Dinas Perikanan Kolut Beri Perhatian Besar terhadap Budidaya Rumput Laut
Muh. Risal H, telisik indonesia
Kamis, 10 Desember 2020
0 dilihat
Aktivitas petani rumput laut di Desa Powalaa, Kecamatan Pakue Tengah, Kolaka Utara. Foto: Muh. Risal/Telisik
" Di sana, kita sekaligus bertemu serta berdiskusi dengan para petani rumput laut untuk mencari tahu kendala apa yang mereka hadapi. Jika memang ada, maka kita harus dampingi mereka minimal pendampingan dari sisi teknisnya. "
KOLAKA UTARA, TELISIK.ID - Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perikanan Kolaka Utara (Kolut), Ir. Zakaria Bakrie akan meninjau langsung kawasan budidaya rumput laut yang tersebar di beberapa kecamatan se-Kolaka Utara.
Menurutnya, budidaya rumput laut di Kolaka Utara merupakan salah satu potensi ekonomi yang menjanjikan bagi masyarakat pesisir yang perlu mendapat perhatian dari pemerintah.
Meskipun demikian, kata dia, tidak semua kawasan pesisir cocok untuk dijadikan kawasan budidaya rumput laut.
"Budidaya rumput laut harus di tempatkan pada area yang tepat, karena tidak semua kawasan pesisir cocok dijadikan kawasan budidaya. Berdasarkan pengalaman saya di Luwu Timur, dari empat kecamatan pesisir yang telah kami uji coba saat itu, yaitu Kecamatan Angkona, Wotu, Malili dan Burau. Hanya Wotu dan Burau yang cocok budidaya rumput laut jenis kotoni, sementara jenis liseral cocoknya hanya di Malili dan Angkona," kata Zakaria Bakrie, Kamis (10/12/2020).
Baca juga: Rp 48 Miliar Disiapkan Ganti Rugi Tanah Bangun Bendungan Ameroro di Konawe
Untuk kontes Kolaka Utara, lanjut dia, ada beberapa area yang dijadikan tempat budidaya rumput laut, seperti di Desa Powalaa, Lawadia, Korooha, Mala-mala, Kamisi dan Lambai yang akan ditinjau langsung.
"Di sana, kita sekaligus bertemu serta berdiskusi dengan para petani rumput laut untuk mencari tahu kendala apa yang mereka hadapi. Jika memang ada, maka kita harus dampingi mereka minimal pendampingan dari sisi teknisnya," terangnya.
Tidak hanya sektor rumput laut, Plt Kadis Perikanan juga akan melirik komodi lain, selain ikan bandeng dan udang paname untuk para petani tambak.
"Komoditas lain yang saya sudah uji coba itu, ikan nila merah. Dan harga nila merah itu dua kali lipat dari harga bandeng dengan durasi pemeliharaan sama, sementara harga berbeda. Kalau ini bisa dibudidayakan, saya yakin bisa memperbaiki pendataan petani tambak," pungkasnya. (B)
Reporter: Muh. Risal
Editor: Fitrah Nugraha