Jangan Salah Tafsirkan Penambahan Kata "Ku" pada Laworo Ibu kota Muna Barat

Sunaryo, telisik indonesia
Selasa, 21 Juni 2022
0 dilihat
Jangan Salah Tafsirkan Penambahan  Kata
Pj Bupati Muna Barat, Bahri mewacanakan penamaan Laworoku di pemerintahan Bumi Praja. Foto: Ist

" Pj Bupati Muna Barat, Bahri mulai mewacanakan penambahan kata 'Ku' pada Laworo, ibu kota Kabupaten Muna Barat "

MUNA BARAT, TELISIK.ID - Pj Bupati Muna Barat, Bahri mulai mewacanakan penambahan kata 'Ku' pada Laworo, ibu kota Kabupaten Muna Barat.

Direktur Perencanaan Keuangan Daerah Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri) bukan inginnya mengganti nama ibu kota menjadi Laworoku. Namun, menyematkan istilah itu di depan pintu gerbang sarana dan infrastruktur layanan pemerintahan menjadi selamat datang di Bumi Praja Laworoku.

"Jangan salah tafsirkan. Pak Pj bupati paham aturan, tidak mungkin ingin merubah nama ibu kota yang sudah tertuang dalam lembaran negara," kata Muhamad Fajar Fariki, Kabag Protokoler dan Komunikasi Pimpinan Pemkab Muna Barat, Selasa (21/6/2022).

Penyematan  kata 'Ku' pada Laworo, tidak serta merta akan dilakukan. Pj bupati tentunya akan meminta persetujuan dari DPRD dan tokoh masyarakat di tiga wilayah besar yang mencakup Lawa Raya, Tiworo Raya dan Kusambi Raya.

"Penambahan kata 'Ku' akan ditempuh pak Pj bupati sesuai prosedur," ujarnya.

Menurut mantan alumni Diklat Intelijen pada Badan Intelijen Strategis( BAIS) Mabes TNI Cilendek Bogor 2014 itu, rencana penambahan kata pada nama ibu kota, secara etimologi adalah ingin membangun suatu semangat dan energi guna menyokong  konstruksi rumah besar bernama Muna Barat sebagai miniatur Indonesia dengan segala keberagaman.

Baca Juga: Warga Perjuangkan Pemekaran Desa Beropa, Pisahkan Diri dari Kelurahan Sikeli Kabaena Barat

"Penamaan Laworoku dikhususkan untuk di perkantoran Bumi Praja sehingga kesannya menjadi milik semua masyarakat di tiga wilayah besar (Lawa, Tiworo dan Kusambi)," ungkapnya.

Disamping itu pula, penamaan Laworoku secara subtansi memberi gambaran bahwa Muna Barat dihuni oleh berbagai suku bangsa dan agama (masyarakat majemuk), sehingga istilah sebagai miniatur Indonesia tidak berlebihan.

"Pak Pj bupati sebagai putra daerah memahami dengan sempurna kondisi ini. Ibarat pemain bola, Pj bupati tahu saat kapan defensif (bertahan) dan saat kapan harus bergerak secara ofensif (menyerang)," terangnya.

Baca Juga: Pemkab Muna Barat Ganti Rugi Lahan Warga yang Masuk di Area Perkantoran Laworoku

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Muna Barat, Uking Djassa mengaku, tidak ada yang harus dibesar-besarkan terkait penambahan nama Laworoku. Toh, itu baru sebatas wacana dari Pj Bupati, Bahri. Lagian pula, sebagai Pj bupati sebagai pejabat di Kemendagri, pasti memahami aturan.

"Tidak mungkinlah pak Bahri mau mengusulkan perubahan pergantian nama ibu kota yang sudah tertuang pada UU Nomor 14 tahun 2014 tentang pembentukan DOB. Ini hanya salah ditafsirkan. Bisa jadi, kata Laworoku itu untuk disematkan pada pemerintahan. Saya pikir itu sah-sah saja," tukasnya. (B)

Penulis: Sunaryo

Editor: Musdar

Artikel Terkait
Baca Juga