Kebiasaan Unik Masyarakat Wakatobi Menyuluh Ikan Malam Hari

Boy Candra Ferniawan, telisik indonesia
Minggu, 30 Mei 2021
0 dilihat
Kebiasaan Unik Masyarakat Wakatobi Menyuluh Ikan Malam Hari
Masyarakat Wakatobi yang sedang menyuluh ikan malam hari. Foto: Ist.

" Masyarakat tempo dulu percaya waktu paling tepat untuk mendapatkan ikan adalah pada saat malam hari "

WAKATOBI, TELISIK. ID - Wakatobi terkenal akan tempat wisata yang eksotis, juga menawan. Namun dibalik keindahan bawah lautnya, masyarakat pesisir kepulauan ini memiliki segudang tradisi dan budaya.

Di wilayah Kabupaten ini, kebiasaan yang menarik untuk diketahui yakni salah satunya kebiasaan masyarakat Wakatobi yang hobi menyuluh ikan malam hari.

Jika para pemancing dan pelaut memilih waktu terang hari, maka berbeda dengan masyarakat penakluk lautan ini. Tidak segan–segan masyarakat wilayah ini akan turun menyuluh ikan di laut berkelompok bahkan seorang diri.  

Kebiasaan ini memang sudah ada sejak jaman dahulu. Masyarakat tempo dulu percaya waktu paling tepat untuk mendapatkan ikan adalah pada saat malam hari.

Baca Juga: Polres Kendari Turunkan 220 Personil Gabungan Amankan Musda KNPI Sultra

Untuk cara menyuluh ikan sendiri  masyarakat masih memanfaatkan lampu strongke dengan bahan bakar miyak tanah. Namun, karena perkembangan jaman, akhirnya masyarakat setempat beralih menggunakan senter cas.

Hal yang uniknya lagi adalah ketika mereka akan pergi menyuluh, masyarakat akan melihat putaran bulan untuk memastikan tingkat kesurutan air laut.

Kebiasaan tersebut sudah dilakukan orang-orang tempo dulu, dengan memanfaatkan penanggalan bulan untuk melihat musim angin.

“Biasanya masyarakat setempat akan melihat putaran bulan. Dengan hal itu, masyarakat akan melihat musim ikan bila angin Timur dan bila musim Barat adalah musim Koropunda (Gurita). Hal ini juga memudahkan masyarakat nantinya untuk mendapatkan ikan yang banyak jika melihat pasang surutnya air laut," ungkap Murjito, warga Tomia, Kabupaten Wakatobi, yang gemar menyuluh ikan malam hari.

Dari penelusuran Telisik.id, sebutan untuk kebiasaan ini berbeda-beda di setiap wilayah yang berada di Wakatobi. Jika di Tomia dan Kaledupa menyebutnya Hesurabi, maka lain halnya dengan masyarakat Binongko. Mereka menyebutnya dengan Hekente.

Baca Juga: Gubernur Ali Mazi Serahkan Pelaksaan Musda KNPI Sultra ke Panitia

Sedangkan bagi masyarakat Wangi-Wangi, khusunya bagian Liya akan menyebutnya dengan Tunga.

Alat tangkap untuk menyuluh ikan malam hari oleh masyarakat Wakatobi  terdiri dari tombak ikan, alat tajam berupa parang sera ember kecil untuk menyimpan hasil tangkapan.

Untuk jenis hasil tangakapan sendiri  terdiri dari ikan batu,.kepiting-kepiting kecil, bulu babi serta teripang.

Biasanya, ketika selesai meyuluh ikan, masyarakat akan segera memasaknya dan menyantapnya malam itu juga. Saat memasak hasil tangkapan itu, mereka menggunakan daun ollo agar memiliki cita rasa asam dan gurih. (B)

Reporter: Boy Candra Ferniawan

Editor: Fitrah Nugraha

TAG:
Baca Juga