Profil Ray Dalio: Konglomerat Global Dipuji-puji Prabowo Disebut Batal jadi Penasihat Danantara
Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Jumat, 30 Mei 2025
0 dilihat
Ray Dalio (kiri) dipuji Prabowo (kanan), namun disebut batal jadi penasihat Danantara. Foto: Repro BPMI Satpres RI.
" Keterlibatannya sebelumnya disebut-sebut sebagai bentuk kepercayaan investor asing terhadap program strategis nasional Prabowo. "

JAKARTA, TELISIK.ID - Ray Dalio, konglomerat global asal Amerika Serikat yang pernah dipuji oleh Presiden Prabowo Subianto, tengah menjadi sorotan karena dikabarkan batal menjadi penasihat di Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau BPI Danantara.
Padahal, keterlibatannya sebelumnya disebut-sebut sebagai bentuk kepercayaan investor asing terhadap program strategis nasional Prabowo.
Danantara Bantah Isu Mundurnya Ray Dalio
Kabar tentang batalnya Ray Dalio bergabung dengan Danantara mencuat setelah laporan Bloomberg menyebutkan namanya tak lagi tercantum dalam jajaran penasihat lembaga tersebut.
Dalam presentasi internal yang dipaparkan kepada sejumlah investor di Jakarta pada Mei lalu, nama Dalio tak terlihat bersama empat tokoh lainnya yang diumumkan sebagai dewan penasihat.
Empat nama yang disebutkan dalam presentasi itu adalah ekonom Jeffrey Sachs, mantan manajer dana Chapman Taylor, mantan Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra, dan mantan Kepala Credit Suisse Asia, Helman Sitohang.
Tidak tercantumnya nama Ray Dalio menimbulkan spekulasi bahwa pendiri Bridgewater Associates tersebut memutuskan mundur dari proyek besar Indonesia.
Namun demikian, CEO BPI Danantara Rosan P. Roeslani secara tegas membantah kabar tersebut. Ia menyebut bahwa komunikasi dengan Ray Dalio masih berjalan baik hingga saat ini, bahkan ia baru saja bertemu langsung dengan tim Dalio termasuk putranya, Mark Dalio.
Baca Juga: Sosok Ratu Batu Bara Tanah Air Arini Subianto, Ini Gurita Bisnis dengan Duit Rp 32 Triliun
“Saya baru minggu lalu ketemu timnya, anaknya juga, Mark Dalio. Kita pembicaraan berjalan lancar,” kata Rosan saat ditemui wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, seperti dikutip dari CNN Indonesia, Jumat (30/5/2025).
Komunikasi Masih Terjalin Erat
Menanggapi isu yang terus berkembang, Chief Investment Officer (CIO) Danantara, Pandu Sjahrir, juga memberikan pernyataan. Namun, ia tidak secara gamblang membenarkan atau membantah apakah Ray Dalio masih resmi menjadi bagian dari tim penasihat.
“Info dari mana? Kan kita sudah ngomong, kalau dia (Ray Dalio) itu, kita masih komunikasi kok kemarin, bulan lalu ketemu CEO-nya. Anaknya minggu lalu ketemu sama kita juga,” ujar Pandu.
Meskipun tidak memberikan pernyataan yang definitif, Pandu menegaskan bahwa komunikasi antara pihak Danantara dan Ray Dalio serta timnya tetap berjalan. Sementara itu, Dalio sendiri memilih untuk tidak memberikan komentar atas rumor ini.
Kiprah dan Karier Ray Dalio
Ray Dalio dikenal sebagai salah satu investor paling berpengaruh di dunia. Ia memulai ketertarikannya pada investasi sejak usia 12 tahun, ketika bekerja sebagai caddie di lapangan golf dan mendengar banyak orang dewasa membahas saham.
Dari uang hasil kerja sebagai caddie, ia membeli saham pertamanya di Northeast Airlines karena harganya yang hanya US$ 5 per lembar. Ketertarikannya pada dunia saham terus tumbuh hingga membuatnya nyaris mengabaikan pendidikan formal.
Namun ia berhasil menyelesaikan pendidikan sarjana di bidang Keuangan dari C.W. Post College pada 1971 dan meraih gelar MBA dari Harvard Business School pada 1973.
Pada 1975, ia mendirikan Bridgewater Associates dari apartemen dua kamar miliknya di New York. Awalnya ia hanya menawarkan konsultasi bagi investor institusional dan mengelola aset secara aktif di pasar komoditas serta berjangka.
Bridgewater Menjadi Raksasa Investasi
Ray Dalio mulai dikenal luas setelah menerbitkan laporan riset berjudul Bridgewater Daily Observations yang dibagikan melalui Telex kepada kliennya.
Laporan ini menarik perhatian banyak investor besar, dan pada 1985 ia menerima kepercayaan mengelola dana investasi senilai US$ 5 juta dari Bank Dunia.
Di bawah kepemimpinan Dalio, Bridgewater berkembang menjadi perusahaan manajemen dana investasi terbesar di dunia menurut majalah Fortune.
Perusahaan ini terus mengelola dana hingga mencapai angka US$ 112 miliar, dan laporan pasar Bridgewater masih menjadi rujukan banyak pembuat kebijakan global.
Pada 2017, Dalio mundur dari jabatan CEO dan beralih menjadi CIO, sebelum akhirnya pada 2020 menyerahkan jabatan CIO dan fokus sebagai pendamping Komite Investasi.
Proses transisi selesai pada September 2022, dan sejak itu ia hanya bertugas sebagai mentor dan anggota Dewan Operasional.
Kekayaan dan Pengaruh Global
Menurut laporan Forbes, Ray Dalio kini memiliki kekayaan mencapai US$ 14 miliar atau sekitar Rp 228,38 triliun. Dengan kekayaan itu, ia masuk dalam daftar orang terkaya dunia, tepatnya di peringkat ke-173.
Baca Juga: Eks Tim Mawar Letjen Djaka jadi Dirjen Bea Cukai, Hartanya Segini
Pengaruh Dalio tak hanya besar di dunia keuangan, namun juga dalam kebijakan global dan ekonomi makro. Kehadirannya di proyek Danantara dinilai dapat memperkuat kepercayaan investor asing terhadap kebijakan ekonomi pemerintahan baru Indonesia.
Karena itu, kabar batalnya keterlibatan Dalio tentu menjadi isu strategis. Terlebih lagi, Presiden Prabowo sempat menyampaikan pujian terhadap figur-figur dunia yang mendukung agenda transformasi ekonomi nasional, termasuk Ray Dalio.
Masih Ada atau Tidak di Danantara?
Walau pihak Danantara menegaskan bahwa komunikasi tetap terjalin dan nama Ray Dalio masih ada di jajaran tim, dokumen presentasi resmi dan laporan media asing justru menunjukkan sebaliknya.
Tidak adanya klarifikasi langsung dari Dalio membuat isu ini tetap bergulir dan menjadi perhatian banyak pihak.
Kepastian tentang status Ray Dalio di dalam struktur penasihat Danantara belum sepenuhnya jelas hingga kini. (C)
Penulis: Ahmad Jaelani
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS