Sambut Hari Raya Nyepi, Ribuan Umat Hindu di Konawe Gelar Melasti
Sigit Purnomo, telisik indonesia
Rabu, 13 Maret 2024
0 dilihat
Pj Bupati Konawe beserta jajaran saat menghadiri acara Melasti di Bendungan Ameroro. Foto: Ist.
" Menyambut Hari Raya Nyepi tahun baru Caka 1946 M, ribuan umat Hindu di Kabupaten Konawe menggelar upacara Melasti di Sungai Konaweeha "
KONAWE, TELISIK.ID – Menyambut Hari Raya Nyepi tahun baru Caka 1946 M, ribuan umat Hindu di Kabupaten Konawe menggelar upacara Melasti di Sungai Konaweeha Bendung Wawotobi, Desa Anggopiu, Kecamatan Uepai, Kabupaten Konawe, Jumat (8/3/2024).
Dalam kegiatan Melasti ini diawali dengan penampilan tarian sakral yakni Tari Rejang Renteng yang dipersembahkan oleh 500 ibu-ibu rumah tangga.
Tari Rejang Renteng adalah sebuah tarian kesenian rakyat Bali yang ditampilkan secara khusus oleh perempuan dan untuk perempuan. Gerak-gerik tari ini sangat sederhana namun progresif dan lincah.
Salah satu penari Rejang Renteng dan juga sebagai ibu rumah tangga, Heny menjelaskan, penari rejang renteng tidak boleh sembarang usia dan kalangan karena tarian Rejang Renteng merupakan tarian sakral asal Bali.
Melansir dari Wisatadewata.com pelaksanaan upacara Melasti dilakukan tiga hari (tilem kesanga) sebelum Hari Raya Nyepi, Upacara Melasti bisa juga disebut upacara Melis atau Mekilis, dimana pada hari ini umat Hindu melakukan sembahyangan di tepi pantai dengan tujuan untuk mensucikan diri dari segala perbuatan buruk di masa lalu dan membuangnya ke laut,ini dilaksanakan sebelum merayakan Tapa Brata penyepian.
Selain melakukan sembahyang, Melasti juga adalah hari pembersihan dan penyucian aneka benda sakral milik Pura (pralingga atau pratima Ida Bhatara dan segala perlengkapannya) benda-benda tersebut diusung dan diarak mengelilingi desa, ini bertujuan menyucikan desa, selanjutnya menuju samudera, laut, danau, sungai atau mata air lainnya yang dianggap suci.
Kegiatan Melasti ini dihadiri langsung oleh Pj Bupati Konawe Harmin Ramba, didampingi Ketua DPRD Konawe Ardin, Ketua PHDI Provinsi Sultra I Nyoman Sudiana, pimpinan OPD Konawe, Kemenag Konawe dan ribuan umat Hindu di Konawe.
Ketua PHDI Provinsi Sultra I Nyoman Sudiana menjelaskan makna dari upacara Melasti adalah suatu proses pembersihan diri manusia, alam dan benda-benda yang dianggap sakral untuk dapat suci kembali dengan melakukan sembahyang dan permohonan kepada Hyang Widhi (Tuhan Yang Maha Esa) lewat perantara air kehidupan (laut, danau, sungai ) dengan jalan dihayutkan agar segala kotoran tersebut hilang dan suci kembali.
"Upacara ini juga bertujuan memohon kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa agar Umat Hindu diberi kekuatan dalam melaksanakan rangkaian Hari Raya Nyepi," ungkapnya.
Ia menambahkan, pelaksanaan ritual dan seluruh perlengkapan (pralingga atau pratima Ida Bhatara benda-benda yang suci dan dianggap sakral) harus sudah kembali berada di Bale Agung selambat-lambatnya menjelang sore.
Sementara itu Pj Bupati Konawe, Harmin Ramba menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh umat Hindu yang ada di Kabupaten Konawe yang telah berkontribusi menjaga keberagaman dan keutuhan negara Kesatuan republik Indonesia (NKRI).
Harmin Ramba berpesan agar warga Bali atau umat Hindu yang ada di Kabupaten Konawe tidak lagi merasa diri sebagai minoritas di Kabupaten Konawe, karena dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung.
"Harapan saya umat Hindu di Kabupaten Konawe, tidak lagi merasa sebagai orang Bali tetapi sudah menjadi orang Konawe," ujar Harmin Ramba.
Pj Bupati Konawe ini juga berjanji untuk berkomitmen mendukung dan melestarikan keberagaman budaya yang ada di Kabupaten Konawe.
"Momentum Melasti bagi umat Hindu dan Ramadan bagi umat Muslim semoga memberikan hikmah bagi kita semua untuk terus merawat keberagaman dan kebhinekaan di daerah kita," pungkas Harmin Ramba. (A-Adv)