Nyamuk Aedes Aegypti Menyerang, Kasus DBD di Kota Kendari Meningkat

Nur Khumairah Sholeha Hasan, telisik indonesia
Selasa, 08 Maret 2022
0 dilihat
Nyamuk Aedes Aegypti Menyerang, Kasus DBD di Kota Kendari Meningkat
Dinas Kesehatan Kota Kendari. Foto: Nur Khumairah Sholeha Hasan/Telisik

" Dari data Dinas Kesehatan Kota Kendari terdapat beberapa kecamatan yang telah terpapar DBD "

KENDARI, TELISIK.ID - Sejak awal Januari hingga Maret 2022, korban yang terjangkit penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sudah mencapai 38 orang.

DBD sendiri adalah penyakit yang ditimbulkan oleh gigitan nyamuk aedes aegypti. Dari data Dinas Kesehatan Kota Kendari terdapat beberapa kecamatan yang telah terpapar DBD.

"Sudah ada beberapa kecamatan di Kota Kendari yang telah terpapar DBD," ujar Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Kendari, Samsul Bahri, Selasa (8/3/2022).

Samsul Bahri juga mengatakan, jika beberapa kecamatan yang telah terpapar antara lain, Kecamatan Kendari Barat, Wua-Wua, Puuwatu, Kadia dan Baruga.

"Terbanyak itu di Kecamatan Kendari Barat dan Wua-Wua yang masing-masing 10 kasus," ujarnya.

Baca Juga: Kasus DBD Menguak Lagi, Puskesmas Gencarkan Fogging

Samsul Bahri juga mengatakan, jika pihaknya sudah melakukan pembagian fogging anti nyamuk DBD cairan basmi serangga di seluruh puskesmas, untuk dibagikan pada masyarakat.

"Kita juga sudah bagikan di semua puskesmas yang ada di Kota Kendari, nanti minta saja ke sana, dan itu gratis," ujarnya.

Baca Juga: Awal Tahun 2022, Konawe Catat Sepuluh Kasus DBD

Sementara itu, Kepala Dinkes Kota Kendari, drg Rahminingrum, membenarkan adanya beberapa kasus DBD yang tersebar pada beberapa kecamatan di Kota Kendari.

"DBD di Kota Kendari telah mencapai 38 kasus, sudah ada beberapa titik yang dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran DBD dan sudah dilakukan fogging pada beberapa titik berdasarkan informasi dari puskesmas setempat," ujarnya.

Dia juga mengungkapkan Kota Kendari merupakan wilayah endemi DBD. Sehingga pencegehan harus terus digalakkan untuk meminimalisasi penularan. (B)

Reporter: Nur Khumairah Sholeha Hasan

Editor: Kardin

Baca Juga