Cerita Mahasiswa Kuliah Daring, Cegah Penularan Wabah COVID-19
Siswanto Azis, telisik indonesia
Sabtu, 04 April 2020
0 dilihat
Mahasiswa Unsultra sedang melakukan kuliah daring. Foto: Dul/Telisik
" Fleksibel, mudah diakses di mana saja jika sinyal memadai, mampu menghemat banyak waktu, menarik sehingga minat untuk mengikuti perkuliahan tinggi. "
KENDARI, TELISIK.ID - Reski Amalia, Mahasiswi Semester VI Fakultas Hukum, Universitas Sulawesi Tenggara yang sudah sepekan lebih harus belajar dan kuliah di rumah. Kampusnya tempat ia belajar mewajibkan dosen dan mahasiswa untuk belajar dari rumah mengikuti anjuran pemerintah untuk mencegah penularan virus Corona atau COVID-19.
Reski Amalia lebih memilih untuk tetap tinggal di rumah mengikuti arahan pemerintah. Ia bersama mahasiswa lainnya tetap patuh mengikuti kegiatan pembelajaran daring atau dalam jaringan bersama dosen-dosennya.
Ia juga harus cepat beradaptasi dengan pembelajaran yang berbasis teknologi, terutama ketika akan menggunakan aplikasi pembelajaran jarak jauh yang ada di playstore.
Baca juga: Wa Ina, Pedagang Sayur yang Tetap Berjualan di Tengah Wabah COVID-19
”Pembelajaran online sangat menarik dan mampu membuat antusiasme mahasiswa meningkat untuk belajar. Perkuliahan online merupakan hal yg sangat baru bagi saya pribadi. Kegiatan ini memberikan pengalaman yang sangat luar biasa,” ujar Reski Amalia.
Sama halnya dengan Zulkifli yang juga mahasiswa Fakultas Hukum di Universitas Sulawesi Tenggara. Ia mengaku lebih fleksibel mengikuti kegiatan pembelajaran jarak jauh ini.
”Mau dilakukan malam, siang, sore pun bisa,” ujar Zulkifli
Baca juga: Pesona Pasir Putih Labengke Besar di Konawe Utara yang Belum Terkuak
Untuk pembelajaran jarak jauh tersebut, pihak kampus memilih menggunakan aplikasi Zoom.
”Fleksibel, mudah diakses di mana saja jika sinyal memadai, mampu menghemat banyak waktu, menarik sehingga minat untuk mengikuti perkuliahan tinggi,” ungkapnya.
Pada awalnya, Zulkifli mengaku sedikit bingung dengan pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan aplikasi.
”Biasanya kan tatap muka ya, ketemu langsung dengan dosen, ini masih harus banyak belajar, diawal-awal saja sih bingungnya,” ujarnya.
Baca juga: Eksotisme Permandian Anawai di Kolaka Utara
Menurut Dosen Fakultas Hukum Universitas Sulawesi Tenggara, Hijriani,SH.,MH, mengaku alasan dipilihnya aplikasi Zoom sebagai media pembelajaran jarak jauh karena mahasiswa yang ikut bisa banyak.
”Bisa menampung sampai 100 mahasiswa,” tukasnya.
Selain Hijriani, Dosen Pengampuh mata kuliah Hukum Administrasi Negara, Ayu Lestari Dewi, juga memilih aplikasi Zoom untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh.
”Menggunakan Zoom nyaman, asalkan dipersiapkan dengan baik ya, disampaikan jauh-jauh ke semua mahasiswa melalui WhatsApp grup kita akan menggunakan aplikasi Zoom, jadi mahasiswa telah mengunduh dan mempersiapkan dengan baik,” kata Ibu Ayu.
Baca juga: Kisah Sekolah Disabilitas di Kendari, Bangunannya Terbuat dari Bambu
Muhammad Tahir, SH., yang mengampu mata kuliah Ilmu Perundang-Undangan, bagi mahasiswa semester VI ini mengaku, tidak menemui kendala selama pembelajaran jarak jauh dengan mahasiswanya.
Mahasiswi Universitas Sulawesi Tenggara, Nur Amaliah mengatakan perkuliahan daring menyenangkan, karena menggunakan metode sains sehingga menjadikan mahasiswa lebih aktif dan terampil di dalam proses perkuliahan.
”Tentu saja terdapat perbedaan antara kuliah langsung dengan daring, dimana kuliah langsung jauh lebih terkondisikan situasinya karena berada di ruangan yang sama, namun kuliah daring saya rasa juga cukup efektif untuk melakukan proses perkuliahan mengingat situasi yang dihadapi saat ini,” tukasnya.
Ia mengaku, menggunakan aplikasi Zoom itu cukup efektif karena bisa bertatap muka secara langsung.
Baca juga: Menelisik Meriam Tempur di Benteng Keraton Buton
“Kan bisa lihat langsung ya, suara dan wajah kita dengan teman dan dosen,” ujarnya.
Agar mahasiswa tetap lancar mengikuti pembelajaran, Hijrani menyarankan kepada mahasiswa untuk mencari lokasi yang tidak ramai.
"Bisa di kamar, yang penting tidak mengganggu kegiatan pembelajaran jarak jauh, dengan teknologi bisa mendekatkan yang jauh," ujarnya.
Baca juga: Lima Tahun Menderita Gizi Buruk, Balita Ini Hanya Bisa Terbaring Kaku
Kendala lainnya adalah tentu saja di tempat mahasiswa berada, tidak semuanya memiliki sinyal yang bagus, Hijrani menyarankan agar mahasiswa tersebut mencari provider jaringan seluler yang memiliki sinyal kuat selama pembelajaran jarak jauh berlangsung.
”Kita tidak tahu sampai kapan pembelajaran jarak jauh ini berlangsung, jadi mahasiswa saya yang tidak memiliki sinyal bagus, untuk sementara waktu mencari provider jaringan seluler yang memiliki sinyal kuat agar semuanya berjalan lancar,” tambahnya.
Reporter: Dul
Editor: Sumarlin