Pengaruh Pertemanan, Keyakinan Mualaf Ini Tetap Kuat Terhadap Islam
Nurdian Pratiwi, telisik indonesia
Selasa, 21 Desember 2021
0 dilihat
Ketut Artiani tetap komitmen terhadap keyakinan barunya karena dukungan dari keluarga dan teman. Foto: Ist.
" Dulunya ia adalah pemeluk agama Hindu. Adapun alasan dirinya berpindah agama adalah karena mengikuti agama suaminya "
KENDARI, TELISIK.ID - Pindah keyakinan adalah keputusan yang paling sulit bagi para mualaf, karena tak hanya dipikirkan secara matang saja, namun juga harus memiliki keyakinan hati yang kuat.
Menjadi seorang mualaf adalah salah satu ujian yang berat. Apalagi bila orang tersebut tidak dapat berkomitmen terhadap keputusan yang telah dibuatnya sendiri.
Saat keyakinan seseorang tergoyahkan, maka akan begitu banyak alasan yang dapat membuatnya menyerah pada komitmen yang telah dibuatnya. Namun banyak juga alasan untuk mempertahankannya.
Seperti kisah Ketut Artiani (21), mahasiswi di salah satu universitas di Kota Kendari. Wanita yang kini memiliki nama lain yaitu Siti Aisyah, telah memeluk Islam sudah lebih dari setahun lamanya.
Aisyah bercerita bahwa dulunya ia adalah pemeluk agama Hindu. Adapun alasan dirinya berpindah agama adalah karena mengikuti agama suaminya.
“Sebenarnya saya menjadi mualaf karena pernah menikah dengan seorang pria yang beragama Islam. Tapi sayangnya sekarang kami sudah berpisah karena suatu alasan,” katanya, Minggu (19/12/2021).
“Kecewa tentu saja ada, tapi yah mau gimana lagi, mungkin kami bukan jodoh dan mau tidak mau harus menerima takdir,” sambungnya.
Aisyah juga bercerita bahwa keputusannya untuk memeluk Islam saat itu diterima baik dari kedua orang tuanya. Di mana kedua orang tuanya menerima dengan lapang dada dan mengatakan kepadanya bahwa perbedaan keyakinan bukanlah alasan seorang anak dan orang tua memutuskan hubungan keluarga.
“Saya bersyukur karena orang tua percaya kepada saya dan mengatakan bahwa mungkin inilah garis takdir saya, kalaupun di masa depan saya tidak sanggup mempertahankannya, maka itu tetap menjadi keputusan saya sendiri,” ucapnya.
Baca Juga: Sebelum Jadi Mualaf, Wanita Ini Bekali Diri dengan Hafalan Al-Qur'an
“Apalagi sekarang saya sudah pisah dengan suami,” imbuhnya.
Lebih lanjut Aisyah juga mengungkapkan bahwa perpisahannya dengan suaminya tersebut tidak menjadi alasan untuk dirinya tidak komitmen terhadap agama Islam.
Hal tersebut dikarenakan banyaknya faktor yang mendukungnya untuk tetap pada pendiriannya.
“Saya memiliki lingkungan pertemanan yang mendukung Kak. Semua teman saya adalah Muslim dan saya kuat karena itu, tahu mengenai Islam pun dari mereka,” ungkapnya.
Baca Juga: 40 Tahun Jadi Mualaf, Pria Ini Baru Mantap Belajar Agama saat Lihat Jenazah Sang Istri Dishalatkan
“Saya merasa nyaman saat bersama teman-teman saya. Saya tahu mungkin saat ini pemahaman saya belum banyak tapi saya berharap ke depannya saya harus belajar banyak lagi dan dapat mendekatkan diri lagi kepada Allah SWT,” imbuhnya.
Aisyah berharap ke depannya ia bisa mendapatkan pasangan yang dapat menuntunnya ke surga. (A)
Reporter: Nurdian Pratiwi
Editor: Haerani Hambali