Gadis Mualaf Menikah Mengikuti Kayakinan Suami

Thamrin Dalby, telisik indonesia
Jumat, 09 April 2021
0 dilihat
Gadis Mualaf Menikah Mengikuti Kayakinan Suami
Asrina bersama Armanto seusai ijab kabul di Kantor KUA Pondidaha. Foto: Thamrin Dalby/Telisik

" Yang terutama masalah agama, karena istrinya seorang mualaf yang butuh bimbingan dalam pelaksanaan salat dan mengaji. Apalagi menjelang memasuki di bulan suci Ramadan ini. Dan apapun langkah keputusan yang telah diambil oleh istrinya hari ini adalah mutlak hak dia dan tidak dipengaruhi oleh siapapun. "

KENDARI, TELISIK.ID - Pernikahan adalah peristiwa bahagia yang seharusnya turut  disaksikan oleh kedua orang tua dan seluruh keluarga.

Namun berbeda yang dialami oleh Asrina (20) warga Desa Wawolemo, Kecamatan Pondidaha, Kabupaten Konawe. Ia terpaksa melangsungkan pernikahan di Kantor KUA Kecamatan Pondidaha tanpa dihadiri oleh kedua orang tuanya.

Gadis ini telah  memperjuangkan cinta bersama kekasihnya Armanto selama tiga tahun. Bahkan ia rela meninggalkan keyakinannya yang selama ini ia anut.

Secara sederhana, dalam pernikahan yang dilaksanakan di kantor KUA Kecamatan Pondidaha itu, Asrina terlihat tertunduk sedih. Sesekali Ia mengusap air matanya di saat penghulu mempertanyakan kebulatan hatinya untuk menjadi mualaf dan melangsungkan pernikahan dengan kekasihnya Armanto.

Baca juga: Curhatan Anak Yatim Piatu yang Kurang Diperhatikan Lagi Oleh Keluarga

Pernikahan itu tidak dihadiri ayah dan ibu kandungnya yang telah melahirkan dan membesarkannya. Pernikahan tersebut hanya disaksikan oleh kakak laki-lakinya, Ondong, yang terus berada di sampingnya.

Asrina mengaku telah menyampaikan kepada kedua orang tuanya mengenai pernikahannya ini. Orang tuanya menyambut dengan bahagia rencana pernikahan anak bungsu dari enam bersaudara itu.

Namun orang tuanya langsung terdiam ketika mengetahui bahwa anak mereka akan berpindah agama. Bagai disambar petir kedua orang tuanya menentang keras. Mereka bersumpah tidak akan mengurus Asrina lagi.

"Semula kedua orang tua saya sangat senang ketika saya menyampaikan bahwa ada yang mau melamar saya. Karena saya anak bungsu. Tapi setelah saya sampaikan bahwa selain dilamar, saya juga akan hijrah atau menjadi mualaf, orang tua saya langsung terdiam dan menentang hubungan kami. Mereka mengatakan bahwa mereka tidak mau mengurus saya lagi. Dan saya merasa terbuang dari keluarga," ujarnya sambil mengusap air mata.

Baca juga: Bikin Haru, Curhatan Anak dari Keluarga Broken Home

Dengan hati yang telah bulat Ia pun mengucapkan dua kalimat syahadat dan menyerahkan perwaliannya kepada Ismail Saranani selaku penghulu di Kantor Kecamatan Pondidaha untuk menikahkan dirinya.

Akhirnya akad nikah berjalan lancar meski Armanto harus mengulang beberapa kali ijab kabulnya.

Dalam nasehat perkawinan yang disampaikan oleh Ismail Saranani selaku penghulu, kepada Armanto Ia berpesan agar bertanggung jawab penuh kepada istrinya baik secara ekonomi maupun batin.

"Yang terutama masalah agama, karena istrinya seorang mualaf yang butuh bimbingan dalam pelaksanaan salat dan mengaji. Apalagi menjelang memasuki di bulan suci Ramadan ini. Dan apapun langkah  keputusan yang telah diambil oleh istrinya hari ini adalah mutlak hak dia dan tidak dipengaruhi oleh siapapun," ungkapnya. (A)

Reporter: Thamrin Dalby

Editor: Haerani Hambali

TAG:
Baca Juga