hendak mendarat, kebetulan pada saat itu air laut surut sehingga tidak ada korban dan satunya lagi meledak saat diisi bensol. Kata tentara waktu itu, mesin helikopternya lagi panas," kata dia kepada Telisik.id, Selasa (3/12/2019).
Dia juga menjelaskan, bangkai helikopter itu dulunya utuh. Hanya saja, sebagian masyarakat memotong-motong untuk dijadikan alat pemberat pancing.
"Dulu itu utuh hanya banyak masyarakat yang potong-potong besinya dia pake memancing dan yang tersisa tinggal mesinnya itu karena sudah tidak bisa lagi dipotong," jelasnya.
Tidak jauh dari letak bangkai helikopter, lanjutnya, juga terdapat kuburan tentara yang meninggal saat kontak senjata dengan pasukan DI/TII di sekitar Lasolo.
"Tentara yang meninggal itu ada tiga orang. Dua orang tentara Sulawesi yaitu Kopral Solong dari Sengkang dan Sersan Asis dari Bone, dan satu orang pasukan Kodam Siliwangi 308 Bandung pak Wempi namanya. Saya ingat sekali ini karena pada saat upacara pemakaman semua anak sekolah ikut upacara, terus nama-nama tentara yang meninggal disebut satu-satu," lanjutnya.
Baca Juga: DPRD Sultra Hearing PT. VDNI dan PT. OSS
Di tempat terpisah, Kepala Bidang Kebudayaan Dikbud Kolut, Sadaruddin, S.Pd. M.Si saat dikonfirmasi membenarkan keberadaan bangkai helikopter tersebut dan mengungkapkan, tahun 2020 Pemkab Kolut berencana mendaftarkan benda tinggalan sejarah yang terletak di Desa Lawata tersebut ke Badan Pengelola Cagar Budaya (BPCB) Gowa, Makasar sebagai situs cagar sejarah yang dilindungi.
"InsyaAllah setelah pengusulun oleh Pemkab melalui Dikbud Kolut ke BPCB Gowa dan jika disetujui maka benda tersebut akan dijadikan cagar dan ditunjuk satu orang yang menjaganya seperti goa tengkorak di Lawolatu. Namun, jika BPCB Gowa tidak setuju, maka Pemkab Kolut lewat Dikbud yang akan mengambil alih. Minimal dipagar dan dibangun monumen tertulis sebagai pembelajaran sejarah bagi anak cucu kita ke depan," ungkapnya.
Adapun tahapan yang akan dilalui untuk menjadikan objek tersebut sebagai cagar sejarah, lanjutnya, yang pertama, mendaftarkan peninggalan tersebut ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) lewat PPKD Kolut, setelah itu tim BPCB mengunjungi situs yang dimaksud untuk diteliti, apakah bisa dijadikan cagar atau tidak.
"Jadi tidak serta merta setelah diusulkan akan langsung keluar keputusannya. akan diteliti dulu dan rencananya akan diteliti oleh pakar sejarah dari Universitas Haluoleo (UHO) Kendari, dan dari Dikbud Bidang Kebudayaan tahun depan juga akan turun mengambil data lengkap," pungkasnya.
Kita semua berharap semoga situs tersebut nantinya bisa masuk dalam cagar sejarah yang dilindungi dan ke depannya Bidang Budaya akan eksis bekerja mengangkat semua hal yg berhubungan dengan budaya yang ada di Kolut.
Baca Juga: Pungli Disdukcapil Kendari, Kepala Dinas Ikut Terlibat ?
Untuk diketahui, berdasarkan keterangan beberapa tokoh masyarakat yang ditemui telisik.id, dulunya Desa Lawata yang merupakan pemekaran dari Desa Pakue adalah markas besar pasukan gabungan Kodam Siliwangi dan pasukan Sulawesi. Ribuan tentara pernah bermarkas di sini dan bergantian keluar masuk hutan menyisir keberadaan pasukan (gerombolan) Kahar Muzakkar. Bahkan Jenderal Ahmad Yani, Soemitro, Pangabeang, Mayor Jenderal Ali Moertopo, Jenderal LB Moerdani pernah menginjakkan kaki di desa tersebut.
Selain itu, menurut keterangan warga setempat, mayat Kahar Muzakkar setelah tertembak di Sungai Lasolo terlebih dahulu dievakuasi ke desa ini sebelum diterbangkan ke Makassar menggunakan helikopter dan tahun 1967 sekitar 400 pasukan Kahar Muzakkar bersama istri Kahar Muzakkar turun gunug dan disambut oleh ribuan tentara dan beberapa jenderal untuk melakukan rekonsiliasi.
Reporter: Muh. Risal
Editor: Rani