Cerita Pilu Wanita di Konawe Rela Luntur Harga Diri Demi Dua Anak Sekolah
Astrid Askar, telisik indonesia
Rabu, 21 Mei 2025
0 dilihat
Suasana Kota Unaaha saat malam hari (kiri) dan Ilustrasi wanita (kanan) jual diri demi anak sekolah. Foto: Ist.
" Kerasnya hidup dan desakan ekonomi, seorang ibu di Konawe memilih jalan pahit demi menyekolahkan anak-anaknya. Dengan segala keterbatasan, ia rela melunturkan harga diri agar asa pendidikan anak-anaknya tetap menyala, meski harus memikul beban yang mengoyak batin "

KONAWE, TELISIK.ID - Kerasnya hidup dan desakan ekonomi, seorang ibu di Konawe memilih jalan pahit demi menyekolahkan anak-anaknya. Dengan segala keterbatasan, ia rela melunturkan harga diri agar asa pendidikan anak-anaknya tetap menyala, meski harus memikul beban yang mengoyak batin.
Hidup dalam kemiskinan kerap menempatkan seseorang pada pilihan yang menyakitkan. Itulah yang dialami oleh April (bukan nama sebenarnya), seorang ibu berusia 32 tahun yang tinggal di wilayah pinggiran Kota Unaaha, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.
April terpaksa menjual diri agar bisa membiayai pendidikan dua anaknya yang masih duduk di bangku sekolah. Ia mengungkapkan keputusan yang diambilnya bukanlah sebuah pilihan yang mudah.
Baca Juga: Tiga Calon Jemaah Haji Kolaka Utara Batal Berangkat
"Saya tidak bangga, bahkan sering merasa hancur tiap kali pulang. Tapi saya juga ibu. Kalau bukan saya yang berkorban, siapa lagi yang bisa bayar uang sekolah anak-anak saya?" ungkap April kepada telisik.id, di sebuah coffee shop di Kelurahan Anggabaeri, Senin (21/5/2025).
Sebelum mengalami situasi ini, April bekerja sebagai penjaga toko kecil dan sesekali menjual kue di sekolah-sekolah. Namun, setelah suaminya meninggal akibat kecelakaan kerja tiga tahun lalu, beban ekonomi keluarga semakin berat dan membuat pendapatan April tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari.
"Saya pernah coba pinjam sana sini, tapi yang ada malah dikejar utang karena lebih banyak utang dibanding penghasilan. Akhirnya saya mulai ikut teman kerja malam. Lama-lama jadi rutinitas, karena hanya itu yang cepat menghasilkan," jelas April dengan suara lirih.
Baca Juga: Kejari Bidik Tersangka Baru Kasus Korupsi Bandara Kolaka Utara
April kini tinggal bersama kedua anaknya di sebuah rumah semi permanen. Meski tidak pernah mengizinkan anak-anaknya mengetahui apa yang ia kerjakan setiap malam, April selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi pendidikan mereka.
Ia menyadari sepenuhnya bahwa jalan yang dipilihnya membawa banyak risiko, baik dari sisi kesehatan maupun sosial.
"Saya hanya mau anak-anak sekolah tinggi, biar mereka tidak hidup seperti saya dan bisa dapat pekerjaan yang layak," Pungkas April. (A)
Penulis: Astrid Askar
Editor: Ahmad Jaelani
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS