Sekretaris Daerah Buton Utara, Muhammad Hardhy Muslim. Foto: Aris/Telisik
" Selaku pimpinan ASN, Sekda mempunyai kewajiban untuk senantiasa tidak bosan-bosan mengingatkan kepada ASN di Kabupaten Butur "
BUTON UTARA, TELISIK.ID - Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup Pemerintah Kabupten (Pemkab) Buton Utara (Butur) yang tidak disiplin akan diberi sanksi.
Sekretaris Daerah (Sekda) Butur, Muhammad Hardhy Muslim, S.H, M.Si mengatakan, dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP) Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS) bahwa ada sanksi-sanksi yang diberikan.
Beberapa macam sanksi itu yakni sanksi ringan, sanksi sedang dan sanksi berat.
"Secara umum saja kalau kita bicara sanksi ringan, dalam bentuk penundaan gaji berkala dan penundaan kenaikan pangkat," ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (19/10/2021).
Selanjutnya kata Hardhy Muslim, Kalau sanksi beratnya itu yang pertama mungkin penurunan pangkat satu tingkat, penurunan jabatan, yang terakhir pemecatan dengan tidak hormat.
Hardhy Muslim menambahkan, di awal tahun 2022 pihaknya akan membentuk tim penilai kinerja ASN.
"Nanti tim itu yang bertugas untuk memantau di masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD)," jelasnya.
Dalam pola merit sistem, kata Jenderal ASN Butur ini, ada dua hal yang perlu diberikan kepada ASN. Bagi ASN yang berprestasi, rajin dan kinerja bagus, harus diberikan reward.
"Demikian juga bagi ASN yang malas, apa semuanya, itu dikasi punishment (hukuman, red)," katanya.
Menurutnya, selaku pimpinan ASN, Sekda mempunyai kewajiban untuk senantiasa tidak bosan-bosan mengingatkan kepada ASN di Kabupaten Butur.
Pada intinya, bukan hanya sekedar mengharapkan kerajinan mereka (ASN) untuk masuk kantor, tapi bagaimana diharapkan pimpinan OPD bisa membuat suasana dalam kantornya atau dinasnya penuh kekeluargaan.
"Bisa membuat tidak ada jarak dalam hal-hal tertentu kan," imbuhnya.
Selain itu, pihaknya juga menginginkan ASN mempunyai inovasi. Kata dia, inovasi yang tidak ada dalam tugas pokok dan fungsi masing-masing ASN.
"Kreativitas itu tidak muncul kalau pimpinan tidak memancing, tidak menyiapkan ruang diskusi. Harusnya pimpinan OPD itu menyiapkan ruang diskusi kepada staf-staf yang ada," ujarnya.
Lebih lanjut, kata Hardhy Muslim, jangan semata-mata pagi masuk kantor langsung di ruangan. Dia menambahkan, dalam satu minggu, dalam satu bulan, agar cari waktu untuk rapat dengan staf dalam bentuk forum.
"Pancing mereka punya inovasi. Hal-hal apa yang pimpinan belum pikirkan. Hal-hal apa yang organisasi kita ini belum lakukan di luar konteks kita punya tugas pokok dan fungsi," katanya menambahkan.
Menurutnya, itulah yang Ia maksud inovasi, kita tidak bisa mengandalkan apa yang ada dalam tugas pokok dan fungsi kita. Harus ada loncatan-loncatan berpikir yang kita inginkan dalam ber-ASN.
Inovasi berikutnya yang pihaknya akan coba lakukan dalam rangka mendukung pelaksanaan merit sistem yang belum pernah dilihatnya di daerah yaitu penilaian kinerja pimpinan.
"Sebenarnya hal ini mungkin dianggap tabu, ini tidak. Kinerja pimpinan itu siapa yang bisa nilai, ya di dalam lingkup OPD-nya," ujarnya.
Itulah nanti yang akan menjadi tolak ukur, berhasil tidaknya pimpinan dalam memimpin suatu organisasi.
Di satu pihak, lanjutnya, pimpinan merasa bahwa dia dipantau oleh bawahannya, bukan hanya dia yang bisa menilai bawahannya, tetapi pimpinan juga harus dinilai oleh bawahannya.
"Itulah yang menjadi referensi kami, apakah dia sebagai pimpinan OPD itu berhasil atau tidak," tambahnya.
Jenderal ASN Butur ini menyebut harus saling ada ketergantungan simbiosis mutualisme antara pimpinan dan bawahan dalam suatu OPD.
Jangan hanya ketergantungan bawahan sama atasan saja, sementara atasan tidak merasa tergantung dengan bawahan.
Kata dia, keberhasilan pimpinan itu karena kerja-kerja bawahan.
Dia berharap kepada seluruh ASN lingkup Pemkab Butur disiplin dan meningkatkan kinerja.
"Kalau dua hal ini bisa dilakukan Insya Allah daerah Butur ini bisa maju," imbuhnya.
Kepada pimpinan OPD juga untuk menghargai bawahannya. Kata Hardhy Muslim, ciptakan suasana yang kondusif dalam OPD. Buatlah forum-forum diskusi. Sehingga tidak ada jarak antara pimpinan dan bawahan.
"Pimpinan selaku penanggung jawab OPD, sekaligus menjadi bapak angkat bagi bawahannya," pungkasnya. (C-Adv)