Kakek La Lifou, Penjual Jagung Rebus Keliling di Kendari: Melawan Beban demi Keluarga

Erni Yanti, telisik indonesia
Kamis, 13 Februari 2025
0 dilihat
Kakek La Lifou, Penjual Jagung Rebus Keliling di Kendari: Melawan Beban demi Keluarga
La Lifou, menjajakan jagung rebus secara berkeliling ke berbagai tempat di Kota Kendari. Foto: Erni Yanti/Telisik

" kakek asal Kendari, Sulawesi Tenggara, telah menjalani rutinitas sebagai penjual jagung rebus keliling selama bertahun-tahun "

KENDARI, TELISIK.ID – La Lifou (65), kakek asal Kendari, Sulawesi Tenggara, telah menjalani rutinitas sebagai penjual jagung rebus keliling selama bertahun-tahun.

Setiap hari, dengan penuh ketekunan, ia memulai aktivitasnya sejak pukul tiga pagi. Ia merebus jagung dengan sabar, untuk kemudian menjualnya dengan berkeliling di sekitar tempat tinggal mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari.

Setiap pagi, La Lifou memasukkan sekitar 100 biji jagung yang sudah direbus ke dalam ember besar, yang kemudian dibopong di bahunya menggunakan kayu.

Meski usianya sudah senja dan beban yang dibawa cukup berat, ia tidak mengeluhkannya. Baginya, pekerjaan yang dilakukan dengan tekun akan mendatangkan rezeki.

Pada pukul 07.00 WITA, La Lifou sudah bersiap berjalan kaki menyusuri lorong-lorong tempat tinggal mahasiswa. Walau sebagian mahasiswa pulang kampung, ia tetap setia berkeliling menawarkan jagung rebusnya.

Baca Juga: Kisah Penjual Ikan Asap di Kendari: Berjuang Demi Pendidikan Anak Usai Bercerai dari Istri

Jika dagangannya cepat laku, ia segera pulang untuk mempersiapkan jagung yang akan dijualnya esok hari. Namun, jika tidak, ia terus berkeliling hingga malam hari sekitar pukul 19.00 WITA.

Suara khasnya yang terdengar di lorong-lorong, "jagung rebus, jagung rebus," seringkali menarik perhatian para calon pembeli.

Usia tua tak menyurutkan semangat La Lifou. Dia selalu berusaha melawannya demi bisa membiayai kebutuhan hidup keluarganya. Wajahnya yang mulai tampak garis-garis keriput menggambarkan ketegaran, keikhlasan, dan kesabaran dalam menjalani rutinitas ini.

Selalu membawa payung untuk melindungi diri dari panas dan hujan, La Lifou juga menutupi jagungnya dengan kantung plastik saat hujan turun. “Yang penting kita tekuni, insya Allah ada selalu rezeki,” kata La Lifou dengan senyuman ramah.

Tidak hanya menjual di sekitar lorong mahasiswa, La Lifou juga sering menawarkan jagung rebus di depan asrama mahasiswa.

Di sela-sela berjualan, ia kerap beristirahat sejenak untuk merenggangkan pinggang sebelum melanjutkan perjalanan.

La Lifou tinggal di rumah sederhana di Wua-Wua bersama istrinya. Istri La Lifou sehari-hari menjaga kios. Anak-anaknya sudah menikah dan menjalani kehidupan mereka sendiri.

Sebelumnya La Lifou bekerja sebagai tukang bangunan. Namun, dia selalu menanamkan semangat untuk terus belajar kepada anak-anaknya.

Ia merasa bangga karena anak-anaknya berhasil mengejar pendidikan dengan keras, meski latar belakang keluarga mereka jauh dari kemewahan.

Penghasilannya tidak selalu besar, kadang hanya sekitar 100 ribu rupiah dalam sehari, tapi La Lifou tetap bersyukur.

Baca Juga: Cerita Pemulung di Kendari: Berjuang di Tengah Hiruk-Pikuk Kota

Baginya, setiap hari adalah anugerah, dan ia tetap bersemangat menjalani pekerjaan yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupannya selama bertahun-tahun.

Salah seorang pelanggan, Deby, mengungkapkan bahwa ia sering mendengar teriakan kakek La Lifou menawarkan jagung rebusnya setiap pagi dan siang.

Deby mengaku iba ketika melihat La Lifou berjalan perlahan sambil membawa dagangannya dengan beban yang tidak ringan.

Bagi Deby, La Lifou bukan sekadar penjual jagung rebus, tetapi sosok yang sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari di sekitar kampus.

“Setiap pagi dan siang, saya selalu mendengar suara kakek itu. Dia sudah begitu lama berjualan, dan kasihan melihatnya karena sudah tua juga jadi dia jalan itu pelan-pelan,” ujar Deby. (B)

Penulis: Erni Yanti

Editor: Mustaqim

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

TAG:
Baca Juga