Sekapal dengan Pasien COVID-19 yang Kabur, Penumpang dan ABK Dikarantina
La Ode Arjuno Emang Sah, telisik indonesia
Minggu, 05 Juli 2020
0 dilihat
Tim Gugus Tugas COVID-19 Kabupaten Wakatobi saat menjeput pasien asal Kota Baubau. Foto: Ist.
" Setelah keluar hasil swabnya, pasien yang waktu itu menginap di Penginapan Tomia, dihubungi oleh Tim Gugus Kota Baubau bahwa akan dijemput dan dikarantina di rumah sehat, tapi pasien menolak karena lebih memilih isolasi mandiri di rumah kontrakan. "
WAKATOBI, TELISIK.ID - Puluhan penumpang kapal feri rute Kamaru-Wanci, terpaksa harus menjalani karantina akibat salah seorang penumpang kapal, merupakan pasien positif COVID-19 yang kabur dari petugas medis Rumah Sakit Palagimata Kota Baubau pada Sabtu kemarin.
"Penumpang kapal feri 74 orang ditambah ABK 15 orang, sehingga total 89 orang semua dikarantina," ungkap Juru Bicara (Jubir) Tim Gugur Kabupaten Wakatobi, Muliaddin saat dikonfirmasi melalui telepon seluler, Minggu (5/7/2020).
Lanjutnya, hal itu dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19.
Penumpang dikarantina di SDN 1 Pongo, sedangkan ABK dan pasien di RSUD Wakatobi.
Lebih lanjut Muliaddin menjelaskan, berdasarkan informasi dari Tim Gugus Kota Baubau, bahwa pasien tidak kabur dari Rumah Sakit Palagimata.
Baca juga: Begini Kronologi Mahasiswa Kedokteran UHO Positif COVID-19
Pasien tersebut adalah rujukan dari Puskesmas di Pulau Tomia ke RS Siloam Baubau dan sebelum dilakukan tindakan, pasien dirapid dan hasilnya reaktif, lalu diswab di RS Palagimata.
"Setelah keluar hasil swabnya, pasien yang waktu itu menginap di Penginapan Tomia, dihubungi oleh Tim Gugus Kota Baubau bahwa akan dijemput dan dikarantina di rumah sehat, tapi pasien menolak karena lebih memilih isolasi mandiri di rumah kontrakan," jelasnya.
Setelah 2 jam kemudian, Tim Gugus mendatangi pasien di Penginapan Tomia, ternyata pasien sudah kabur selama 2 hari dan dihubungi melalui telepon, pasien ini selalu bohongi petugas tentang keberadaannya. Sampai akhirnya pasien ganti nomor dan hari ini pasien pulang kampung ke Wakatobi.
"Sempat kejar-kejaran dengan Tim Gugus Kota Baubau. Pertama dia bilang berada di Sulaa (lingkungan Topa) rumah keluarga. Petugas mau susul di Sulaa, tiba-tiba HP-nya tidak aktif. Beberapa jam kemudian aktif lagi dan dia bilang dia sudah di tempat lain lagi. Jadi petugas di Baubau juga stress mencari pasien ini," pungkasnya.
Reporter: La Ode Arjuno Emang Sah
Editor: Haerani Hambali