Babi Dilarang Masuk ke Manggarai untuk Tangkal Virus AFS
Berto Davids, telisik indonesia
Senin, 30 Januari 2023
0 dilihat
Meski belum terserang virus, Pemkab Manggarai meminta masyarakat rajin membersihkan kandang babi. Foto: Berto Davids/Telisik
" Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai, Nusa Tenggara Timur berpikir ekstra untuk menangkal virus babi yang sekarang sedang menular di berbagai daerah "
MANGGARAI, TELISIK.ID - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai, Nusa Tenggara Timur berpikir ekstra untuk menangkal virus babi yang sekarang sedang menular di berbagai daerah.
Bupati Manggarai, Heribertus Geradus Laju Nabit meminta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, karena sampai saat ini belum ada vaksin atau obat untuk mengatasi penyebaran virus yang dikenal dengan sebutan AFS itu.
“Kita hanya punya disinfektan, bukan vaksin. Karena itu kami mengimbau agar masyarakat lebih waspa terhadap virus itu supaya tidak menyebar di wilayah Kabupaten Manggarai,” ujarnya, Senin (30/1/2023).
Baca Juga: Mentan Dorong Komoditas Sorgum di Konawe Selatan
Untuk sementara kata dia, pihaknya tidak mengizinkan babi dari luar masuk ke wilayah Manggarai, termasuk saat acara adat yang mengharuskan membawa babi dari luar kabupaten.
“Untuk sementara secara resmi disampaikan bahwa kita tidak menerima pasokan babi dari luar daerah sebagai jurus antisipasi dan pencegahan virus babi di Manggarai,” tegasnya.
Sementara itu Plt Dinas Peternakan Manggarai, Yoseph Mantara mengatakan, setelah terjadi serangan virus babi di tahun 2020 lalu, masyarakat sudah bergairah lagi beternak babi karena hampir dalam setiap acara adat, babi selalu dibutuhkan.
Memang untuk saat ini belum ada laporan tentang kasus itu. Soal usulan pembentukan posko, tentu akan dikoordinasikan karena membutuhkan biaya operasional yang tidak sedikit.
Dia mengakui telah mengeluarkan surat himbauan kepada para camat, lurah dan kepala desa untuk menyampaikan kepada masyarakat terkait jurus-jurus penangkal.
Ia pun menyampaikan beberapa jurus untuk mengantisipasi serangan virus yang mematikan ternak babi tersebut.
Adapun beberapa jurus itu, yakni para pemilik ternak babi diminta untuk mensterilkan kandang dengan cara tidak dikunjungi oleh pihak luar.
Langkah steril lainnya dengan membersihkan kandang dari kotoran ternak lalu disemprot dengan disinfektan seperti sabun cuci atau cairan disinfektan lainnya, karena salah satu pemicu bersarangnya virus adalah kotoran hewan di sekitar lingkungan itu sendiri.
Yoseph Mantara menjelaskan, pembatasan keluar masuk orang lain, khususnya oleh para pembeli ternak babi yang keluar masuk berbagai wilayah.
“Mereka yang membeli babi itu mungkin sudah keluar masuk wilayah lain bahkan lintas kabupaten. Mereka berpotensi menjadi membawa virus. Untuk sementara, mereka dibatasi dulu jangan sampai masuk ke area kandang babi," katanya.
Baca Juga: Banyak ASN di Muna Belum Gajian
Langkah lainnya, kata Yoseph Mantara adalah soal pakan babi. Harapannya para peternak atau masyarakat memperhatikan pakan babi, apalagi kalau pakan itu sudah tercampur sisa makanan yang ada daging babinya.
Hal lain lagi, Yoseph menghimbau masyarakat untuk tidak melakukan pemotongan babi di luar rumah potong hewan, termasuk perdagangan daging jenis julu yang sudah menjadi kebiasaan orang Manggarai.
Langkah antisipasi lainnya, lanjut Yoseph, sementara waktu tidak mengijinkan babi dari luar masuk ke wilayah Kabupaten Manggarai. Termasuk saat acara adat, yang mengharuskan membawa babi dari luar Manggarai.
“Itu sebagai langkah antisipasi dan pencegahan virus AFS di Manggarai,” tegasnya. (B)
Penulis: Berto Davids
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS