HUT ke-76 RI, Provinsi NTT Klaim Sukses di Bidang Ini
Berto Davids, telisik indonesia
Selasa, 17 Agustus 2021
0 dilihat
Wakil Gubernur NTT, Yosep Nae Soi saat memberikan pidato radio. Foto: Biro Administrasi Pimpinan Setda Provinsi NTT
" Pidato yang diikuti oleh seluruh pimpinan perangkat daerah itu dilaksanakan secara daring oleh RRI Kupang dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan "
KUPANG, TELISIK.ID - Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Josep Nae Soi menyampaikan pidato radio dalam rangka memperingati hari kemerdekaan ke-76 Republik Indonesia (RI), Selasa (17/08/2021) di ruang rapat asisten.
Pidato yang diikuti oleh seluruh pimpinan perangkat daerah itu dilaksanakan secara daring oleh RRI Kupang dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.
Dalam pidatonya Wagub Nae Soi mengklaim bahwa Provinsi NTT telah sukses menurunkan angka stunting secara signifikan mulai tahun 2018 hingga tahun 2021.
"Pada tahun 2018 ke 2019 kita berhasil menurunkan angka stunting dari 35,4 persen menjadi 30 persen. Sedangkan pada tahun 2020 angka stunting kita turun lagi ke 24,20 persen hingga akhirnya konsisten ke angka 23,20 pada bulan Februari tahun 2021," tutur Nae Soi.
Hal ini, kata dia, merupakan sebuah pencapaian yang luar biasa sehingga pada hari kemerdekaan yang ke-76 ini NTT berani mengumumkan kesuksesan pada bidang-bidang yang telah dikerjakan.
Untuk bidang pendidikan, lanjut Wagub, Pemprov terus berupaya meningkatkan kesempatan masyarakat untuk mengenyam pendidikan yang berkualitas melalui peningkatan Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisiapsi Murni (APM) pada setiap jenjang pendidikan, peningkatakan akreditasi sekolah serta revitalisasi sarana dan prasarana sekolah.
“Saat ini kita juga kembangkan 9 sekolah pusat keunggulan atau sekolah percontohan yang akan jadi contoh untuk sekolah-sekolah lain serta memanfaatkan sumber daya alam lokal dalam bidang kemaritiman, seni, pariwisata serta industri kreatif. Kita terus dorong penataan SMK untuk ciptakan tenaga kerja yang terampil. Ke depan, untuk jawab tantangan modernisasi dan penguasaan teknologi, pembangunan pendidikan di Nusa Tenggara Timur difokuskan untuk beberapa bidang, yakni pendidikan yang membentuk logika dan sains, pendidikan literasi seperti penguasaan Bahasa Indonesia dan Inggris, membaca dan menulis serta pendidikan yang membentuk etika dan budi pekerti,” jelasnya.
Sementara terkait pengembangan pariwisata, jelas Wagub, Pemerintah Provinsi di tengah pandemi ini melakukan penataan destinasi wisata unggulan NTT, meliputi pembangunan infrastruktur penunjang berupa home stay, cottage dan restoran pada tujuh lokasi pariwisata estate, yaitu Pantai Liman, Kabupaten Kupang; Desa Wolwal, Kabupaten Alor; Mulut Seribu, Kabupaten Rote Ndao; Lamalera di Kabupaten Lembata; Koanara di Kabupaten Ende; Fatumnasi di Kabupaten Timor Tengah Selatan dan Pramaidita di Kabupaten Sumba Timur.
“Saya minta pemerintah daerah di tujuh destinasi pariwisata estate tersebut untuk meningkatkan kolaborasi dengan Pemerintah Provinsi serta mempersiapkan masyarakat dalam rangka kesinambungan pengelolaannya," ungkapnya.
Pemerintah kabupaten, kata dia, diharapkan menyediakan infrastruktur penunjang lain seperti jalan, air bersih, listrik dan komunikasi, serta memfasilitasi dan memberikan pendampingan kepada masyarakat untuk menjadi pemilik atas obyek wisata tersebut.
Di bidang pertanian dan peternakan, lanjut Wagub, Pemprov sejak tahun 2019 melaksanakn program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS). Di mana pada musim tanam Oktober 2019 sampai April 2020, TJPS dilaksanakan pada 7 kabupaten dengan target 2.400 ha, realisasi tanamnya seluas 2.310,53 ha jumlah realisasi panen seluas 2.017,53 ha dan produksinya mencapai 9.538,90 ton.
Musim tanam April sampai Oktober 2020 diperluas di 16 kabupaten dengan luasan lahan terverifikasi seluas 5.210 ha, realisasi tanamnya seluas 1.732 ha dengan jumlah realisasi panen seluas 1.109,16 ha dan produksinya mencapai 2.258,18 ton.
“Periode Oktober 2020 -Maret 2021 juga dilaksanakan pada 16 Kabupaten dengan luasan lahan terverifikasi seluas 8.183 ha, realisasi tanamnya seluas 8.098,5 ha dengan jumlah realisasi panen seluas 4.947 ha dan produksinya mencapai 15.117 ton" sebutnya.
Program ini, tutur Dia, diharapkan dapat memperkuat ketahanan pangan dan pendapatan petani melalui peningkatan produksi dan produktivitas jagung serta pemerataan kepemilikan ternak sapi dan peningkatan populasi ternak sapi.
Sementara di bidang peternakan, Wagub mengungkapkan peternak NTT setiap tahun secara terus-menerus berkontribusi untuk memenuhi kebutuhan daging sapi dan kerbau secara nasional.
"Rata-rata setiap tahun dikirim 12 juta kg daging sapi untuk mencukupi konsumsi daging sapi secara nasional yang masih tergantung pada impor" kata Dia.
“Populasi ternak sapi di NTT terus meningkat setiap tahun. Pada tahun 2019 populasi ternak sapi di NTT 1.087.761 ekor meningkat menjadi 1.176.317 ekor di akhir tahun 2020. Pemerintah juga sedang mengembangkan sapi wagyu, persilangan dengan sapi lokal melalui teknologi Inseminasi Buatan (IB). Tahun 2020 telah disediakan benih/bibit (semen) sapi wagyu sebanyak 1.300 strow yang disebar ke 3 kabupaten yakni TTS, TTU dan Kupang dan Instalasi Lili sebanyak 1.020 strow. Tahun 2021 disebar di Kota Kupang, Kabupaten Belu, Rote Ndao, Sumba Timur, Sumba Tengah, Ngada, Manggarai dan Manggarai Timur sebanyak 280 strow,” katanya lagi.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa pada tahun 2021 telah lahir anak sapi persilangan Wagyu dengan sapi lokal sebanyak 34 ekor yang tersebar di Instalasi Lili 2 ekor (Wagyu x Sapi Bali), Kabupaten Kupang 12 ekor dan TTS 20 ekor (wagyu Simental).
Di bidang infrastruktur, lanjut Wagub, Pemerintah Provinsi berkomitmen untuk memenuhi ketersediaan infrastruktur jalan, jembatan dan pengairan di NTT, khususnya pada daerah-daerah yang menjadi sentra produksi pertanian, peternakan, perikanan dan pariwisata.
Prinsip utama dari penyediaan infrastruktur adalah pembangunan yang menyeluruh, tuntas dan tidak boleh setengah-setengah.
Baca Juga: Unik, Penyelam Kibarkan Bendera di Bawah Laut Teluk Kulisusu Sambut HUT RI ke-76
Baca Juga: Mahasiswa NTT Meninggal dalam Posisi Duduk, Begini Kronologinya
Dari total panjang jalan provinsi 2.650 km, kondisi jalan yang belum mantap (rusak berat dan rusak ringan) pada tahun 2019 sepanjang 906,12 km dan pada tahun 2020 dikerjakan sepanjang 365,03 km dan pada tahun 2021 ini akan dikerjakan sepanjang 585,38 km dengan skema penganggaran yaitu pinjaman SMI, pinjaman Bank NTT, Pemberian Hibah Jalan Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus.
Pemerintah juga menitikberatkan penyediaan jaringan air minum dan rehabilitasi daerah irigasi di beberapa daerah.
Pada kesempatan tersebut, Wagub juga menegaskan beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pemerintah kabupaten/kota, yakni selalu bersinergi dengan pemerintah pusat dan provinsi, menjaga stabilitas, ketentraman dan ketertiban di daerahnya masing-masing dengan meningkatkan koordinasi dengan Forkopimda.
Selain itu ia meminta agar pemerintah tidak boleh berpikir spasial tapi harus membangun kerjasama antar daerah dalam satu kawasan serta kepala daerah harus punya jiwa enterpreneuship.
Pada akhir pidatonya, Wagub memberikan apresiasi kepada semua pihak yang telah membuat NTT menjadi sukses dalam bidang-bidang yang telah dikerjakan.
“Secara khusus kami menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang tulus kepada para medis, tenaga kesehatan dan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di provinsi dan 22 kabupaten/kota yang telah berjuang di garda terdepan dalam menangani COVID-19 di daerah ini,” pungkasnya. (C)
Reporter: Berto Davids
Editor: Haerani Hambali