Potret Masyarakat Bajo Sampela Hingga Sosok Aquamen di Wakatobi

Boy Candra Ferniawan, telisik indonesia
Minggu, 13 Februari 2022
0 dilihat
Potret Masyarakat Bajo Sampela Hingga Sosok Aquamen di Wakatobi
Potret rumah warga di perkampungan Bajo Sampela Pulau Kaledupa Wakatobi. Foto: Boy Candra Ferniawan/Telisik

" Kabupaten Wakatobi merupakan destinasi yang patut dikunjungi ketika berada di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) "

WAKATOBI, TELISIK.ID - Kabupaten Wakatobi merupakan destinasi yang patut dikunjungi ketika berada di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

Pasalnya Kabupaten yang saat ini menyandang status sebagi kabupaten kreatif tersebut tidak saja menawarkan keindahan lautnya yang mempesona. Tapi juga mengenalkan para wisatawan atau pengunjung tentang kearifan lokal kehidupan masyarakat pesisir, salah satunya Suku Bajo yang terdapat di Pulau Kaledupa yaitu Kampung Bajo Sampela.

Kampung di atas karang ini terletak di Desa Sama Bahari Kecamatan Kaledupa, Kabupaten Wakatobi. Bagi wisatawan, Bajo Sampela menjadi pilihan tepat ketika pertama kali menginjakan kaki di Pulau Kaledupa.

Tidak jauh dari pelabuhan Ambeua Kaledupa, sahabat traveler dapat mengunakan kendaraaan motor sekitar 5 menit untuk menuju pelabuhan penyintas tempat perahu-perahu nelayan yang akan mangantarkan para pengunjung sampai ke kampung Bajo Sampela.

Membutuhkan waktu sekitar 8 menit, ketika di perjalanan para pengunjung akan dimanjakan dengan indahnya laut biru dan pesona pulau Hoga sejauh mata memandang. Ketika tiba di perkampungan tersebut, tampak sebagian masyarakat sedang beraktivitas di beranda rumah.

“Masyarakat di sini masih menjaga kearifan lokal dan masih terlihat alami, Masyarakat yang notabene sebagai nelayan akan memperbaiki jaring-jaring miliknya. Serta para anak-anak yang bersuka ria memancing dan berenang di seputaran rumah,” ungkap Rama selaku Guide.

Melalui papan-papan kecil yang dibangun masyarakat, terlihat semangat gotong royong yang masih terjaga pada masyarakat Bajo Sampela. Terlihat beberapa masyarakat masih membantu tetanganya membangun rumah. Tidak hanya itu saja, tercium juga aroma ikan kering dan rumput laut dari sebagian rumah warga di perkampungan Bajo ini.

Masyarakat di sini membangun rumah dari papan-papan kayu, berbentuk rumah panggung, berdiri di tengah laut, berdinding kombinasi kayu dan anyaman bambu serta atap terbuat dari daun rumbia, tidak luas namun nyaman ditinggali.

"Hal yang menjadi kendala saat ini bagi warga adalah sumber mata air, sehingga setiap harinya warga di sini akan mengambil air di daratan,” katanya lagi.

Menariknya, warga Bajo Sampela turut andil dalam melestarikan alam pesisir, tampak di bawah rumah beberapa warga bibit pohon mangrove yang tumbuh dirawat oleh beberapa keluarga.

Baca Juga: Wabup Muna Sarankan Handphone Diisi Ayat-ayat Suci Alquran

“Nantinya bibit atau tunas-tunas ini akan dibawa kedaratan untuk ditanam, sebagian masyarakat di sini memang tergabung dalam beberapa komunitas pemerhati lingkungan,” tambahnya.

Laut bagi Warga Bajo Sampela merupakan nafas yang tidak terpisahkan, tidak ada yang dilakukan tanpa peran laut bagi masayarakat di sini.

Dengan cara menyelam, mereka akan  berburu berbagai jenis ikan, gurita, cumi-cumi dan aneka jenis hewan laut lainnya. Warga suku tak pernah pergi ke daratan jika bukan untuk keperluan penting.

Berkunjung ke Bajo Sampela tak luput rasanya bila tak mengenal akan sosok yang digambarkan sebagai Aquamen dunia nyata bernama La Uda.

La uda merupakan warga Bajo Sampela yang dikenal akan sosoknya yang mampu bertahan lama di kedalaman air laut. Lelaki yang berumur 41 tahun ini telah menyandang status sebagai pemegang Rekor Menyelam Bebas Dunia yang menyelam hinggga ke dalaman 35 meter tanpa alat bantu renang hingga 4 menit lamanya.

Baca Juga: Pedagang di Wakatobi Dilema Turunkan Harga Minyak Goreng, Ini sebabnya

Atas keahliannya bertahan lama dan berjalan di bawah laut tersebut La Uda bahkan diundang hingga ke German.

“Dari kecil mulai belajar berenang. Ada beberapa teknik ketika akan melakukan pernapasan di bawah laut, dahulu masih muda sekitar 20 tahun masih mampu berada di kedalaman laut hinga waktu lama. Namun sekarang karena faktor usia sehingga hanya mampu beberapa menit saja,” ungkap La Uda saat ditemui, Minggu (13/2/2022). (B)

Reproter: Boy Candra Ferniawan

Editor: Kardin

Baca Juga