Kendari Undercover: Cerita Mahasiswi Topang Biaya Kuliah dengan VCS ke Pria Hidung Belang
Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Senin, 10 November 2025
0 dilihat
Cerita wanita muda (nama samaran) Meri, menopang biaya kuliah melalui VCS dan kencan berbayar untuk memenuhi kebutuhan. Foto: Repro Bukamatanews
" Tak sedikit perempuan muda yang terseret dalam praktik prostitusi online untuk memenuhi kebutuhan hidup saat menempuh pendidikan "

KENDARI, TELISIK.ID — Tak sedikit perempuan muda yang terseret dalam praktik prostitusi online untuk memenuhi kebutuhan hidup saat menempuh pendidikan.
Tekanan ekonomi, kurangnya dukungan keluarga, hingga pergaulan yang mengarah pada transaksi tubuh membuat pilihan yang diambil kerap terjadi tanpa perencanaan panjang.
Meri (bukan nama sebenarnya), perempuan berusia 23 tahun, pernah menjadi salah satu mahasiswa di sebuah perguruan tinggi swasta di Sulawesi. Ia mengaku mulai terjerumus saat berada di semester tiga perkuliahannya.
Berawal dari hubungan asmara dengan pacarnya, ia mengaku pertama kali berhubungan badan di masa kuliah, hingga akhirnya hubungan tersebut kandas di tengah jalan.
Perpisahan itu menyisakan dampak psikologis sekaligus ekonomi. Meri yang hidup merantau mengaku kesulitan membiayai kuliah dan kebutuhan sehari-harinya. Orang tuanya di kampung juga tidak mampu menanggung biaya tersebut.
Baca Juga: Kendari Undercover: Cerita Wanita Kesepian Ditinggal Suami, Ngaku Pakai Alat Bantu Hubungan Intim Ketimbang Selingkuh
“Orang tua di kampung juga kesusahan, mana ada untuk biaya kuliah. Mana saya sudah dirusak sama mantan pacarku,” kata Meri saat dihubungi telisik.id melalui sambungan telepon, Jumat (7/11/2025) malam.
Menurutnya, titik awal ia masuk ke lingkaran prostitusi online terjadi ketika seorang teman memperkenalkannya pada praktik tersebut. Temannya memberi kabar bahwa ada banyak mahasiswa lain yang melakukan hal serupa untuk menyambung hidup.
“Ditawari sama teman, saya hidup di lingkaran mereka ayam kampus,” ungkapnya.
Pada tahap awal, Meri hanya berani melakukan VCS (video call sex) dan mengirim foto-foto tanpa busana kepada pria yang ia kenal lewat media sosial. Sebagai imbalan, ia mendapatkan pulsa atau uang transfer sesuai tarif yang sudah disepakati.
“Bisa topang hidup juga, kadang tidak menentu,” ujarnya singkat.
Seiring waktu, kebutuhan ekonomi yang makin menekan dan ketidakpastian pendapatan membuat Meri akhirnya membuka diri untuk menawarkan layanan kencan singkat.
Ia memanfaatkan aplikasi MiChat dan Twitter untuk berinteraksi dengan para pelanggan. Namun, Meri menyebut dirinya tetap selektif.
“Pilih-pilih juga lah kak. Tidak semua orang yang ajak, saya iyakan,” kata Meri.
Ia menyebut rata-rata pelanggan yang ia temui adalah pria muda. Ia menekankan bahwa ia menghindari risiko dengan membatasi jumlah pelanggan dalam satu malam.
“Rata-rata masih muda. Takut kalau ada apa-apa. Penting cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan bayar kos,” jelasnya.
Dalam satu malam, ia membatasi hanya dua orang pelanggan. Pertemuan dilakukan di kamar hotel dengan durasi singkat (short time). Tarif yang ia tentukan bergantung pada jenis layanan dan waktu.
Baca Juga: Kendari Undercover: Kisah Wanita Cantik Simpanan Om-om, Dijatah Belasan Juta Tiap Bulan
Meskipun begitu, Meri menyampaikan bahwa praktik ini bukan jalan yang ia rencanakan. Setelah lulus kuliah, ia mencoba keluar dari lingkaran tersebut dengan mencari pekerjaan di berbagai perusahaan.
Namun selama satu tahun mengirim lamaran, ia belum mendapatkan pekerjaan yang sesuai.
“Sudah coba kirim lamaran banyak, tapi belum ada panggilan sampai sekarang,” katanya.
Situasi tersebut membuat ia kembali sesekali mengambil pesanan demi mencukupi kebutuhan dasar.
Meri berharap suatu saat ia mendapatkan pekerjaan tetap agar dapat meninggalkan aktivitas tersebut sepenuhnya. Ia menegaskan bahwa ia tidak ingin selamanya berada dalam dunia seperti ini.
“Saya mau hidup normal kak, seperti orang lain,” tandasnya. (A)
Penulis: Ahmad Jaelani
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS