Heboh Redenominasi Rupiah Kebanyakan Nol, Rp 1.000 Direvisi jadi Rp 1

Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Senin, 10 November 2025
0 dilihat
Heboh Redenominasi Rupiah Kebanyakan Nol, Rp 1.000 Direvisi jadi Rp 1
Wacana redenominasi rupiah kembali mengemuka, menyederhanakan Rp 1.000 menjadi Rp 1 tanpa mengubah nilai tukar. Foto: Repro Antara.

" Wacana penyederhanaan rupiah kembali mencuat melalui Rencana Strategis Kementerian Keuangan 2025-2029 "

JAKARTA, TELISIK.ID - Wacana penyederhanaan rupiah kembali mencuat melalui Rencana Strategis Kementerian Keuangan 2025-2029, yang memuat agenda redenominasi dengan memangkas tiga digit nol, sehingga nilai nominal Rp 1.000 akan disederhanakan menjadi Rp 1 tanpa mengubah nilai tukarnya.

Wacana redenominasi atau penyederhanaan penulisan nilai mata uang kembali menjadi pembahasan publik setelah muncul dalam Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2025-2029 yang telah ditetapkan Menteri Purbaya Yudhi Sadewa.

Redenominasi merupakan kebijakan pengurangan digit pada penulisan nominal rupiah tanpa mengubah nilai uang tersebut terhadap barang atau jasa.

Kebijakan redenominasi bukan hal baru di Indonesia. Bank Indonesia sudah menggulirkan rencana ini sejak tahun 2010, hingga pada 2013 pernah masuk sebagai Program Legislasi Nasional melalui usulan RUU Perubahan Harga Rupiah.

Pada saat itu, skema yang diusulkan ialah penghilangan tiga digit nol, sehingga nilai Rp 1.000 akan ditulis menjadi Rp 1, dengan nilai barang dan daya belinya tetap sama.

Menurut Indonesia Treasury Review 2017, kebijakan redenominasi memberikan sejumlah manfaat. Pertama, menyederhanakan transaksi ekonomi, khususnya pencatatan administrasi dan pembukuan akuntansi. Digit yang terlalu panjang sering menimbulkan kendala teknis pada sistem keuangan, terutama dalam pengolahan data berskala besar.

Baca Juga: BLT Dana Desa hingga PBI-JK Sudah Aktif dan Cair November 2025, Begini Cek Status Nama Penerimanya

Kedua, redenominasi dapat mengurangi potensi kesalahan tulis maupun penginputan angka dalam transaksi keuangan. Dengan digit yang lebih sederhana, pelaku usaha maupun masyarakat akan lebih mudah memastikan ketepatan angka.

Ketiga, dari sudut pandang pengelolaan moneter, penyederhanaan angka dapat membantu pengendalian harga barang konsumsi dan inflasi karena rentang harga menjadi lebih mudah dipantau.

Keempat, kebijakan ini memungkinkan penghematan biaya pencetakan uang baru, terutama karena variasi pecahan kebutuhan uang kertas bisa lebih sedikit dan penggunaan uang koin dapat diperpanjang.

“Redenominasi Rupiah dapat memberikan manfaat yang besar jika dilakukan dengan sistematis, terencana dan terukur,” tulisnya, seperti dikutip dari CNBC Indonesia, Senin (10/11/2025).

Ekonom senior Raden Pardede menjelaskan bahwa redenominasi membawa dampak psikologis pada persepsi pelaku pasar terhadap rupiah.

“Secara psikologi membuat kita lebih yakin, hitungan konversi kita ke mata uang dolar tidak Rp 15.000, tapi katakan menjadi Rp 15,” ujarnya dalam program Central Banking 2023.

Baca Juga: Pendaftaran Program Magang Kemendagri 2025 Dibuka, Berikut Syaratnya

Namun Raden menegaskan bahwa redenominasi tidak secara otomatis memperkuat kurs rupiah. “Keuntungan hanya semata persoalan persepsi, psikologi saja, no more than that,” katanya.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo pada 2022 juga pernah menyampaikan efisiensi sebagai manfaat redenominasi. “Dengan nol tiga (dikurangi) efisiensi ekonomi akan meningkat,” ucap Perry.

Ia menambahkan bahwa transaksi keuangan akan berjalan lebih cepat karena pengolahan sistem menjadi lebih ringan.

Dengan munculnya kembali dalam dokumen strategis pemerintah, wacana ini dipandang memasuki fase pembahasan teknis lanjutan. Penerapannya tetap memerlukan tahapan sosialisasi luas dan kondisi ekonomi yang stabil sebagai syarat utama pelaksanaan. (C)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baca Juga