Sejarah Ketupat: Makna dan Hubungan Penyebaran Islam di Nusantara

Fitrah Nugraha, telisik indonesia
Kamis, 11 April 2024
0 dilihat
Sejarah Ketupat: Makna dan Hubungan Penyebaran Islam di Nusantara
Ketupat menjadi menu favorit yang disajikan saat Lebaran. Foto: Repro Ist/google.com

" Ketupat yang menjadi salah satu menu favorit yang selalu disajikan dalam merayakan Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran, ternyata memiliki makna mendalam bagi penyebaran agama Islam di Indonesia "

KENDARI, TELISIK.ID - Ketupat yang menjadi salah satu menu favorit yang selalu disajikan dalam merayakan Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran, ternyata memiliki makna mendalam bagi penyebaran agama Islam di Indonesia.

Ketupat pada umumnya merupakan jenis makanan yang dibuat dari beras yang dimasukkan ke dalam janur (anyaman daun kelapa).

Biasanya ketupat ini bisa berbentuk kantong, prisma, lonjong dan lain sebagainya kemudian dimasak.

Menurut H.J de Graaf dalam Malay Annal yang dikutip Historia, melansir dari nu.or.id, ketupat merupakan simbol perayaan hari raya Islam pada masa pemerintahan Kerajaan Demak yang dipimpin Raden Patah pada abad ke-15.

Baca Juga: Cerita Penjual Siomai Keliling, Omzet Menurun Selama Ramadan

Bungkus ketupat yang terbuat dari janur untuk menunjukkan identitas masyarakat pesisir yang banyak ditumbuhi pohon kelapa atau nyiur.

Masyarakat pesisir yang identik dengan makanan khas yang terbungkus dengan janur tersebut lalu mendorong Sunan Kalijaga menggunakan ketupat sebagai media dakwah untuk menyebarkan Islam.

Ketupat semakin popular di kalangan umat Islam sendiri ketika Sunan Kalijaga menggunakan ketupat sebagai simbol lebaran ketupat. Perayaan yang dilakukan pada 8 Syawal atau seminggu setelah Idul Fitri dan setelah enam hari berpuasa syawal.

Tradisi dengan menyajikan ketupat lalu berlanjut pada masa kerajaan Islam, yaitu pada masa Kerajaan Demak dan Mataram Islam.

Pemandangan tersebut terlihat ketika masyarakat Keraton di Yogyakarta, Surakarta, dan Cirebon melakukan upacara selametan yang disebut sekaten atau grebeg mulud yang dibarengi dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Ketupat menjadi bagian dari sajian penting dalam upacara tersebut.

Tradisi menyajikan ketupat hingga saat ini juga dilakukan oleh masyarakat di berbagai daerah lainnya di Indonesia, khususnya saat merayakan Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran.

Adapun arti kupat, dikutip dari cnbcindonesia.com, juga dapat dimaknai sebagai "laku papat" yang menjadi simbol dari empat segi dari ketupat. Laku papat merupakan empat tindakan yang terdiri dari Lebaran, Luberan, Leburan, Laburan. Maksud dari empat tindakan tersebut antara lain:

1. Lebaran yaitu tindakan yang telah selesai, diambil dari kata lebar. Maknanya selesai dalam menjalani ibadah puasa.

Baca Juga: Mistik: Koma 7 Bulan, Wanita di Buton Utara Akhirnya Terbebas dari Belenggu Santet

2. Luberan atau meluber, yaitu menyimbolkan agar melakukan sedekah dengan ikhlas layaknya air yang berlimpah hingga meluber dari wadahnya. Maka, tradisi membagikan berbagi atau bersedekah di hari raya Idul Fitri menjadi kebiasaan umat Islam di Indonesia.

3. Leburan yakni memiliki makna lebur sebagaimana dalam bahasa Indonesia. Lebur saat Idul Fitri ditandai dengan meleburnya dosa dengan cara saling bermaaf-maafan atau bersilaturahmi.

4. Laburan berasal dari kata kabur yang artinya kapur putih. Maknanya yakni hati seseorang dapat kembali menjadi putih dan suci setelah melakukan ibadah selama bulan puasa Ramadhan.

Nah, itulah penjelasan tentang makna ketupat yang menjadi menu favorit masyarakat Indonesia saat merayakan Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran. Semoga bermanfaat. (C)

Penulis: Fitrah Nugraha

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baca Juga