Kisah Pahit Siswi SMA di NTT Diperkosa hingga Hamil 3 Bulan

Berto Davids, telisik indonesia
Minggu, 26 September 2021
0 dilihat
Kisah Pahit Siswi SMA di NTT Diperkosa hingga Hamil 3 Bulan
Ilustrasi aksi pemerkosaan. Foto: Repro sriwijayamedia.com

" Kapolres TTS, AKBP. Andre Librian melalui keterangannya mengatakan, korban dicabuli sejak Juni lalu secara berulang kali. Saat ini korban hamil dengan usia kandungan 3 bulan "

TIMOR TENGAH SELATAN, TELISIK.ID - Sungguh pahit kisah hidup IAN (16), seorang siswi SMA di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Ia menjadi korban pencabulan temannya sendiri berinisial WB (16), warga RT 017/RW 005, Desa Basmuti, Kecamatan Kuanfatu, Kabupaten TTS.

Kapolres TTS, AKBP. Andre Librian melalui keterangannya mengatakan, korban dicabuli sejak Juni lalu secara berulang kali. Saat ini korban hamil dengan usia kandungan 3 bulan.

Persetubuhan terhadap anak di bawah umur sudah dilaporkan ke Polres TTS sesuai laporan polisi nomor LP/B /183/VII/2021/SPKT Polres TTS Polda NTT, tanggal 29 Juli 2021.

"Korban mengaku pertama kali dicabuli dan disetubuhi secara paksa di rumahnya pada akhir Juni 2021 lalu sekitar pukul 23.30 Wita," ujar Andre, Minggu (26/09/2021)

Awalnya orang tua korban sedang ke desa tetangga untuk melayat kerabat yang meninggal, sehingga hanya ada korban seorang diri.

Karena korban sendiri di rumahnya maka kakak pelaku mengajak korban menginap di rumahnya. Korban pun menginap di rumah kakak pelaku.

Korban, pelaku dan IB serta seorang adik pelaku masih sempat menonton acara televisi.

Namun, kakak pelaku pamit menidurkan anaknya sehingga hanya ada pelaku, korban, dan adik pelaku yang masih menonton.

Kemudian datang 3 orang teman pelaku bersama-sama menonton televisi bersama.

Sekitar pukul 23.00 Wita, lanjut Andre, tiga orang teman pelaku pulang dan pelaku pun mematikan meteran listrik di rumah kakaknya itu.

Pelaku lalu mengajak korban keluar kedepan rumah kakaknya.

Pelaku kembali menghidupkan meteran listrik tersebut.

Setelah itu, pelaku mengajak korban untuk bersetubuh, namun korban menolak karena korban takut.

Akan tetapi pelaku terus membujuk korban dan berjanji akan bertanggung jawab apabila korban hamil.

Karena korban terus menolak ajakan pelaku, pelaku langsung mematikan gardu listrik yang berada di depan rumah milik kakak pelaku.

Saat itu, kata Andre, korban pun marah dan pulang ke rumahnya yang berjarak kurang lebih 20 meter di depan rumah kakak pelaku.

Melihat korban pulang, pelaku langsung menghidupkan gardu listrik dan pergi mengikuti korban ke rumah korban.

Pelaku langsung masuk ke dalam rumah korban dan menutup pintu serta menguncinya dari dalam.

Kemudian pelaku langsung memeluk tubuh korban dan korban berusaha melepaskan tangan pelaku namun korban tidak kuat.

Pelaku menarik korban ke dalam kamar dan langsung membuka paksa pakaian korban dan pelaku mendorong korban hingga korban terjatuh di atas tempat tidur dan langsung menyetubuhi korban.

Saat pelaku sementara menyetubuhi korban, tiba-tiba orang tua korban pulang dari melayat di Desa Bena.

Mendengar orang tua korban pulang, pelaku langsung berhenti menyetubuhi korban dan pelaku melarikan diri.

"Pada saat pelaku keluar dari rumah, ayah korban sempat melihat pelaku dan mengejar namun tidak berhasil menangkap pelaku," terang Andre.

Selanjutnya orang tua korban menanyakan kepada korban dan korban memberitahu bahwa korban telah disetubuhi oleh pelaku WB.

Orang tua korban memanggil orang tua pelaku untuk memberitahu kejadian tersebut.

Esok harinya, sambung Andre, orang tua pelaku bersama beberapa orang keluarga pelaku datang ke rumah korban dan membicarakan masalah tersebut.

Orang tua korban tidak mau memperpanjang masalah tersebut, namun memberi syarat agar korban jangan diganggu sampai selesai sekolah dan sudah dewasa baru urusan selanjutnya tentang kawin-mawin dibicarakan kembali.

Pada tanggal 5 Juli 2021, korban pergi ke rumah pelaku tanpa memberitahu orang tuanya.

Korban nekad tinggal di rumah pelaku karena korban takut pelaku tidak bertanggung jawab.

Selain itu, korban juga merasa malu dengan teman-temannya yang telah mengetahui kejadian tersebut.

Saat korban berada di rumah pelaku dari tanggal 5 - 29 Juli 2021, pelaku atau orang tua pelaku tidak pernah memberitahu keberadaan korban di rumah mereka.

Baca Juga: Miris, Satu Pelaku Pemerkosaan di Muna Berstatus Pelajar SD

Baca Juga: Ditangkap, Pelaku Pembakar Mimbar Ngaku Sakit Hati Dilarang Tidur di Masjid Raya Makassar

Saat korban berada di rumah pelaku dari tanggal 5 Juli hinggs 29 Juli 2021, pelaku menyetubuhi korban berulang-ulang kali sampai terakhir kali pelaku menyetubuhi korban pada tanggal 28 Juli 2021 sekitar pukul 20.00 Wita di rumah pelaku.

"Dari kejadian persetubuhan tersebut korban saat ini telah hamil 3 bulan," ungkap Andre.

Beberapa waktu lalu, orang tua korban menjemput korban di rumah pelaku dan orangtua korban langsung membawa korban datang ke SPKT Polres TTS untuk melaporkan kejadian tersebut guna ditindaklanjuti sesuai dengan hukum yang berlaku.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres TTS, Iptu Mahdi Ibrahim mengaku, pasca menerima laporan pihaknya membawa korban ke rumah sakit guna melakukan visum et repertum (VER).

"Kita melakukan penyelidikan, mengirim SP2HP, melakukan interogasi terhadap korban dan saksi-saksi serta melakukan gelar perkara dari tingkat Lidik ke tingkat sidik," kata Mahdi.

Polisi juga melakukan interogasi terhadap calon tersangka sebagai saksi serta melakukan gelar perkara penetapkan tersangka.

Polisi selanjutnya melakukan penangkapan dan penahanan terhadap tersangka dan ditahan dalam sel Polres TTS.

"Polisi menjerat tersangka dengan pasal 81 ayat 1 undang-undang RI nomor 17 tahun 2016 tentang penetapan peraturan pemerintah pengganti Undang-undang nomor 1 tahun 2016 tentang perubahan atas Undang-Undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak," jelas Mahdi. (B)

Reporter: Berto Davids

Editor: Fitrah Nugraha

Baca Juga