UAD Yogyakarta Buat Pistol Virus COVID-19
Affan Safani Adham, telisik indonesia
Rabu, 17 Juni 2020
0 dilihat
UAD Yogyakarta kembangkan alat disinfektan untuk membunuh kuman, bakteri atau virus berbentuk pistol genggam berbasis sinar ultra violet (UV) jenis C. Foto:Affan Safani Adham /Telisik
" Reflektor ini juga berfungsi sebagai alat pemfokus sinar ke area atau obyek yang diinginkan. "
YOGYAKARTA, TELISIK.ID - Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta telah mengembangkan alat disinfektan atau alat untuk membunuh kuman, bakteri atau virus berbentuk pistol genggam berbasis sinar ultra violet (UV) jenis C.
Pistol yang dibuat untuk melakukan pencegahan COVID-19 dibuat relatif mudah dioperasikan, cepat dan aman.
Penggunaan pistol hanya diarahkan ke area yang ingin disterilkan untuk waktu sekitar satu menit, yang relatif cepat, dan operator tidak perlu meninggalkan ruangan karena pistol ini dilengkapi dengan pelindung sinar berupa reflektor.
"Reflektor ini juga berfungsi sebagai alat pemfokus sinar ke area atau obyek yang diinginkan," terang Prof Hariyadi sebagai inventor sekaligus Kepala CIRNOV UAD Yogyakarta, Rabu (17/6/2020).
Menurutnya, uji fungsi pistol COVID-19 telah dilakukan oleh Kadislitangad di kantor CIRNOV UAD Yogyakarta.
Untuk kepentingan penanganan COVID-19, telah dilakukan uji mikrobiologi menggunakan bakteri di Laboratorium Mikrobiologi, Prodi Biologi Industri, Fakultas Sains dan Teknologi Terapan (FAST) UAD Yogyakarta.
Ketua Lab, Drs Hadi Sasongko, M.Si, menjelaskan, uji-uji yang dilakukan menggunakan bakteri E. Coli adalah uji standar yang dilakukan.
Secara prinsip, molekul bakteri lebih kuat dibanding virus sehingga tembakan pistol atau penyinaran menggunakan sinar UV ini menjadikan bakteri mati.
Baca juga: Anggota DPRD Sumut Kecam Satpol PP Kota Gunungsitoli
"Maka efek mematikan ini akan dialami juga oleh virus yang memiliki struktur molekul lebih rapuh sehingga dapat mencegah terjadinya pembiakan virus atau wabah penyakit akibat virus, termasuk COVID-19," papar Hadi Sasongko.
Uji lanjutan menggunaan virus dapat dilakukan dengan tingkat keselamatan uji yang harus ditingkatkan.
Sosialisasi penggunaan pistol COVID-19 telah dilakukan di depan Kepala Dislitbang TNI AD (Kadislitbangad), Brigjen TNI AD Mulyo Aji, MA.
"Ini sebagai langkah antisipasi terjadinya ancaman virus di obyek-obyek vital yang masuk ranah bidang pertahanan dan keamanan," terang Brigjen TNI AD Mulyo Aji, MA.
Seiring dengan perkembangan, kata Dr Muchlas, MT, Rektor UAD Yogyakarta, diperlukan senjata yang dapat menangkal serangan senjata biologi yang melibatkan virus.
"Selain itu, pistol ini juga dapat digunakan untuk keperluan disinfektan di rumah sakit, kantor, peralatan medis, ruangan fasilitas umum, dan Iain-lain," kata Muchlas, yang mendorong semua dosen untuk empati dalam bidang akademik dan peduli COVID-19 yang ancamannya sangat dahsyat.
Berbagai alat disinfektan menggunakan sinar UV banyak dijual secara bebas. Namun memiliki spesifikasi yang berbeda-beda. Pistol karya CIRNOV UAD Yogyakarta ini cukup praktis dan ringan karena beratnya hanya sekitar 0,5 kg.
Sedangkan komponen bahan pembuatan dapat diperoleh di pasar lokal. Dan pistol tersebut sudah didaftarkan HKI-nya bulan April 2020 lalu, untuk mendapatkan proteksi konfigurasi dan susunan alatnya.
Baca juga: Memanas, Korea Utara Tolak Tawaran Berunding dengan Korea Selatan
Untuk uji-uji lanjutan mikrobiologi maupun penyempurnaan desain alat terus dilakukan. "Agar pistol ini segera digunakan secara luas atau diproduksi massal," kata Hariyadi, yang saat ini menekuni fisika material, yang lebih spesifik pada nanometerial dan nanotechnology.
Nano merupakan ukuran benda sepermiliar meter (sangat kecil). Ukuran nano sama dengan ukuran virus. Untuk membuat nanotechnology ada macam-macam tekniknya. "Teknik yang saya kuasai adalah dengan polarisasi cahaya," katanya.
Nanotechnology ini, kata Hariyadi, di luar negeri sangat di apresiasi dan dikembangkan dengan baik untuk industri-industri besar yang ada di sana. "Sedangkan di Indonesia belum begitu diperhatikan," katanya.
Di luar negeri ia pernah diminta untuk menyelesaikan beberapa kasus terkait nanotechnology.
Dari pengalamannya di luar negeri, Dosen Fakultas MIPA UAD Yogyakarta ini lantas berinisiatif untuk mengembangkan di Indonesia.
Riset yang dilakukannya selalu dikomunikasikan dengan pimpinan UAD Yogyakarta. Ketika awal pandemi COVID-19, dirinya sudah melakukan riset.
"Memberikan kontribusi yang bersifat akademik dan sumbangan yang signifikan," kata Hariyadi, yang pembuktian analisis di laboratorium meliputi pengujian mikrobiologi dan uji klinis.
Baca juga: Polda Sumut Selidiki Kasus Dugaan Korupsi Dana Bansos
Prof Hariyadi sudah melakukan pengembangan dan penyempurnaan sejak 29 Februari 2020 dan 1 Maret 2020 melakukan uji tembak untuk memberi sesuatu yang berguna bagi bangsa Indonesia.
Berawal dari tanggungjawab moral dan ada beban yang berat untuk negara Indonesia melalui aspek pencegahan, penyembuhan dan deteksi virus. "Bukan banyak ngomong soal protokol kesehatan saja," tandasnya.
Pusat Riset CIRNOV (Center for Integrated Research and Innovation) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) selama ini dikenal dengan riset bidang pertahanan dan keamanan, yaitu pembuatan rudal panggul sasaran udara dan darat kaliber 70 mm.
CIRNOV memiliki kegiatan utama melakukan riset, baik level akademik maupun industri, publikasi karya ilmiah dan menghasilkan karya teknologi: hak kekayaan intelektual (HKI) dan produk.
Bidang utama riset meliputi sensors and optical technologies. Selain itu CIRNOV juga menjadi konsultan di bidang teknologi Hankam. Visinya menjadi pusat riset berkaliber dengan impak yang tinggi bagi negara Indonesia di kancah internasional.
Adapun misinya melakukan riset multi disiplin dengan hasil yang terukur, mengintegrasikan berbagai expertise untuk merealisasi target riset yang berimpak tinggi, memberikan konsultasi teknologi strategis untuk kemajuan bangsa.
Reporter: Affan Safani Adham
Editor: Haerani Hambali