Begini Hasil Bisnis PCR yang Seret Nama Luhut dan Erick Thohir hingga Dilapor ke KPK
Ibnu Sina Ali Hakim, telisik indonesia
Rabu, 03 November 2021
0 dilihat
Warga yang melakuman Tes PCR. Foto: Repro Ayoyogya
" PT GSI yang dikaitkan dengan Pak Erick itu tes PCR yang dilakukan sebanyak 700 ribu. Jadi bisa dikatakan hanya 2,5?ri total tes PCR yang sudah dilakukan di Indonesia, hanya 2,5% jadi 97,5 % lainnya dilakukan pihak lain "
JAKARTA, TELISIK.ID - Menteri BUMN Erick Thohir disebut-sebut terlibat dalam bisnis PCR melalui PT GSI.
Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga menyebut, Yayasan Adaro sebagai pemegang saham di PT GSI memiliki porsi kepemilikan saham sebesar 6 persen.
Arya juga menyebut, tes PCR yang dilakukan PT GSI jumlahnya 2,5 persen dari total jumlah tes yang dilakukan di Indonesia.
"PT GSI yang dikaitkan dengan Pak Erick itu tes PCR yang dilakukan sebanyak 700 ribu. Jadi bisa dikatakan hanya 2,5?ri total tes PCR yang sudah dilakukan di Indonesia, hanya 2,5% jadi 97,5 % lainnya dilakukan pihak lain," kata Arya.
Dilansir Suara.com jaringan Telisik.id jika dihitung harga tes PCR di awal yang mencapai Rp 2,5 juta per kepala. Jika tes PCR yang dilakukan GSI sebanyak 700.000 kepala, artinya GSI mendapatkan Rp 1,75 triliun dari tes PCR.
Sementara jika dihitung di harga PCR terendah saat ini yang sebesar Rp 250.000 untuk Pulau Jawa dan Bali saja, maka GSI mendapatkan Rp 175 miliar dari tes PCR.
Mantan Direktur Publikasi dan Pendidikan Publik Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Agustinus Edy Kristianto mengungkapkan sejumlah nama menteri yang diduga terafiliasi dengan bisnis tes COVID-19 baik PCR maupun Antigen.
Dalam Facebook pribadinya, Edy menyebut sejumlah nama yakni, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan; dan Menteri BUMN, Erick Thohir.
Kedua menteri ini diduga terlibat dalam pendirian perusahaan penyedia jasa tes COVID-19, PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI).
Edy menerangkan, PT GSI lahir dari PT Toba Bumi Energi dan PT Toba Sejahtra, anak PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) yang sebagian kecil sahamnya dimiliki oleh Luhut.
Selain itu, PT GSI juga dilahirkan oleh PT Yayasan Adaro Bangun Negeri yang berkaitan dengan PT Adaro Energy Tbk (ADRO), 6,18 persen sahamnya dimiliki Boy Thohir yang tak lain adalah saudara dari Erick Thohir.
Juru Bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Panjaitan, Jodi Mahardi membantah dugaan keterlibatan Luhut dalam bisnis tes polymerase chain reaction (PCR) dan sejumlah tes COVID-19 lainnya.
Menurut Jodi, PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI) yang disebut ada afiliasi dengan Luhut pun tidak pernah bekerja sama dengan BUMN dan pemerintah.
Baca Juga: Curang Saat Seleksi SKD CPNS, Siap-siap di Blacklist Seumur Hidup
Baca Juga: Pemerintah Perpendek Karantina Warga dari Luar Negeri
"(Dugaan) Itu sama sekali tidak benar," kata Jodi dilansir dari Kompas.com.
Selain itu dilansir Wakil Ketua Umum PRIMA Alif Kamal punya pandangan beda. Analisisnya justru sebaliknya.
“Kita masih menganalisis dan menyiapkan data-data untuk melaporkan dua menteri ini ke KPK dan Polri,” kata Wakil Ketua Umum PRIMA Alif Kamal dikutip dari genpi.co.
Alif menyebutkan, bahwa ada duggan Luhut dan Erick Thohir terlibat dalam penyedia tes PCR.
“Keduanya dituding terlibat mendirikan PT GSI yang menyediakan tes PCR bagi masyarakat,” tambah dia.
Karena itu, Alif berharap lembaga antirusuah memeriksa kedua anak buah Presiden Jokowi itu agar terang benderang.
“KPK harus merespon duggan tersebut dengan memanggil mereka dan mengungkap permainan harga tes PCR,” tegasnya. (C)
Reporter: Ibnu Sina Ali Hakim
Editor: Haerani Hambali